Pertandingan sudah memasuki kuarter keempat. Waktu menunjukan puluhan detik hingga pertandingan berakhir. Bisa dikatakan pertandingan final kali ini cukup dramatis karena hingga detik ini pun tim basket SMA 01 masih berjuang untuk memenangkan pertandingan ini ketika mereka dibelakangi satu poin oleh tim lawan.
71-72. Adalah skor saat ini. Dimana tim lawan unggul satu poin dari tim Lucas.
Yeri di bangku penonton harap-harap cemas atas kondisi ini. Jantungnya berdebar yang membuat ia berpikir bahwa Lucas dan Hendri di lapangan pasti memiliki pressure yang lebih hebat di sana.
Yeri melirik Mark yang menundukan kepala dan bisa Yeri pastikan lelaki tersebut sedang berdoa.
Pandangan Yeri berganti ke Dejun yang memasang wajah yang sangat serius. Alis tebal di atas kacamatanya bertaut ditambah dengan tatapan mata yang tajam mengamati pemain basket di lapangan.
Waktu hanya tersisa 10 detik ketika Lucas mengoper bola ke Hendri yang sedang berada tengah lapangan berhadapan one-on-one dengan pemain lawan bernomor 17.
Seketika debaran di jantung Yeri semakin kencang mengingat si nomor 17 itu adalah rival Hendri sejak SMP yang sudah Mark jelaskan sebelumnya.
Yeri menggigit bibirnya, ia dapat merasakan telapak tangannya berkeringat karena saking gugupnya.
"Ayo, Aheng... lo bisa...."
Hendri yang berhadapan dengan Si Nomor 17 mencoba menerobos pertahanan orang itu yang kemudian secara cepat disusul olehnya.
Hendri tersenyum, udah gue duga lo memang lebih cepet dari gue.
Ketika berlari Hendri pun mengoper bola ke sisi kirinya tanpa menengok sekalipun—agar perhatian Si Nomor 17 hanya kepadanya—dengan sigap Lucas menerima operan Hendri.
Operan Hendri kontan membuat Si Nomor 17 memandang Hendri remeh karena ia menganggap Hendri sudah 'kalah' dengan mengoper bola tanpa menerobosnya, membuat persaingan tidak lagi one-on-one di antara mereka. Si Nomor 17 lantas memalingkan perhatiannya dari Hendri dan berlari ke Lucas.
Namun, baru detik kedua Lucas memegang bola—juga Si Nomor 17 sudah berada tepat di hadapan Lucas—bola tersebut dioper lagi ke Hendri yang sudah berlari mendekat ke area ring lawan.
Hal tersebut kian membuat Si Nomor 17 terkejut dan membulatkan matanya. Ia telah lengah dan membiarkan Hendri mendekati pertahanan timnya. Refleks Si Nomor 17 berlari sekencang mungkin ke arah Hendri yang sudah memegang bola.
Hendri sudah melompat dan melempar bola ke arah ring begitu waktu tersisa satu detik lagi, tepat ketika Si Nomor 17 sampai di hadapannya dan mencoba meraih bola yang Hendri tembak.
Sayangnya, timing Si Nomor 17 terlambat. Ia tidak sempat mem-blok bola Hendri karena Hendri sudah lebih dulu menembak bola itu.
TEEEEENG
Bola pun masuk bersamaan dengan habisnya waktu.
Kaki Hendri pijakkan ke lapangan begitu mendengar mesin penghitung waktu sudah selesai berjalan, detiknya sudah menunjukkan angka nol. Napasnya terengah-engah dan pandangannya hanya tertuju ke wasit yang akan memustukan apakah poin terakhir Hendri dihitung nilai atau tidak.
Sunyi satu gelanggang, bahkan Yeri masih menganga dan menutup mulutnya.
"BUZZER BEATER. TRIPLE POINT."
PPPRRIIIIIITTTTTT
DENGAN POIN 74-71, SMAN 01 JAKARTA RESMI MEMENANGKAN DBL PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN INI.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five or Nothing (Yeri x 99l NCT WayV)
Fiksi PenggemarPunya temen seperkoncoan kayak Mark, Lucas, Xiaojun dan Hendery itu gak seindah seperti yang orang-orang katakan. NGGAK BANGET. Yeri sampe bingung kok orang lain bisa-bisanya iri sama dirinya karena bisa deket sama 4 manusia yang sebenernya gak kaya...