Lima hari kemudian...
"Kau berhasil melakukannya!" Wolfie berseru senang.
"Aku berhasil...? Aku berhasil!" Dengan girang aku bicara. Aku berhasil membuat rasengan, maksudku, bola cahaya yang terdapat mana di dalamnya. Mana itu terus berputar dalam bola itu karena terhalang tameng tipis dari Element cahaya.
Hari Lovis yang lalu, aku mempelajari ini dari Charlotte. Dia memberiku ide setelah penjelasannya tentang element cahaya. Dia bilang element cahaya dapat disatukan dengan elemen lain, membuatnya menjadi elemen murni. Namun ada satu pertanyaan dibenakku. Jika element lain dibilang murni karena bercampur dengan cahaya, lalu, bagaimana dengan Cahaya Murni? Apa itu juga bercampur dengan cahaya lain?
"Saatnya menyerang! Ikkee-"
"Tunggu sebentar, Emores. Kau melupakan sesuatu."
Aku bingung, menghilangkan rasengan ku.
(Kita sebut saja rasengan, aing dah kaga punya ide buat nama tu skill. Kalau ada yang kepikiran nama tu skill, bilang yakಥ‿ಥ)
"Sepertinya aku tidak melupakan apapun" Aku membalas dengan polos. Sebenarnya aku ingat, namun aku malas. Tadi, di tengah-tengah latihan ku bersama Wolfie, Luci datang dengan kesal. Dia bilang aku harus kembali ke bumi paling tidak satu minggu sekali. Itu yang membuat ku malas. Aku sudah bilang, aku akan pergi ke bumi besok, namun Luci masih saja memaksaku untuk ke sana hari ini. Tak ada pilihan lain, jadi aku mengiyakannya saja.
Wolfie menghela nafas. "Emores, ini hanya sehari. Lalu kau bisa kembali ke sini."
Aku terdiam. "Baiklah.. aku akan ke sana sekarang"
"Tunggu sebentar."
Langkahku terhenti, aku balik badan. "Apa lagi?"
Wolfie mengeluarkan secarik kertas sari lingkaran sihir. Dia memberikannya padaku, aku menerimanya. Ada tulisan di situ. "Ha? Ini..."
Wolfie berdeham. "Volen dan Tempran memberikannya padaku untuk disampaikan padamu."
Isi kertas itu, sangat meresahkan.
Luci : Topi bunga (yang bagus, jika jelek akan ku pukul kau!)
Alestia : Berikan aku anak panah terbaik di sana. Ter.ba.ik.
Yorun : mm.. bisakah kau kembali membawa satu paket kue? Katanya kue di bumi sangat lezat.
Charlotte : Emores, apa benar di sana ada bola bulu yang digantungkan di leher? Tolong ya..
Tempran : Bawakan aku benda yang bernama pemotong rumput!, Oh dan aku ingin mencoba makanan yang bernama sate di sana. Bawakan yang banyak.
Volen : Emores! Bawakan aku bola yang bisa melayang, di bawahnya terdapat tali dan aku ingin makanan seperti gumpalan awan.
Wolfie : Seekor bebek yang dapat berbunyi jika di pencet.Wolfie... Jika berbohong ya kira-kira. Jelas-jelas kau juga ikut mereka. Dan yang kau inginkan itu paling meresahkan, kau ingin bebek karet?!
Aku menepuk jidat. "Baiklah, baiklah. Tak ku sangka kalian sudah merencanakan ini." Aku menatapnya tajam. Wolfie hanya bedeham beberapa kali.
"Sudahlah, aku pergi dahulu. Jangan cari aku jika aku agak terlambat."
Wolfie mengangguk. Aku mengeluarkan jubah dari inventory dan memakainya. Tak lupa dengan tudung jubah untuk menutupi kepalaku. Aku memejamkan kedua mata.
"Selena de Halfa" Tubuhku bersinar dan menghilang. Kemudian tak lama muncul di tengah ibu kota. Aku membuka kedua mataku kembali, menatap seluruh tempat itu.
"Rasanya sudah lama sekali, padahal belum juga satu bulan."
Tempat ini tidak berbeda saat aku pertama kali datang. "Baiklah. Kita mulai dengan barangnya Luci. Topi... Bunga... Kenapa dia menginginkan ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin Of Emores 【END - TERBIT】
Fantasy[ BEBERAPA PART TERAKHIR DIHAPUS UNTUK KEPERLUAN PENERBITAN ] Naomi Ryunei, seorang manager kantor biasa pada umumnya, kini dia berusia dua puluh satu tahun. Kaya, pinter, cantik bah, banyak lagi dah kelebihannya. Namun, keluarganya tidak memperlaku...