Athania tahu dirinya tidak akan pernah merasa senang sedikitpun berada di dalam ruangan kelas XII Science A, kelas para murid unggulan yang hampir sebagian siswanya sudah Athania kenal. SMA Pionir memang memiliki sistem strata dalam pembagian kelas di setiap angkatan murid-muridnya. Mulai dari golongan kelas A yang tampak tak tergapai hingga golongan kelas E yang digadang-gadang tak punya masa depan. Tapi sebenarnya para murid kelas E tak seburuk itu, jika disandingkan dengan para murid SMA Negeri diluar sana, mereka akan sangat jauh lebih unggul. Hanya saja jika disandingkan dengan murid unggulan Pionir, mereka akan terlihat seperti itik buruk rupa yang tak pantas dekat-dekat dengan angsa.
Kelas XII Science A, kelas unggulan berisi murid jenius dan merupakan kelas yang selalu menjadi kesayangan para guru itu berisi orang-orang yang tak Athania sukai. Mulai dari Deinandara, gadis sinting berwajah galak dan dingin yang setiap harinya mungkin hanya akan memancing emosinya. Lalu Arestheo, mantan terkutuk yang kalau diingat-ingat membuat Athania menyesal pernah menyukai seseorang seperti lelaki itu.
Selebihnya ia tak peduli. Keberadaan Alje dan Renjana di kelas tersebut bagi gadis itu sudah lebih dari cukup. Kedua lelaki itu memang merupakan teman baiknya sejak berada di SMA Pionir dua tahun lalu. Alje temannya bermain catur, sedangkan Renjana merupakan sahabatnya sejak SD.
Keadaan kelas saat ini hening. Sunyi. Tak ada satupun yang mengeluarkan suara ataupun sekadar mengobrol. Seluruh siswa hanya fokus membaca buku pelajaran di meja masing-masing. Sementara, guru mata pelajaran tengah izin keluar sebab ada keperluan mendadak.
Athania menoleh pada lelaki berkacamata yang tengah fokus membaca kalimat demi kalimat pada bukunya, lalu merapatkan tubuhnya pada lelaki yang berada di samping bangkunya tersebut. Ia berbisik pelan pada Renjana.
"Lo nggak bosan?" tanyanya dengan menumpukan wajah pada dagu.
"Kalau bosan lo bisa baca buku bukannya ngobrol," tegur Renjana sebelum kemudian kembali fokus membaca, tak mengacuhkan Athania yang kini berdesis sinis.
Gadis itu menghela napas pelan, lantas menaikkan kedua kakinya ke atas meja seraya menguap bosan. "Tipikal anak kutu buku dan kuper habis lo. Ogah, yang ada gue malah tambah mati kebosanan kalau disuruh baca buku." tukas gadis itu malas.
Ia kemudian menoleh ke belakang ketika mendengar suara mengejek yang cukup familiar. "An, your best friend is here, but you don't look happy, don't you? I wonder why." Katherine, gadis biang masalah di kelas XII Science A tersebut tampak berdiri di depan meja Deinandara, mengkonfrontasi gadis itu dengan penuturan sensitif secara tiba-tiba, entah apa tujuannya tetapi kini Deinandara malah menoleh ke arah Athania dengan tatapan tak senang.
Gadis yang diberi pandangan tak mengenakkan itu sontak mendengus kesal, ia memutar matanya malas. Masalahnya saat ini adalah, ia tidak sedang ingin mencari masalah, dan yang dilakukan Katherine justru membuat situasi di antara dirinya dengan Deinandara makin memanas, dan jika tidak segera dikendalikan, Athania yakin ia akan kehilangan kesabarannya sendiri dan berujung kembali membuat masalah di hari pertamanya bersekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Fix Everything [COMPLETED]
Teen Fiction[Daftar Pendek Wattys 2022] Seluruh penghuni SMA Pionir paham akan satu peraturan penting. Jika ingin hidup aman dan tenang, maka jangan pernah berani cari gara-gara dengan gadis bernama Athania Binar Bratadikara. *** Barata Killian Javas, pemuda i...