Bab XXXV. Surat dan Radio Sekolah

1.6K 249 21
                                    

Deinandara akhirnya pergi, pergi dari Pionir dan meninggalkan Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deinandara akhirnya pergi, pergi dari Pionir dan meninggalkan Indonesia. Usut punya usut, dari kabar yang terdengar di seluruh penjuru Pionir, gadis itu pergi ke Jerman, memutuskan untuk bersekolah di sana. Deinandara memutuskan pergi dari Pionir dan melaksanakan taruhan yang gadis itu lakukan dengan Athania setelah ia selesai mengurus permasalahannya. Permasalahan tentang pelaku yang menyebar berita bahwa Andara merupakan anak adopsi sudah selesai beberapa hari yang lalu, sebab akhirnya Renjana tiba-tiba mengaku bahwa ia pelakunya, entah untuk alasan apa.

Mungkin pemuda itu tiba-tiba merasa harus mengaku, sebab sepertinya Deinandara tampak tidak menyerah membuat kekacauan, mulai dari merutuki Ares setiap harinya tanpa henti, atau bahkan melontarkan tatapan sinis tiap ia bertemu dengan Athania di koridor maupun di kelas. Sejujurnya, Athania sudah tidak peduli lagi akan seluruh hal yang berhubungan dengan Deinandara ataupun Ares, benar-benar tidak peduli karena baginya mereka berdua hanya hal tidak penting yang singgah sebentar dalam hidupnya lalu pergi dengan cara paling menyakitkan. Hanya sekadar itu, tidak lebih. Jadi, kalaupun Andara memilih menjalankan taruhan konyol tersebut dan pergi, itu bukan urusan Athania, bukan juga kesalahannya. Karena sebenarnya, Deinandara berhak mendapatkan hal tersebut.

Namun, hal yang paling mengejutkan bagi gadis itu adalah fakta bahwa Deinandara meninggalkan sebuah surat di kolong meja Athania. Surat permintaan maafnya beserta dengan seribu kata-kata yang sulit untuk Athania jabarkan. Padahal, Athania sudah berpikir bahwa sampai akhir pun Deinandara tidak akan menyesali perbuatannya ataupun repot-repot meminta maaf. Entah apa yang sebenarnya Deinandara inginkan. Karena sejujurnya, bagi Athania, semua akan lebih mudah jika gadis itu tidak meminta maaf sampai akhir, karena dengan begitu Athania akan mudah untuk membencinya. Karena dengan begitu, Athania punya alasan kuat untuk membenci Deinandara meski hingga kapanpun ia tak akan bisa membenci gadis itu.

Kaili bahkan sudah heboh pada jam istirahat, datang ke kelas Athania seraya bercerita panjang lebar mengenai Deinandara yang juga mengungkapkan kata maaf pada gadis itu. Athania jadi berpikir bahwa tampaknya Deinandara memang meninggalkan banyak permintaan maafnya pada semua orang di Pionir. Setidaknya gadis itu sudah meminta maaf akan seluruh perbuatannya di masa lampau. Dan mungkin itu sudah cukup. Mungkin.

"Tha, lo tau nggak apa yang lebih mengagetkan lagi? Deinandara bahkan minta maaf sama gue juga kemarin, lewat iMessage. She's fvcking apologize to me out of nowhere. Gue ngerasa kaya mimpi pas liat pesan dia," cerocos Kaili. Gadis itu bahkan sudah berbicara panjang lebar sejak puluhan menit yang lalu, entah tentang kedatangan murid baru di kelas utas, sampai dengan kehebohan perginya Deinandara yang masih menjadi buah bibir di seluruh penjuru Pionir.

"Well, ya udahlah, bagus dong. Mungkin dia udah menyadari bahwa dirinya salah," sahut Athania tak acuh. Jujur, ia sudah tidak peduli lagi perkara Deinandara. Sosok itu sudah pergi, dan tidak ada hal yang perlu dipermasalahkan ataupun dipikirkan lagi. Gadis itu sekarang justru malah memikirkan satu sosok yang keberadaannya hilang ditelan bumi sejak pagi tadi. Siapa lagi kalau bukan, Barata Kiliian Javas.

How To Fix Everything [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang