Keesokan harinya..
Kali ini aku tidak akan terlambat, karena..
Tok tok tok
"Nona, s-saya Alona. Apa saya boleh masuk?"
Alona mengetuk pintu kamar asramaku pagi-pagi. Kemarin, aku meminta tolong padanya untuk membangunkanku. Dia dengan senang hati membantu. Ya.. berkat itu, aku jadi bangun lebih awal.
"I-iya, Alona kau boleh masuk" Aku bicara, tengah sibuk memakai sepatu. Alona membuka pintu kamar asramaku. "S-selamat pagi, nona" gerakan tanganku terhenti. Aku mendongak menatap Alona.
"Al, apa kita tidak bisa santai saja? Panggil aku Tara, atau Ra, seperti yang lain." Aku tersenyum. Dia terlihat ragu. "T-tapi saya hanya seorang Baron. Saya tidak pantas untuk memanggil nama seorang Duke." Dia menunduk. Ah benar, aku hampir lupa kalau ini kekaisaran. Aku selesai dengan sepatuku. Berdiri mendekat pada Alona. Menepuk pundaknya.
"Kita teman okey? Jangan hubungkan pangkat dengan hubungan pertemanan ini." Ujarku tegas. Dia terdiam, menatapku tidak percaya. Akhirnya dia mengangguk.
Aku tersenyum. "Coba paggil namaku" Dia tersentak. "S-sekarang?". Aku mengangguk.
"R-r-ra" Ujarnya gagap.
"Lagi"
"R-ra"
Aku mengangguk. "Bagus. Sekarang jawab sapaku. Selamat pagi Alona" Ujarku tersenyum.
"S-selamat pagi, R-ra" Jawabnya gagap. "Selamat pagi Alona" ujarku untuk kedua kalinya. "Selamat pagi... Ra" Akhirnya dia lancar memanggilku. Aku mengangguk, mengacungkan jempol tangan padanya. Dia terlihat senang.
"Okey! Mari kita berangkat!" Ujarku semangat berjalan menuju pintu.
"Non- maksudku, Ra tunggu. Apa anda- maksudku kau tidak menata rambut mu?" Aku berhenti, memegang kepalaku. Benar. Rambutku masih berantakan. Aku balik badan berjalan mengambil sisir dan merapikan rambutku. Sip.
"Selesai. Ayo!" Ujarku lagi. Kami pergi ke kelas bersama. Sampai di depan pintu kelas. Aku menatapnya, masih tidak percaya kalau ini sebuah kelas. Aku membukan pintu, kami masuk.
"Selamat pagi" sapa ku pada semua. Namun hanya di jawab dengan tatapan. Tidak sopan.
"Ayo, Al." Aku mengajak Alona ke bangkuku. Aku menarik kursi, duduk. Alona duduk menggunakan kursi lain, di samping Kayran.
"Jadi? Kau sudah siap untuk pertarungan itu?" Kayran bertanya pada Alona. Dia langsung terdiam. "Sudahlah, besok kita tentukan. Hari ini akan ada pelajaran dari profesor Vorn. Menyebalkan" ujarku tak senang.
Benar. Hari ini adalah tugas Vorn untuk mengajar. Aku sedikit malas dengan itu.
Kami berbincang sampai, Vorn datang ke kelas. Dia menjelaskan seperti di kediaman sebelumnya. Ngomong-ngomong kediamanku, aku belum menulis surat untuk keluargaku. Nanti aku akan menulis surat untuk mereka.
Pelajaran selesai. Ini lebih cepat sari dugaanku karena pelajaran dari profesor Zen kosong. Kami bebas sekarang.
Ya, mungkin.
"Perhatian untuk semua yang ada di akademi ini, satu hari lagi, akan ada pertafungan Flag Element Game antara murid kelas satu dengan murid kelas dua. Murid kelas satu adalah Tara de Starlia, Human, Water Element dan Alona del Frones, Angel, Air Element. Murid kelas dua Tria von Jouly, Dragon, Fire Element dengan Launey von Hurby, Dragon, Air Element."
Mereka mengumumkannya lewat pengeras suara akademi. Sialan.
つづく
Aing izin hiatus, untuk persiapan ujian, maap kalau kependekan ni cerita(◕ᴗ◕✿)
Kembali lagi bulan depan. Mungkin.Arigato for Reading semua~ sayonara( ╹▽╹ )/
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin Of Emores 【END - TERBIT】
Fantasy[ BEBERAPA PART TERAKHIR DIHAPUS UNTUK KEPERLUAN PENERBITAN ] Naomi Ryunei, seorang manager kantor biasa pada umumnya, kini dia berusia dua puluh satu tahun. Kaya, pinter, cantik bah, banyak lagi dah kelebihannya. Namun, keluarganya tidak memperlaku...