"Ah sial. Kenapa aku kalah dari kakak?!" Rain berseru tidak terima. Aku ingin tertawa tapi tertahan.
"Itu artinya kau harus berusaha lagi kawan" Lebih baik begini dari pada menertawakannya bukan. Dia menatapku bingung.
"Kau yang harusnya berusaha lagi, Ra. Bagaimana bisa kau mendapatkan ras terendah? Sepertinya kau kurang pintar-"
"Diamlah atau kau tidak ingin basah kuyup" Aku melotot. Rain seketika terdiam tidak berkomentar lagi.
Sekarang adalah pidato terakhir yang dibawakan Forte.
"Kalian sudah mengetahui ras dan elemen kalian serta seragam dan bros resmi. Pembagian kelas akan di umumkan nanti di papan pengumuman. Sekarang kalian bebas untuk mengelilingi akademi jangan keluar akademi kalau tidak ingin terkena hukuman. Sekian dan.."
"Tunggu sebentar Profesor Forte."
Pandangan kami beralih ke seorang gadis yang tiba-tiba memotong pembicaraan Forte.
"Iya Nona Rosella ada masalah?"
Rosella, kenapa dia ada di sana?. Ruangan mulai ramai dengan bisikan siswa lain.
"Kenapa dia di sana?" Rain bertanya. Aku pun tidak tahu, tapi firasat-ku tidak enak tentang ini.
"Ada yang ingin aku sampaikan pada semua. Hari ini, aku menantang Nona Starlia untuk bertarung."
Rosella menunjukku, semua memandangku. Sudah ku duga. Ruangan ramai kembali.
Dia benar bersungguh-sungguh.
"Ini pasti seru"
"Pastilah dia akan kalah dari nona rosella"
"Nona rosella yang terbaik"
Aku tersenyum menanggapi. Berdiri dari kursi ku.
"Aku menerimanya. Panggil saja aku Tara Nona Rose." Aku membalas. Dia menyeringai.
"Kau yakin Ra? Dia ras Demon" Rain berbisik di telingaku.
"Diamlah, aku tidak tahu akan menang atau tidak tapi ini pasti akan menyenangkan." Balasku berbisik bergairah. Rain tak paham dengan jalan pikiranku.
"Kau benar-benar gila"
Aku tertawa kecil. Sepertinya dia benar. Kenapa aku berpikir ini menyenangkan? Entahlah.
"Semua tenang. Baiklah jika itu keinginan mu Nona Rosella. Kita pergi ke Arena pertarungan"
Forte menjentikkan jari dan seketika tubuh semua orang menghilang dan muncul di tempat duduk arena pertarungan. Aku dan Rosella muncul di tengah arena. Sistem akademi, lagi.
"Ini besar sekali" gumamku melihat sekitar. Bentuk tempat ini seperti stadion sepak bola. Tempatnya luas. Keren banget aduh.
"Selamat datang di pertandingan One Glori! Ini adalah pertarungan pertama hari ini! Sangat jarang sekali siswa baru bertarung!"
Pembawa acara berseru lewat rune voice di ruangan atas terlihat seperti menara mengawas. Suaranya terdengar kencang di langit-langit stadion. Tepuk tangan dan seruan terdengar ramai. Kursi stadion terlihat penuh oleh para siswa yang menyaksikan. Ada kursi khusus untuk para profesor. Mereka ikut menyaksikan. Siswa senior kelas dua dan tiga juga ada di sana. Entah kenapa bisa begini.
"Peraturan dalam kompetisi ini adalah jika salah satu dari mereka yang tidak mampu melanjutkan pertarungan kompetisi ini akan berakhir! Yang kalah harus menepati taruhan!" Pembawa acara berseru kembali.
"Hanya itu?" Aku bertanya yang dapat di dengar oleh Rosella. Dia tertawa.
"Kau tidak tahu kalau kompetisi ini tidak ada batasan? Kau sungguh bodoh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin Of Emores 【END - TERBIT】
Fantasia[ BEBERAPA PART TERAKHIR DIHAPUS UNTUK KEPERLUAN PENERBITAN ] Naomi Ryunei, seorang manager kantor biasa pada umumnya, kini dia berusia dua puluh satu tahun. Kaya, pinter, cantik bah, banyak lagi dah kelebihannya. Namun, keluarganya tidak memperlaku...