Everything Has Changed

1.9K 423 233
                                    

Seminggu sudah berlalu semenjak Mark mengungkapkan perasaannya—yang sudah usai—ke Yeri. Apakah Yeri masih mengobrol dengan Mark? Enggak. Apakah Yeri masih mengobrol dengan Hendri? Enggak juga. Apakah Yeri masih mengobrol dengan yang lainnya? Ya kalau ketemu saja.

Apakah perasaan Yeri buat Mark telah selesai? Sedikit lagi. Apakah perasaan Yeri buat Hendri sudah dimulai? Hmmmm.

Yeri dan Jelita sedang membawa raket dan berjalan ke kantin untuk membeli minum.

Yeri yang jelas-jelas kelelahan habis kelas olahraga dan ambil nilai badminton harus merasa kehilangan selera makan begitu melihat Mark dan perempuan barunya berjalan bersama ke kantin.

Yeri menarik napasnya berat, ia lantas memutar balik dan ingin langsung ke kelas saja.

"Lah, Yer? Gak jadi beli minum?" kata Jelita saat melihat Yeri yang tiba-tiba balik badan.

"Nitip aja, Ta. Gue mau langsung ke atas." kata Yeri.

Yeri kira penderitaannya akan selesai ketika dia memutar balik untuk kembali ke kelas dan tidak jadi bertemu Mark. Ternyata takdir mempermainkannya. Karena tepat saat ia maju beberapa setelah itu, dirinya berpapasan dengan Hendri yang sedang berjalan ke arah kantin.

Mata mereka beberapa detik saling bertemu sebelum akhirnya Hendri kembali menatap lurus ke depan untuk ke arah kantin, membuat Yeri harus tertunduk sambil memeluk raketnya karena tiba-tiba hatinya merasa sakit karena diabaikan.

Setelah masuk ke kelasnya Yeri cuma terbengong dan tak bertenaga. Pandangannya kosong menatap seisi kelas.

"Nih minum lo," kata Jelita sembari meletakkan air mineral dingin di meja Yeri.

Namun Yeri tak bereaksi, masih bengong dan tatapannya kosong.

"Yeriii, heeeey!" Jelita menyadarkan lamunan Yeri.

"Eh iya? Kenapa Ta?" Yeri sedikit terkejut.

Jelita menaikkan sebelah alisnya, perempuan itu lantas duduk di kursinya. "Itu minum lo,"

"Oh iya, makasih cantik." kata Yeri seraya tersenyum.

"Lo kenapa, Yer? Sakit? Lemes gitu," Jelita bertanya.

"Oh, gapapa kok. Cuma kurang tidur semalem terus capek abis olahraga." jawab Yeri berbohong.

"Kalo ada sesuatu cerita aja, Yer." kata Jelita yang sadar Yeri cuma beralasan.

Yeri menghela napas. "Iya nanti gue cerita pas nginep di rumah Chaca."

"Ntar malem? Janji ya cerita,"

"Iyaaa janji gue. Udah yuk ah ganti baju dulu."















"Dino, serius gapapa nih lo nganter gue Inten?"

Tadi saat Yeri meminta tebengan ke Dejun buat ke tempat lesnya, Dejun yang sekelas dengan Dino malah melempar ke Dino. 'Tuh lu minta sama Dino aje noh dia sekelas sama gua, sejadwal sama lu juga.'

Dejun tak bertanya ke Yeri 'Kenapa gak bareng Aheng ajeeee?' karena Dejun paham situasi mereka. Makanya dia lempar ke Dino karena tahta boncengan motornya sudah dimiliki oleh pacarnya.

"Iya Yeri astagaaaa beneran gapapa. Gua anterin lu pulang sekalian juga gapapa," kata Dino tersenyum ramah.

"Ih, lo baik banget abisnya gue jadi gak enak lo disuruh-suruh sama orang kurang ajar kayak Dejun," kata Yeri.

Dino ketawa. "Santai, emang teman kan harus saling membantu,"

"Ya udah deh makasih ya," ucap Yeri. "Gue masih belajar naik motor nih doain supaya gak jadi parasit motor orang-orang lagi," kata Yeri.

Five or Nothing (Yeri x 99l NCT WayV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang