Punya temen seperkoncoan kayak Mark, Lucas, Xiaojun dan Hendery itu gak seindah seperti yang orang-orang katakan.
NGGAK BANGET.
Yeri sampe bingung kok orang lain bisa-bisanya iri sama dirinya karena bisa deket sama 4 manusia yang sebenernya gak kaya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yer, ayo kantin. Nanti lagi itu lo urusinnya,"
Yeri menuruti ucapan Chaca barusan.
Kalau dilihat, bukan cuma Mark yang lagi stres. Yeri juga sama stresnya. Ekstrakurikulernya mau mengadakan kompetisi dua setengah bulan lagi, dan Yeri menjadi bendaharanya. Dananya kurang dan sekolah bener-bener lagi rese banget. Mana ulangan mulu. Yeri yang punya satu tanggung jawab aja sebegini pusingnya, gimana kalau dia jadi Mark? Udah pecah kali itu kepalanya.
Gapapa, emang kapabilitas tiap-tiap orang berbeda kok. Gak boleh membanding-bandingkan gitu.
Kadang Yeri bersyukur juga punya teman hobi ngelayap kayak Hendri. Pulang les sering diajak cuci otak jadinya refreshing sedikit lah ya. Untung juga ada Dejun si radio berjalan, jadi banyak koleksi lagu yang bisa Yeri putar kalau lagi jenuh. Bersyukur juga ada Lucas yang kalau napas aja bisa bikin ketawa.
"Eh, temenin gue ke kelas Lucas dulu dong," kata Yeri seraya mengeluarkan tas kecil dari kolong mejanya.
"Ngapain?"
"Ini si Lucas bekelnya ketinggalan, tadi nyokapnya nitip gue pas gue berangkat."
Chaca dan Jelita manut dan menemani Yeri ke kelas Lucas. Mereka bertiga jalan ke kelas-kelas anak IPA hingga di koridor Yeri menemukan sosok gak asing sedang membawa-bawa gitar.
"JUDIIII,"
Itu Dejun. Lagi genjreng gitar sambil jalan-jalan di koridor nyanyi lagu Rhoma Irama yang judulnya "Judi". Demi Tuhan random banget.
Begitu Dejun dan Yeri berhadapan, Dejun langsung mendekatkan wajahnya ke Yeri.
"MENJANJIKAN KEMENANGAAAN,"
Asli nyebelin banget pengen Yeri injak mukanya. Biar suaranya bagus juga tetap aja gak jelas.