"Pernah gak?" - Hendri

1.9K 523 76
                                    

Pernah gak capek pura-pura bahagia?

Capek pura-pura kuat, capek pura-pura gak terluka, capek pura-pura seakan semuanya baik-baik saja. Sampai di titik lo merasa dunia benci sama lo yang juga bikin lo benci sama dunia juga.

Hendri sama sekali gak bercanda ketika dirinya bilang kalau dia jago pura-pura bahagia. Dia sama sekali gak bercanda ketika dia mengaku kalau dia jago berbohong mengenai perasaannya.

Tapi balik lagi ke kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Dan sepandai-pandainya Hendri menutupi kesedihannya, akhirnya terungkap juga.

Sejak Hendri kecil, Hendri selalu mencari apa arti bahagia. Hendri hampir setiap detik mencari dimana sumber kebahagiaan bagi dirinya. Semua itu dirinya lakukan karena dirinya merasa kesulitan untuk merasakan apa itu bahagia.

Keluarga. Adalah salah satu hal yang bisa membuat kita bahagia. Lantaran itulah salah satu hal yang pertama kita temui di dunia ini. Karena semua orang, pasti memiliki keluarga. Berbicara tentang hal realistis, lahir di keluarga kaya raya juga menjadi salah satu alasan Hendri bahagia. Namun bukannya Hendri gak mau bersyukur, tapi kekayaan ini yang malah membuat dia merasa jauh dari orang tuanya yang kerap kali sibuk untuk urusan bisnisnya—yang membuat dirinya sulit untuk mengartikan kata 'keluarga'.

Namun yang namanya Hendri gak mau protes. Toh, kalau bukan karena mereka, Hendri juga gak akan seperti sekarang. Makanya dia tetap tersenyum, mensyukuri segala hal yang dia punya, Hendri mencoba bahagia.

Untungnya, definisi 'keluarga' masih bisa dirinya temukan di kakak-kakaknya. Malah seperti kakak-kakaknya lah yang membesarkan dirinya sampai sekarang. Hendri pun perlahan menemukan alasan pertama untuk bahagia.

But life must go on. Gak ada yang abadi di dunia ini terutama kebahagiaan. Karena satu per satu kakak-kakaknya harus pergi demi merajut kehidupan mereka masing-masing, menyisakan Hendri sendiri yang masih terbelenggu dengan pikirannya sendiri.

Namun yang namanya Hendri gak mau protes. Toh, emang sudah saatnya mereka memiliki hidup masing-masing kan? Hendri kelak juga pasti akan begitu. Makanya Hendri tetap tersenyum, merelakan kepergian arti 'keluarga' yang dia punya—yang dia anggap sebagai alasan utama untuk bahagia. Hendri pun mencoba bahagia lagi.

Untungnya, Hendri menemukan alasan dirinya berbahagia lagi.

Pancabintang. Sebut nama itu sekali saja di hadapan Hendri, niscaya senyuman akan merekah di wajah Hendri beberapa detik kemudian.

Keluarga Hendri punya banyak rumah mewah yang gak mau dia sebutin jumlahnya berapa, tapi apa sih alasan dia mau menetap di komplek perumahan yang sekarang? Ya Pancabintang jawabannya.

Lucas, Dejun, Mark dan Yeri sudah menjadi alasan utama Hendri bahagia bahkan sejak dirinya berumur 6 tahun.

Bahkan dulu ketika kelas 1 SD, Hendri masuk ke sekolah swasta internasional terbaik di Nusantara dan menetap di rumahnya yang terletak di perumahan elit ibukota dengan luas tanah rumah beberapa hektar. Akan tetapi itu semua gak lama, Hendri bilang gak mau melanjutkan sekolah dan menetap di sana.

Alasannya? Karena gak ada Lucas, Dejun, Mark dan Yeri. Simpel? Banget. Tapi bagaimanapun juga cuma mereka alasan Hendri bahagia.

Hendri bahkan sampai bolos dua minggu karena gak mau sekolah kalau gak ada mereka. Akhirnya orang tuanya mengalah dan membiarkan Hendri tinggal dan menetap untuk bertetangga dengan mereka berempat.

Pancabintang mengajarkan Hendri banyak hal, terutama buat bahagia, sejak Hendri kecil.

Hendri yang biasanya merasa sedih kalau cuma dikasih uang 50 ribu buat jajan sehari, bisa merasakan bahagia ketika mereka berlima mengutang bakso karena sama-sama gak punya duit ketika masih sekolah dasar (Hendri pura-pura gak punya duit juga biar bisa ikutan).

Five or Nothing (Yeri x 99l NCT WayV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang