Gadis yang sebelumnya fokus membaca buku catur di hadapannya tersebut kini melirik pada Renjana yang duduk di sampingnya, lelaki itu menggeser sebuah paperbag putih ke arah Athania. Raut wajahnya tampak biasa-biasa saja, bukan jenis ekspresi menyebalkan yang kemarin ditunjukannya pada Athania.
"Buat lo," ungkapnya cepat.
Athania lantas menatap Renjana bingung. Meraih paperbag berwarna putih tersebut, dan mendapati sekotak permen dengan tulisan Prancis di dalam sana. "Buat gue?" tanyanya retoris.
"Iya, permen buat lo."
"Untuk?"
Renjana mengulum bibirnya sejenak, tampak berpikir selama beberapa saat sebelum menjawab pertanyaan tersebut. "Untuk rasa apresiasi gue terhadap apa yang udah lo lakukan kemarin," jawabnya sedikit ragu.
Gadis itu menaikkan sebelah alisnya dengan kening yang berkerut heran, sedikit merasa aneh dengan tingkah laku Renjana. "Emang hal yang gue perbuat kemarin patut untuk diapresiasi?"
"Iya, bagi gue patut untuk diapresiasi."
Athania mengangguk-angguk, meletakkan paperbag putih tersebut ke dalam kolong mejanya. "Jadi, lo udah maafin gue?" tanya Athania penuh harap, gadis itu menatap lekat Renjana dengan sorot menuntut jawaban. Sementara yang ditatap tampak mengalihkan tatapannya ke arah lain.
Renjana berdeham pelan. "Maafin? Emang kita berantem?" elak lelaki itu, merasa malu jika diingatkan akan kejadian kemarin. Sebab, Renjana merasa dirinya memang sangat berlebihan kemarin, marah akan hal yang terbilang sepele untuk dipermasalahkan. Lelaki itu sadar bahwa dirinya mulai tempramental belakangan ini tanpa alasan yang jelas.
Athania lantas mendengus geli saat mendapati Renjana terlihat canggung di tempat duduknya, lelaki itu bahkan bergerak tak nyaman. "Iya, kemarin kita berantem," cetus gadis itu dengan tatapan mengejek.
"Kemarin gue cuma marah, bukan berantem," sergah Renjana tak terima, membuat Athania lantas tertawa geli mendengar lontaran kalimat pemuda itu barusan. "Isn't it the same, Renjana?"
"Beda."
"Oke." Athania menatap Renjana lekat dengan bersedekap dada, masih membuat ekspresi mengejek dengan senyuman geli pada bibirnya. "Jadi intinya ... sekarang lo udah nggak marah sama gue?"
"Nggak."
"Kenapa?"
"Karena akhirnya lo bicara, bicara tentang apa yang lo nggak suka dan tentang apa yang selama ini lo pendam."
"Jadi tujuan lo cuma itu? Agar gue ngeluarin semua unek-unek gue?"
Renjana mengangguk mengiyakan. "Bisa dibilang begitu, lo sering nggak jujur sama diri lo sendiri soalnya. Dan gue pengen ngeliat lo jujur sama perasaan lo, ngeluapin semua amarah yang selama ini lo pendam. Dan sisanya, karena gue emang udah muak aja liat Deinandara," ungkapnya jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Fix Everything [COMPLETED]
Teen Fiction[Daftar Pendek Wattys 2022] Seluruh penghuni SMA Pionir paham akan satu peraturan penting. Jika ingin hidup aman dan tenang, maka jangan pernah berani cari gara-gara dengan gadis bernama Athania Binar Bratadikara. *** Barata Killian Javas, pemuda i...