Si Pengamat dan Pendengar

1.4K 416 276
                                    

Kalau kalian belum tahu, rumah Dejun dan Hendri yang paling dekat dengan lapangan dan taman komplek. Ibarat Dejun di sisi sana, Hendri di sisi sini. Apalagi rumah Dejun, bahkan balkon kamarnya langsung mengarah ke lapangan kompleknya. Makanya dia kadang suka ngemil atau gitaran sambil nontonin orang-orang yang lagi di lapangan dan taman mau itu anak-anak main petak umpet atau bapack-bapack lagi senam sekalian pun.

Makanya malam ini dia kaget pas lagi buang angin di balkon dia melihat Mark sama Yeri lagi berduaan.

Enggak, gak ada yang aneh. Sampai ketika Dejun melihat di lapangan Yeri menangis sambil makan es krim Dejun baru merasa aneh.

Hm, Dejun menerka-nerka dari dalam kamarnya melalui jendela supaya gak ketahuan. Dia berpikir mereka sedang apa sih kok bisa lumayan lama di sana sampai-sampai Yeri menangis gitu.

"Oh, si Mark udah ngaku dia naksir Yeri kali ya?" tebak Dejun mencari kemungkinan yang paling mungkin.

Oh, tentu saja Dejun juga tahu kalau Mark selama ini memendam rasanya buat Yeri. Coba kamu bayangkan jadi Dejun, tahan gak untuk tutup mulut atas peliknya kisah kawan-kawannya itu?

Tebakannya pun diperkuat dengan Yeri yang bersalaman dengan Mark ketika perempuan itu berdiri lalu pergi meninggalkan Mark sendirian sembari menangis menjauh.

"Fix si Mark abis confess." Dejun bermonolog begitu melihat Yeri menangis kencang saat di jalan pulang.

Dejun memperhatikan Mark yang gak kunjung bangun dari duduknya. Dirinya hendak menghampiri Mark namun hal itu ia batalkan begitu melihat Hendri yang membawa bola basket ke sana dan melemparkannya ke Mark.

"Wah, seru ni, berantem dong lu berdua! Tonjok-tonjokan kayak sinetron." ujarnya lalu mengambil cheetos yang sedang ia makan buat menonton drakor sejak tadi.

Dirinya ke balkon kamar sambil menontoni Mark dan Hendri yang adu tanding basket di lapangan sana.

Dari sepengamatan Dejun, Dejun menilai bahwa Mark lah yang memenangkan pertandingan basketnya melawan Hendri. Hal itu kerap membuat Dejun bertepuk tangan di atas sana.

Hal yang selanjutnya yang Dejun saksikan adalah Mark dan Hendri yang terbaring di lapangan sambil berdialog yang Dejun yakini pasti sedang deep talk.

"Yah anjir kok malah pelukan sih bukan tonjok-tonjokan?" protes Dejun tatkala melihat Hendri menggeliat dan memeluk Mark. "Gapapa dah, lu berdua keren."

Kemudian Dejun pun berteriak "BRAVOOO! BRAVOOOO! JADIAN! JADIAN! JADIAN!" untuk meledeki mereka berdua dan tentu saja hal itu disusul dengan rutukan Mark dan Hendri.

Setelah cengengesan Dejun pun kembali masuk ke kamar dan menghubungi Jelita di ponselnya untuk bergosip mengenai apa yang barusan ia saksikan.

"Halo, Jun?"

"TA!!! TATA!!! KAMU HARUS TAU!!!!" Dejun dengan heboh bercerita di ponselnya.

"Kenapa?!"

"MARK SAMA AHENG PUKUL-PUKULAN SAMPE MASUK RUMAH SAKIT GARA-GARA REBUTIN YERI!!!"

"HAAAAAH? BOHONG BANGET KAMU?!"

"IYA TA AKU BOHONG! MEREKA CUMA MAIN BASKET TERUS PELUKAN."

"OJUUUUUUUUUUN!"

Langsung deh Dejun spill the tea ke pacarnya.

●●●●●

Setelah Haidar keluar dari rumah Mark, Haidar berpapasan dengan Dejun yang malah berjalan ke rumah Mark dengan gitar di gendongannya.

Five or Nothing (Yeri x 99l NCT WayV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang