Pelajaran dari Vorn sudah selesai dan dia memintaku untuk pergi ke ruang kepala akademi bersamanya, dan..
"Kemana kau selama ini? Kau membolos kelas selama satu minggu penuh. Kau tahu bukan? Kau ikut dalam pertandingan nanti. Nenek lampir itu terus mendesak ku untuk mencari kandidat lain. Untung saja Rein, Ascher, dan Kayran mencegahnya"
Aku terdiam, mendengarkan. "Keluargamu juga terus mengirimkan surat padaku, mereka bertajya bagaimana keadaanmu dan aku bingung untuk membalasnya. Leonhard akan menghabisiku jika terjadi sesuatu padamu" Vorn melanjutkan.
"Profesor Vorn tenanglah, Nona Tara pasti mempunyai alasan tersendiri untuk hal ini." Vorn langsung terdiam, menunduk. Aku menatap profesor Historia.
"Profesor Historia, saya ingin mengakui sesuatu." Mereka diam menatapku. "Saya percaya pada anda, jadi.. akan saya katakan, sebenarnya.. saya adalah seorang-"
"Emores, ya, aku tahu itu" Seketika tubuhku beku, terkejut. "T-tapi sejak kapan?"
"Sejak pertama kali aku mendengar akan ras manusia" Profesor Historia berdiri dan menghampiriku. Aku menatapnya tidak percaya. "Kau juga bisa berkomunikasi dengan pohon abadi bukan?"
Pohon? Ah.. apa mungkin pohon di taman dekat ruang dewan? Aku mengangguk jujur. "Apa itu berarti, Profesor juga bisa?" Aku bertanya memastikan. Dia mengangguk. "Pantas saja aura Profesor sama seperti Charlotte. Apa anda partner makhluk suci Charlotte? Apa Profesor juga tahu tentang aura hitam itu?" Aku bertanya lagi.
Kali ini Profesor Historia memegang pundak ku. "Benar dan Tidak. Benar aku partner makhluk suci Charlotte lalu.. Sejujurnya aku tidak tahu apa itu aura hitam yang kau maksud Namun, kami tahu sejak Alex menceritakan semua kejadian itu saat dia bangun. Apa kau bisa menjelaskannya padaku, Sang terpilih?"
Aku terdiam sejenak, lalu akhirnya mengangguk mantap. Kami duduk di sofa, mulai perbincangan. Diam-diam aku membangun barier transparan di sekitar agar tidak ada yang mendengar.
"Saat pertarungan pertamaku waktu itu, aku melihat aura hitam mengelilingi Rosella, ini bukan yang pertama kalinya aku lihat. Saat di pesta istana dan penyerangan monster itu, aku melihat aura hitam itu mengelilingi tamu. Saat itu mereka ketakutan. Lalu saat aku bertanya apakah Rosella merasa ketakutan saat pertarungan itu? Dia bilang tidak. Ya aku bisa melihatnya, dia lebih ke marah daripada takut.
Lalu saat pertarunganku dengan anak kelas dua waktu itu, dia juga dipengaruhi. Posisinya sama dengan Rosella, dia marah. Sejak saat itu aku menyimpulkan hanya orang yang merasa takut dan marah saja yang terpengaruhi olehnya. Namun.. setelah aku melihat kejadian Alex.." Aku mengatupkan rahang, geram. Tenangkan dirimu Ra.. aku menarik nafas dalam-dalam dan buang.
"Saat aku melihat kejadian Alex, dia tidak terlihat marah ataupun takut. Rasa putus asa dan kesedihan yang lebih cocok mewakili itu. Lalu setelah itu, makhluk suci Luci, memberitahuku bahwa aura itu memengaruhi setiap sisi negatif seseorang dan pengendalinya harus ada didekat target, aura hitam itu berasal dari elemen gelap. Seluruh kepingan puzzle sudah aku dapatkan, kita hanya tinggal merangkainya.
Sisi negatif, sama dengan sisi gelap. Element Kegelapan yang sudah dikatakan punah, lalu Pengendali satu-satunya Element Kegelapan, pengendali harus di dekat target." Lenggang sejenak. Aku menelan ludah.
"Penguasa kegelapan.. Zeros, dia kembali. Dia ada di dekat kita" Aku melanjutkan. Vorn menggebrak meja. "Itu tidak mungkin! Dia sudah hilang selama beratus-ratus tahun! Dia tidak mungkin kembali!" Serunya.
"Profesor Vorn tenanglah dan dengarkan penjelasan nona Tara dahulu." Profesor Historia menenangkan.
Aku menunduk. "Ya, aku juga berpikir begitu. Dia tidak mungkin kembali dalam waktu yang lama. Dia bukan Zeros yang dulu." Aku melanjutkan. Mereka memandangku.
"Apa maksudmu Nona?" Profesor Historia bertanya. Aku menatap mereka serius. "Zeros yang dulu sudah hilang, namun garis keturunan tidak akan hilang bukan?"
Vorn bersender di punggung sofa. Dia terkejut dengan itu. Tapi itu masuk akal. Lenggang.
[ - Forecast - ]
Buka?Tiba-tiba jendela gameku muncul. Aku membukanya, iris mataku mengecil. Aku terdiam.
"Nona, sepertinya aku.." Aku menoleh ke Profesor Historia. Aku mengangguk. Dia pasti juga mendapatkan ramalannya karena dia pemilik berkah Charlotte. Vorn kebingungan. Aku menghela nafas. "Ini pasti sudah akan terjadi bukan? Jika dia menantang ku, akan aku terima dengan senang hati" Begitu pikirku.
"Apa yang kalian ketahui?" Vorn akhirnya bertanya. Aku berdiri dari sofa. "Maaf, untuk itu, biarkan profesor Historia yang menjelaskan. Bukankah aku ada latihan untuk pertandingan nanti? Aku permisi" Aku membungkuk dan balik badan pergi dari keluar ruangan. Aku menutup pintu ruangan kembali. Berjalan menyusuri lorong dengan pikiranku di tempat lain.
[ - Ramalan - ]
Keturunan Zeros ke-11 mewarisi kekuatannya
Kemungkinan akan menyerang sebelum atau sesudah pertandingan Wold Glori.Aku sudah siap dengan hal ini. Jika dia muncul, apa aku harus langsung melawannya? Atau hal lain? Sejujurnya aku khawatir akan bahaya yang akan datang karena itu pasti akan memakan banyak korban. Aku tidak mau itu terjadi. Langkahku terhenti ketika melihat orang yang aku kenal berada di depan sana. Kami saling bertatapan.
Aku tersenyum. "Sudah lama ya, Ketua Linden" Sapaku padanya. Dia terdiam menatapku tidak percaya. Sampai, sebuah anak panah melesat ke arahku.
"Awas!" Linden teriak memperingati, dia berlari ke arahku. Aku menatap melesatnya anak panah itu, aku menangkapnya dengan tangan kosong. Langkah Linden terhenti, kini wajahnya terkejut. Aku menatap arah anak panah itu tadi. Aku melihatnya, bayangan itu lagi. Namun kini lebih jelas. Aku tersenyum.
Pohon yang dekat dengan bayangan itu tumbang, aku menggunakan kekuatan mataku untuk menumbangkannya. Dia menghindar dengan gesit dan menghilang. Suara dentuman keras pohon dan tanah terdengar. Linden tekejut sekaligus kebingungan. "Dia ini.. seharusnya langsung datang saja padaku, sialan" Ini sangat tidak berguna.
つづく
Ga nyangka sampe ch ini.. hiksಥ‿ಥ
Makasih semua(≧▽≦)/
Aing banyak kekurangan dalam cerita ini, mohon maap banget, karena aing masih pemula, kaga tau gimana caranya cerita ini menarik. Yang aing pikirin waktu nulis ini cuma pikiran suka aja sama nulis. Tapi semakin kesini, aing terus mikirin gimana caranya cerita ini bisa menarik di mata pembaca(´ . .̫ . ')
Tapi keknya belum kesampaian karena ini cerita sesuai dengan haluan aing waktu nonton anime, ehem-. Jadi Gomennasai, hontoni gomenಥ_ಥArigato for reading, arigato arigato arigato
Ah kebanyakan yak, dah arigatogozaimasu ( ╹▽╹ )/❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin Of Emores 【END - TERBIT】
Fantasy[ BEBERAPA PART TERAKHIR DIHAPUS UNTUK KEPERLUAN PENERBITAN ] Naomi Ryunei, seorang manager kantor biasa pada umumnya, kini dia berusia dua puluh satu tahun. Kaya, pinter, cantik bah, banyak lagi dah kelebihannya. Namun, keluarganya tidak memperlaku...