Punya temen seperkoncoan kayak Mark, Lucas, Xiaojun dan Hendery itu gak seindah seperti yang orang-orang katakan.
NGGAK BANGET.
Yeri sampe bingung kok orang lain bisa-bisanya iri sama dirinya karena bisa deket sama 4 manusia yang sebenernya gak kaya...
Yena membanting sejumlah jilidan kertas begitu ia sampai ke ruang sekretariat OSIS yang hanya berisi Yusuf, Mina dan Mark.
"Sebel banget gue! Udah kepsek baru tahun lalu, malah banyak mau!"
Yena berdecak kemudian menendang proposal yang barusan ia banting di lantai.
"STRES BANGET ASLI DIA TUH SOK NGERTI SEKOLAH KITA!" omel perempuan berponi itu.
"Udah, udaaah. Gak baik ngomong gitu...." ucap Mina menghentikan Yena yang mengamuk.
Mark yang di depan laptop kemudian bertanya ke Yena, "Emang kenapa kali ini?"
"Masa program radio sekolah kita disuruh berhenti sama dia katanya ganggu jam istirahat bikin berisik?! Dih sokap kali sama ni sekolah!"
Mark menghela napasnya panjang. Jujur, gak disangka periode dia menjabat sebagai OSIS rintangannya gak cuma di lingkungan siswa-siswi, tetapi sampai ke kepala sekolah.
Padahal pas semester lalu Mark rapat rancangan program kerja, semua guru sudah fine dengan rencana-rencana program OSIS kala itu. Yang ngebuat banyak anggota organisasi intra tersebut optimis kalau periode mereka akan lancar jaya.
Pas semester genap baru deh keliatan susahnya.
Jujur, kepala sekolah yang sekarang ini nyebelin banget. Banyak maunya. Padahal dia kepala sekolah baru yang berasal dari sekolah lain (akibat program rotasi).