Bab XLVII. Akhir

3.6K 239 33
                                    

Gadis dengan sepatu boots miliknya tersebut memasuki halaman depan rumahnya bersama dua koper yang ia seret dengan susah payah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis dengan sepatu boots miliknya tersebut memasuki halaman depan rumahnya bersama dua koper yang ia seret dengan susah payah. Blazer miliknya ia gantungkan pada lengannya yang kini menyeret koper, kacamata tertengger indah di matanya, lalu syal yang masih terlilit di lehernya tersebut belum terlepas sama sekali. Gadis itu kini tampak lebih dewasa, ia akhirnya pulang ke rumah setelah menyelesaikan studi kuliahnya di Pennsylvania selama beberapa tahun. Selama beberapa tahun terakhir, gadis itu menjalani hubungan jarak jauh dengan Bara yang berkuliah di Russia. Pemuda itu berkuliah di salah satu Universitas ternama di Russia dan menyelesaikan studinya bulan lalu, lalu setelah itu pulang ke Indonesia dan bekerja di perusahaan milik ayahnya.

Hari ini, akhirnya Athania pulang ke tanah air dan menginjakkan kakinya di rumah yang sekian tahun tak pernah ia kunjungi. Selama ini, gadis itu benar-benar fokus akan studi kuliah serta karir caturnya di Pennsylvania, bertemu banyak orang-orang baru serta pertandingan baru yang menjadi pengalaman menyenangkan baginya.

Athania menoleh pada Mang Ajun dengan raut wajah bertanya saat mendengar suara ribut dari dalam rumahnya. "Di rumah lagi banyak tamu ya, mang? Ribut banget, ada keluarga apa gimana?" tanyanya seraya membuka pintu depan rumah.

Gadis itu berjalan masuk ke arah ruang tengah dengan menyeret kopernya, bersamaan dengan suara televisi yang terdengar serta keributan dan percakapan seseorang yang masuk ke indera pendengaran Athania.

"Athania Binar Bratadikara, pecatur asal Jakarta yang lagi-lagi mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional."

Athania yang baru saja memasuki ruang tengah rumahnya tersebut lantas terdiam sejenak, ia meletakkan kopernya di dekat televisi. Gadis itu melirik teman-temannya yang kini berkumpul di ruang tamu dan tengah menonton berita mengenai dirinya. Athania menaikkan sebelah alisnya dengan pandangan bingung. "Kalian ngapain ngumpul di sini?" tanya gadis itu yang sontak menuai atensi dari seluruh manusia yang ada di ruangan tersebut.

"Ya nyambut elo lah tai," jawab Renjana cepat setelah menyadari keberadaan Athania.

Kaili beranjak dari duduknya, berlari ke arah Athania dan memeluk gadis itu dengan hangat. "Welcome home, Tha. Cieee yang habis mengharumkan nama Indonesia," ucapnya dengan nada menggoda.

Athania hanya tersenyum canggung, masih kebingungan dengan situasi yang dihadapinya. Sementara itu, Naka buru-buru beranjak mendekati Athania seraya melontarkan pertanyaan beruntun. "Pennsylvania gimana, Tha? Enak nggak kuliah di situ? Ketemu bule lo? Udah berhasil macarin berapa bule?"

"Satu-satu pertanyaan lo goblok!" maki Renjana, menarik baju milik Naka dan menyeretnya untuk mundur.

Regan yang tengah mengunyah setoples snack dengan kaki terangkat ke atas meja lantas menepuk-nepuk tempat kosong di salah satu sofa. "Duduk, Tha. Anggap aja rumah sendiri," ujarnya santai.

Alje mencibir dalam hatinya. "Yeee tolol, emang rumah dia anying."

Athania menghela napas panjang, membuat instruksi agar teman-temannya diam sebentar. "Ini beneran kalian ngumpul di sini cuma buat nyambut gue?" tanyanya skeptis.

How To Fix Everything [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang