Malam harinya, aku terus mencari informasi tentang Zeros lewat buku perpustakaan yang sebelumnya aku duplikat di jendela gameku. Yang aku temukan hanya dia menghilang di saat ketujuh ksatria cahaya menyudutkannya.
Haku tertidur karena menemaniku sejak tadi. Volen juga sering kekamar menanyakan apa aku butuh sesuatu, dia dengan semangat menawarkan. Volen memberikanku sebuah buku yang akan berguna untukku. Aku sangat berterimakasih.
Malam ini adalah festival bunga bintang. Aku tidak tahu itu, sepertinya menarik. Tetapi aku sedang tidak ingin keluar.
"Apa tidak ada informasi tentang kelemahan Zeros?"
Aku terus membaca buku yang telah aku duplikat di jendela gameku, jalan satu-satunya hanyalah dengan Elemen Cahaya. Elemen itu sangat berlawanan dengan Kegelapan. Aku menghela nafas. Kembali memandang jendela gameku. Mataku tertuju pada salah satu paragraf....
Ksatria Cahaya memperoleh bantuan dari Cahaya Murni yang entah dari mana asalnya. Cahaya itu terpancar cerah dan melemahkan Kegelapan.
Hanya cahaya itu yang bisa melemahkannya. Cahaya misterius itu diketahui oleh Roh Abadi. Roh yang dikatakan menghilang sudah lama. Mereka mewakili Cahaya dengan kemurnian tertinggi.Kegelapan hilang, kini tersisa jejak keturunan.
Keturunan Kegelapan memiliki 3 hal utama
3 hal utama itu adalah."Tiga hal utama itu adalah...... Apa?! Kenapa tidak ada kelanjutannya?"
Aku menggeser layar, namun tidak ada. Ini seperti akhir dari buku. Aku mendengus kesal.
"Master? Ada apa?" Haku terbangun, aku menoleh.
"Maaf, aku terlalu berisik ya?" Aku tersenyum canggung. Menghilangkan jendela gameku.
"Tidak apa-apa. Apa ada masalah, master?" Aku memegang dagu. "Apa kau tahu tentang Cahaya Murni dan Roh Abadi?". Aku bertanya, mungkin saja Haku tahu hal ini.
Haku terdiam. "Yang saya tahu tentang Roh Abadi adalah mereka dari keturunan manusia setengah elf. Dahulu, mereka menempati Hutan Elineir. Namun, saya tidak tahu apakah mereka masih berada di sana"
Aku terdiam, berpikir. Jika aku bertemu dengan Roh Abadi, mungkin mereka bisa membantu menyelesaikan ini. Apa mereka juga tahu tentang tiga hal utama itu?
"Baiklah. Terimakasih, Haku. Itu sangat membantu" Aku mengelus kepala Haku yang mungil.
"Senang bisa membantu, Master" Jawabnya senang.
"Hari ini sampai di sini dulu. Mari kita bicara pada yang lain tentang-"
Tiba-tiba terdengar suara berdentum keras di luar istana. Aku segera beranjak dari kasur awanku. "Haku"
"Baik, Master"
[ Device : Teleport ]
Kami menghilang dan muncul tepat di balkon tinggi luar istana. Charlotte dan yang lain sudah ada di sana. Aku berlari mendekat.
"Apa yang terja- ! He?"
"Kita sambut, ini dia Sang Emores!!!" Seseorang berseru di atas udara. Aku terdiam beku. Banyak orang yang berkumpul di satu tempat dan bersorak riang.
"Apa ini?" Aku bertanya pelan masih dengan rasa bingung ku.
"Festival Bunga Bintang! Selamat datang" Volen kegirangan. Aku menoleh.
"T-tapi suara tadi itu.."
"Untuk memancing cumi-cumi yang kerjanya hanya duduk di kamar dan melihat udara kosong seperti orang gila" Alestia bicara. Aku mencerna kalimat itu. Seperkian detik aku mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin Of Emores 【END - TERBIT】
Fantasy[ BEBERAPA PART TERAKHIR DIHAPUS UNTUK KEPERLUAN PENERBITAN ] Naomi Ryunei, seorang manager kantor biasa pada umumnya, kini dia berusia dua puluh satu tahun. Kaya, pinter, cantik bah, banyak lagi dah kelebihannya. Namun, keluarganya tidak memperlaku...