Ch.21

8.7K 1.3K 19
                                    

'kenapa mereka kemari?'

Aku berdiri dari kursi. Mendekat pada mereka.

"Salam kepada putra mahkota, pangeran kedua, dan tuan muda duke neuron." Ujarku mengangkat sedikit gaunku, membungkuk sekilas.

"A-ah, i-iya.." balas Rein mengalihkan pandangannya.

"Kita bertemu lagi, Tara." Ujar Rain.

"Senang bertemu denganmu pangeran"

"Bisakah kau tidak memakai bahasa formal? Kita seumuran." Ujarnya.

"Baiklah. Aku juga tidak nyaman dengan itu." Ujarku ketus, balik badan berjalan ke salah satu rak buku.

"Hei Tara, kau tidak terlalu ketus pada mereka?" Tanya Luci di sampingku.

'entahlah, aku sedang tidak ingin bicara pada mereka.' Balasku.

"Aku mengerti. Kalau begitu, aku pergi dulu. Sampai jumpa." Ujar Luci kemudian menghilang dalam sekejap.

"Kenapa dia dingin sekali?" Tanya Rain pelan kepada Rein dan Kayran.

"Entahlah" balas Kayran berjalan masuk, mendekatiku. Rain ikut mendekat, Rein dengan ragu mengikuti dari belakang.

"Kau ingin membaca apa?" Tanya Kayran.

Aku meliriknya sekilas dan kembali ke rak buku itu. Sebenarnya aku tidak perlu lagi buku ini karena semua data sudah ada dalam jendela gameku.

Aku menghela nafas. Mengambil satu buku dengan cepat.

"Aku ingin membaca ini. Sepertinya menarik." Ujarku. Kayran membaca tulisan di sampul buku yang aku tunjukkan. Rain juga ikut membacanya. Entah kenapa Rain menahan tawanya.

"K-kau yakin membaca ini?" Tanya Kayran dengan ekspresi aneh.

Aku bingung. Kemudian memeriksa apa yang mereka baca di sampul. Dan..

"Duke dan malam per-"

Seketika hening.

'aak! Kenapa aku mengambil buku ini?!'

Wajahku memerah sekarang. Malu banget. Salah ambil buku lagi. Aku menatap mereka. Mereka menahan tawa.

Aku mundur beberapa langkah menjauhi mereka.

"I-ini tidak menarik sama sekali. B-bukan i-ini yang i-ingin aku baca tapi-"

Duk!

Aku menabrak rak di belakangku, seketika buku bagian atas jatuh menimpa kepalaku.

"Aak! Aduh.." aku terduduk memegang kepalaku dengan kedua tanganku.

"Tara, k-kau tidak apa-apa?" Tanya Rain mendekat ingin menolongku. Aku segera berdiri melihat hal itu.

"A-aku baik-baik saja, sungguh. Hehe" ujarku tersenyum canggung.

'duh kepalaku benjol'

"A-aku permisi, s-sepertinya.., N-Nuri d-dan Lise mencariku, j-jadi.. aku pergi dulu." Ujarku gagap dan langsung pergi meninggalkan mereka.

'sial, malu banget'
****
Author POV

Di perpustakaan..

"Apa dia yakin baik-baik saja? Lihatlah buku yang menimpanya sangat tebal... Dan berat." Ujar Rain mengambil buku yang tadi menimpa Tara.

"Entahlah, dia sangat aneh. Entah kenapa dia seperti menghindar dari kita." Ujar Kayran.

Rain mengangguk. "Padahal aku ingin kita berkumpul untuk membahas soal akademi, mau bagaimana pun kita akan masuk ke akademi bersama." Ujar Rain.

Rein sejak tadi hanya diam dan itu membuat Kayran curiga. Biasanya mereka berdua jika bertemu langsung bertengkar. Namun ini..

"Otak udang, apa kau tahu sesuatu tentang ini?" Tanya Kayran pada Rein.

Rein tersentak. "A-apa? A-aku tidak mengerti maksudmu" Balas Rein menolak kontak mata dengan Kayran.

Kayran semakin curiga. Begitu juga Rain.

"Kak, apa kau yakin?"

"Tentu saja." Balas Rein.

Kayran menepuk pundak Rein. "Kau tidak pandai berbohong udang." Ujar Kayran diikuti anggukan Rain.

Rein terdiam, menatap pintu yang tadinya di lewati Tara.

"Sepertinya aku melakukan kesalahan lagi padanya."

Kayran dan Rain saling tatap. Akhirnya mereka duduk untuk mendengar cerita Rein. Rein menceritakan semuanya. Rein menunduk. Kayran terdiam. Rain? Dia hampir menangis. Mungkin.

"Kakak.."

Kayran menghela nafas lalu berdiri dari kursi.

"Ayo kita temui dia. Kita selesaikan ini." Ujar Kayran berjalan ke pintu.

"Tapi, bagaimana kalau-"

"Kak, kita harus selesaikan ini. Untuk hasilnya, biarkan dia yang menentukan." Ujar Rain serius. Rein terdiam dan akhirnya mengangguk mengikuti mereka untuk menemui Tara.

Rain berhenti. Balik badan menatap mereka.

"Dimana kita akan mencarinya?"

Lenggang. Ah.. mereka melupakan satu hal, mereka baru pertama kali datang ke kediaman Tara.

"Kita tanya ke author." Mereka mengangguk setuju.

- Batas Dosa -

"Thor, Tara di mana heh" Rain.

Di mana mana.

"Yang benar saja. Jawab atau kau ku tebas." Rein.

Heh laknat, kalau mau tebas sono tebas titan. Enak aje lu nebas gw.

"Tolonglah Thor, sekali ini saja pliss" Rain.

Hm.. dimana ya..

"Jawab aja Thor, nanti aku kirim blackcard buat skin terbaru." Kayran

Heh, laknat. Emang gw akan tertarik dengan tawaran lu? Yee ya iya lah tertarik. Gila apa gw tolak. Tara di Taman sebelah. Lurus aja nanti ada belokan, belok. Nah abis itu lurus sampe ketemu tu taman.

"Good job, nanti aku kirim blackcard hasil kau ngepet kemarin."

Okeh.

Akhirnya mereka pergi ke arah yang author tunjukkan. Eh bentar-bentar.. eh lu kayran! Itu sama aja blackcard gw laknat lu mah! Woy!

"Abaikan kawan-kawan" Kayran.

Ah laknat emang.

つづく

Arigatogozaimasu~(◕ᴗ◕✿)

Heroin Of Emores 【END - TERBIT】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang