Yeri hari ini pulang naik bus sekolah lagi karena Hendri ambil kelas tambahan di bimbelnya untuk mengejar ketertinggalannya. Ternyata hari ini Lucas gak bawa motor, jadinya Yeri mengajak lelaki besar itu untuk naik bus mumpung baru beroperasi dan gratis.
"Kenapa lo lesu?" tanya Yeri saat mereka duduk di bus.
"Mama gua ngomel mulu gara-gara nilai TO gua jelek," kata Lucas dengan tampang merana.
"Makanya kalo belajar jangan males, Lucaaas," kata Yeri dengan sifat keibuannya.
"Udah, Yer. Cuma gua tuh gak suka belajar kayak lu gitu dah, gua merasa gua belajar karena terpaksa."
"Nggak ada yang suka belajar karena dipaksa," ujar Yeri. "Gue juga ada mata pelajaran yang gak gue suka kok. Gue gak suka sejarah tapi ya mau gak mau gue harus belajar karena itu tanggung jawab gue sebagai pelajar. Gue juga terpaksa kok belajar, Cas,"
Lucas mengangguk. "Tapi, Yer, gua merasa gua gak punya passion dalam hal apa pun. Kadang gua blaming keadaan aja gitu kenapa gua masuk IPA. Gua kadang berpikir mungkin kalo gua masuk IPS gua lebih passionate,"
Yeri menatap Lucas. "Lo merasa lo salah masuk jurusan maksudnya?"
"Iya. Pusing guaaa sama jurusan ini asli daaah. Menurut gua biologi nyusahin, fisika gak ngerti, dan gua benci kimia. Gua bisa matematika juga gak seberapa," keluh Lucas. "Kayaknya jiwa gua bukan jiwa IPA."
Yeri lalu berkata. "Coba deh lo pikir lagi, kalo lo masuk IPS apakah keadaan akan berubah? Kayak misalnya apa lo bisa ekonomi? Sejarah? Sosiologi? Geografi? Ada yang lo suka?"
Lucas mengangkat bahunya. "Itu dia. Gua mikir kalo gua masuk IPS belum tentu juga gua bakal jadi passionate. Pelajaran-pelajaran yang lu sebutin juga gua gak yakin gua bakal suka." ujar Lucas jujur. "Emang gua gak suka belajar gini aja kayaknya. Rasanya gua mau jadi model dan memanfaatkan kegantengan gua aja."
Yeri ketawa mendengarnya. "Terus apa yang membuat lo terjebak di dunia IPA gini?" tanya Yeri. "Soalnya selama ini gue kira lo juga suka IPA, apalagi temen-temen kita itu Mark sama Dejun yang pinter banget IPA-nya."
"Nyokap sama bokap gua yang nyuruh gua masuk IPA, kata mereka 'lulusan IPA tuh gampang kemana-mana!' padahal gua selama di IPA selalu merasa lost," ujar Lucas lesu. "Iri gua sama Dejun sama Mark, mereka udah tau passion mereka apalagi bisa jago juga. Gua juga iri sama lu yang seenggaknya masih suka pelajaran ekonomi dan Hendri yang suka sosiologi."
"Lo ada pelajaran yang lo suka?"
"Penjaskes doang. Gak berguna."
"Hey! Siapa bilang itu gak berguna?" Yeri langsung mendekat dan menepuk pundak Lucas. "Lucas dengerin gue ya, gak ada mata pelajaran yang gak berguna. Semua dijadiin pelajaran di sekolah justru karena berguna.
"Lo suka olahraga? Ya bagus! Walaupun lo gak bisa jadi atlet yang ternama yang mewakili negara, seenggaknya lo tahu hal yang lo suka kan? Gak usah dibanding-bandingin sama yang lain. Semua bidang bagus dengan jalan masing-masing, oke?" kata Yeri.
Lucas mengangguk. "Terus gua sekarang harus apa? Gua udah kelas 12, harusnya gua serius tapi yang gua rasain malah semakin gak minat."
"Gapapa, jalanin aja dulu yang ada, oke? Udah gak ada yang bisa lo lakuin sekarang—unless lo mau keluar sekolah dan ngulang lagi dari kelas 10 sih buat masuk IPS,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Five or Nothing (Yeri x 99l NCT WayV)
ФанфикPunya temen seperkoncoan kayak Mark, Lucas, Xiaojun dan Hendery itu gak seindah seperti yang orang-orang katakan. NGGAK BANGET. Yeri sampe bingung kok orang lain bisa-bisanya iri sama dirinya karena bisa deket sama 4 manusia yang sebenernya gak kaya...