[Daftar Pendek Wattys 2022]
Seluruh penghuni SMA Pionir paham akan satu peraturan penting. Jika ingin hidup aman dan tenang, maka jangan pernah berani cari gara-gara dengan gadis bernama Athania Binar Bratadikara.
***
Barata Killian Javas, pemuda i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berulang kali alis Deinandara tampak berkerut seiringan dengan suara sepasang perempuan di meja seberang yang makin lama kian nyaring. Fokusnya sekarang benar-benar diinterupsi oleh suara kekehan kedua perempuan tersebut. Untuk kesekian kalinya, Andara melirik ke meja seberang, matanya menatap jengkel saat mendapati kedua perempuan itu tengah bermain catur sembari bergosip dengan suara nyaring tanpa tahu tempat.
“Denger-denger, seluruh murid SMA Pionir Darma Wijaya dibikin gempar hanya karena satu orang. Athania Binar Bratadikara? Well, gue udah terlalu sering denger nama dia seliweran di koran lokal atau majalah ternama, entah karena ia keturunan Bratadikara ataupun karena kejeniusannya,” ucap salah satu perempuan di meja samping tersebut.
Andara kontan terdiam kaku, tangannya yang sudah siap memindahkan bidak catur seketika terhenti. Gadis itu entah kenapa mulai gemetar.
“Cuma ... ya, gue masih nggak ngerti kenapa orang-orang segitu hebohnya. Sebab menurut gue, hanya karena Athania jenius dalam banyak bidang nggak lantas membuat dia sebegitu istimewanya, kan.”
“Wahh, kayanya lo nggak tau sejarah tentang Athania? Kejadian lima tahun yang lalu? Alasan mengapa Pionir gempar bukan hanya karena Athania itu salah satu murid paling jenius. Dulu, Pionir dibuat kacau karena berita yang beredar tentang dia,” timpal teman di depannya menyela. Perempuan yang satunya hanya bisa mengerutkan alis tak paham.
“Memangnya ada yang lain lagi?” tanyanya bingung, yang sontak menuai anggukan cepat dari lawan bicaranya.
“Mau gue ceritakan semua hal mengenai Athania?” Perempuan tersebut menampilkan raut wajah siap mendengarkan, ia mengangguk-anggukan kepala dengan antusias.
“Lo tau bukan, bahwa Athania merupakan keturunan Bratadikara. Ayahnya merupakan salah satu pemilik perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara dan merupakan donatur nomor satu di Pionir. Sementara, ibunya seorang designer terkemuka yang udah sering bolak-balik ke luar negeri.”
“Dierja Bratadikara, kakek dari Athania, merupakan pemilik rumah sakit ternama di Jakarta. Seluruh anaknya banyak yang berkecimpung di dunia kesehatan, politik, perusahaan-perusahaan besar. Keluarga besar Bratadikara adalah orang-orang konglomerat kelas atas. Jadi jangan kaget kalau hampir semua orang elit di Jakarta tau soal keluarga Bratadikara. Bahkan bisa dibilang, kalau lo belum dekat dengan keluarga Bratadikara, berarti lo belum cukup tajir. Sekarang lo udah paham gambaran besarnya?” jelas perempuan dengan rambut burgundy sepanjang punggung tersebut sembari menyeringai kecil.
Perempuan yang sedari tadi fokus mendengarkan itu membuka mulutnya lebar-lebar, tampak cengo sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. “Oke, biar gue jelaskan lagi. Athania itu kelewat jenius, menurut majalah ternama ia dinobatkan sebagai child prodigy di usianya yang masih 8 tahun karena kepiawaiannya bermain catur dan kecerdasan matematikanya. Selain itu, bakatnya di bidang sains nggak main-main. Lo tau? Di usianya yang bahkan belum genap sepuluh tahun, dia udah hapal di luar kepala akan poin-poin buku yang dia baca, bukan novel atau bacaan fiksi semacamnya.”