Bab XXVII. Rahasia

1.9K 270 2
                                    

Tidak butuh genap empat detik saat Athania menginjakkan kakinya di kelas, gadis itu langsung dibombardir dengan seribu pertanyaan dari seluruh teman sekelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak butuh genap empat detik saat Athania menginjakkan kakinya di kelas, gadis itu langsung dibombardir dengan seribu pertanyaan dari seluruh teman sekelasnya. Keadaan kelas ricuh bukan main, bisik demi bisik serta lirikan penasaran mereka lontarkan terang-terangan pada Athania. Seolah gadis itu merupakan makhluk penelitian yang mengagumkan di mata teman sekelasnya. Seakan tak cukup sampai di situ, Athania yang bahkan belum sempat mendudukkan dirinya di kursi, dibuat tercengang saat mendapati dirinya dicegat begitu saja oleh segerombolan gadis tukang gosip.

"Is it right?" tanya salah satu dari mereka.

Athania berdecak pelan seraya menatap gerombolan gadis tersebut dengan malas. "Excuse me, lo ini siapa gue tanya? Sebelum mengajukan pertanyaan, liat lawan bicara lo lebih dulu. Kita akrab? Saling kenal? Nggak, kan? Lantas ... apakah sekarang gue terlihat seramah itu sampai-sampai lo berani bertanya ke gue?"

Athania menghela napas kasar saat gadis di hadapannya itu justru mendorong bahu Athania menggunakan tangannya, alih-alih menjawab pertanyaan yang diajukan. "Lo dulu sahabat Andara, kan? Is it right, tentang berita di Instagram yang bilang kalau dia anak adopsi. So, she's not a real Padantya? Hanya sebatas anak adopsi yang masa lalunya bahkan nggak jelas?"

Athania mendengus tak percaya. "Lo mencegat gue cuma buat nanya tentang Andara? For real? Then ask her, you idiot. Kenapa malah nanya gue?"

"It must be true, isn't it?"

Oh, bisakah seseorang memberi tahu gadis di hadapan Athania untuk menggunakan sedikit saja bagian dari otaknya? Karena Athania sudah mulai tak tahan, hari ini tampaknya akan benar-benar menjengkelkan. Sekelompok gadis tersebut sukses membuat pagi hari Athania berakhir berantakan.

"Kalo bener, emang kenapa? Apa hubungannya sama lo? And once again, tanya orangnya. Jangan tanya gue. Ini semua nggak ada urusannya sama gue."

Athania beranjak mendekat, lalu menggeser tubuh perempuan di hadapannya untuk menyingkir. Ia mendudukkan dirinya di bangku, kemudian menatap malas ke arah sekelompok gadis di samping bangkunya yang masih setia berdiri. "Bisa minggir 'kan? Ganggu soalnya."

Gadis yang sebelumnya mengajukan pertanyaan, kini tampak berekspresi geram, ia berjalan mendekat ke arah Athania dengan langkah cepat. Tangannya terulur seolah ingin membuat gerakan menampar, sebelum Athania lebih dulu mencekalnya. "Balik ke kursi lo. Selagi gue masih bicara baik-baik," tandas Athania dengan tajam.

Suasana entah kenapa mulai memanas, hingga Bara dan Alje yang baru saja memasuki kelas dibuat kebingungan dengan situasi yang sedang terjadi. "Ini pada kenapa?" bisik Alje pada salah satu anak laki-laki yang berdiri di dekatnya.

"Berantem, nggak tau juga tentang apa. Yang gue denger sih nyebut-nyebut nama Andara, tadi bahkan Regina hampir mau nampar Athania."

Alje mengangguk paham, dengan cepat memahami situasi. Ia berdecak kasar. Lelaki itu berdiri di depan kelas dan menepuk meja guru dengan kencang. "Ini kalian ngapain?! Nggak usah kaya anak kecil deh, dikit-dikit berantem!! Balik ke kursi kalian masing-masing! Bentar lagi pelajaran Bu Adya. Kalau nggak mau gue kasih poin, diem di tempat duduk kalian dan jangan ribut."

How To Fix Everything [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang