Bab XVIII. Penyangkalan

2.3K 345 11
                                    

"Kita praktek renang gaya dada hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita praktek renang gaya dada hari ini. Bapak akan mulai dari absen pertama. Sebelum itu, kalian semua silahkan lakukan gerakan pemanasan terlebih dahulu. Akan dipimpin oleh ketua kelas. Bapak akan pergi ambil alat olahraga dan buku nilai. Saat bapak balik, kalian sudah harus selesai pemanasan dan siap-siap untuk praktek. Paham, kan?" Ucapan yang Pak Derangga lontarkan tersebut serta merta langsung menuai anggukan serta seloroh dari seluruh murid. Ada yang senang, ada yang berseloroh kesal karena tak pandai berenang, dan lain-lain.

Pak Derangga hanya mengomel-ngomel kecil lalu pergi dari Gelanggang Olahraga dengan cepat, meninggalkan kerumunan muridnya yang amburadul tak jelas. Lantas kemudian, Alje, sang ketua kelas dengan suara baritonnya meneriakkan agar seluruh teman-temannya berbaris dengan rapi untuk memulai pemanasan. Sebagian ada yang menurut dan sebagian ada yang hanya menganggap teriakan Alje sebagai angin lalu.

Seperti halnya Athania sekarang, hanya mengangguk-angguk kecil, masih terduduk di bangku panjangnya. Ia tak berniat untuk bergerak barang sedikitpun. Masa bodoh dengan gerakan pemanasan. Gadis itu sedang tak ingin bangkit dari duduknya, terlalu malas dan sudah nyaman pada posisinya. Lagi pula, ia tak terlalu merasa butuh melakukan pemanasan. Athania lebih merasa butuh istirahat ketimbang pemanasan.

"Lo jadian, ya?" Sebuah suara tiba-tiba datang dari samping kiri Athania, mengejutkan gadis itu dengan cepat. Kini sosok seseorang Renjana tengah menatap Athania dengan penasaran, pemuda itu bahkan ikut-ikutan mendudukkan diri di bangku panjang pada sisi sebelah Athania.

"Jadian? Gue? Sama siapa?" Athania menyahut tak senang, gadis itu melontarkan tatapan sinisnya.

"Bara. Siapa lagi coba."

"Hah?" Athania melongo tak percaya. "Kenapa jadi Bara?

"Nggak, ya? Gue salah, nih?" tanya Renjana dengan bingung.

"Nggak lah. Atas dasar apa coba lo menyimpulkan begitu?"

Pemuda di samping Athania itu menaikkan sebelah alisnya menilai. "Lo berdua kemana-mana nempel terus. Di koridor selalu keliatan ngobrol, di kantin makan bareng, terus terakhir kali gue liat dia sempet nitipin surat buat dikasih ke lo pas latihan basket."

Athania menghela napas lelah. "And it means, gue sama dia jadian gitu? Nggak lah. Teori dari mana coba," balasnya dengan jengah.

"Hadeh, susah ya ngomong sama orang yang minim pengalaman."

Athania langsung merespons kalimat tersebut dengan mata memelotot kesal "Mulut lo sekolahin!"

"Kayaknya lo yang lebih butuh otak baru deh, Tha. Akhir-akhir ini agak konslet."

"Ck! Apa sih lo," decak Athania kesal.

"Gemes gue tuh. Udah jelas kalian saling suka gitu, kenapa nggak jadian aja? Atau lo yang sibuk denial terus sama perasaan lo sendiri?" tebak Renjana yang membuat Athania termangu selama beberapa saat. Sebelum akhirnya gadis itu memutar bola matanya jengah.

How To Fix Everything [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang