Ch.11

11.1K 1.6K 24
                                    

Tara POV

Keesokan harinya..

"Nona! Anda harus memakai ini"

"Ini juga, nona"

"Nona, jangan terlalu banyak bergerak, hiasannya akan rusak nanti"

"Nona jangan, Anda harus terlihat elegan."

"Pakai warna merah, nona"

"Tidak, warna ungu lebih baik"

Aku terjebak dalam keributan ini. Kemarin saat aku kembali dari ibu kota menggunakan teleportasi. Muncul secara tiba-tiba memang mengejutkan. Iya.. aku muncul tepat di depan gerbang rumah dan di hadapan dua orang penjaga berusia dua puluh tahunan di sana. Mereka terkejut sampai mengarahkan pedangnya padaku.

"S-siapa kau! Apa urusanmu kemari?" Ujar salah satu penjaga.

"T-tunggu, ini aku" Ujarku sambil melepas tudung jubah yang ku kenakan.

"Nona?! Maaf atas kelancangan kami!" Mereka menunduk meminta maaf. Aku tidak terbiasa dengan ini.

"T-tidak masalah. Siapa nama kalian?" Ujarku tersenyum canggung.

"A-ah.. saya Rud, dan dia Hery"

"Salam kenal. Aku Tara" Ujarku.

"Kami tahu. Salam kenal nona, kami akan bekerja keras" Ujar Rud.

"Maaf nona, tapi.. Bukankah Anda harus melakukan persiapan untuk besok?" Tanya Hery.

"Eh?"

"Nona tidak tahu? Besok di adakan pesta penyambutan di istana. Semua orang sampai terburu-buru menyiapkannya."

"Benar. Karena ini terlalu tiba-tiba, bangsawan lain sampai kesulitan menyiapkannya."

'Aku tidak tahu itu!' Batinku. Terdiam itu gayaku.g

Semua hal tentang kehidupan bangsawan, merupakan hal bisa membuatku gila. Pesta dilaksanakan besok, tapi bangsawan menyiapkan pakaian, aksesoris, sampai riasan dua hari yang lalu.

"Ah.. merepotkan" Gumamku pelan.

"Maaf?"

Aku tersentak. "T-tidak apa-apa. Kalau begitu, aku akan menemui ibu untuk hal ini, sampai jumpa sir, terima kasih informasinya" Ujarku melambaikan tangan pada mereka dan pergi menemui Elisha.

Elisha saat itu sedang minum teh di ruang baca. Aku menemuinya berkat bantuan Hemel yang memandu-ku ke ruangan itu. Terlalu besar, terlalu banyak ruangan di sini. Aku membuka pintu terburu-buru.

Brak!

Elisha terperanjat. Untung saja tehnya tidak tumpah.

"Ibu! Kenapa tidak memberitahuku kalau besok ada pesta penyambutan di istana?" Tanyaku mendekat.

"Ra, ketuk pintu sebelum masuk!" Ujar Elisha memberitahu.

"Aa.." Aku kembali menutup pintu, lalu mengetuknya.

Tok tok tok

Membuka pintu, lalu kembali masuk mendekat pada Elisha.

"Eh! Bukan ini masalahnya. Ibu kenapa tidak memberitahuku?"

Elisha tertawa kecil. "Karena kau terlalu bersemangat ke ibu kota, Ra. Ibu ingin memberitahumu tapi kau keburu pergi." Ujar Elisha santai.

"Ugh.. lalu bagaimana sekarang? Butik pasti sudah tutup." Ujarku.

"Tenang Ra. Ibu sudah menyiapkan gaun, sepatu, sampai aksesoris yang akan kita pakai" Ujar Elisha tersenyum.

"Eh? Sejak kapan?"

Heroin Of Emores 【END - TERBIT】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang