Jam sembilan, kami berkumpul di aula. Semua siswa baru masuk ke dalam aula menimbulkan suara ramai langkah kaki dan perbincangan mereka.
Mereka duduk di kursi yang berjejer rapi di aula. Aku duduk di antara Rein dan Kayran. Tidak aku sangka aula ini sangat lah luas. Menampung lebih dari dua ratus murid. Tapi lihatlah, ini seperti tempat khusus untuk semua siswa di akademi yang melebihi kata lima ratus.
Lantai pualam yang aku injak ini sangat mengkilat. Dinding berwarna krem dengan atap putih menghiasi ruangan.
Dalam sekejap ruangan penuh. Semuanya sudah datang. Hanya tinggal menunggu para guru datang.
"Apa ini akan lama? Aku harap tidak, ini akan membosankan" Rain mengeluh, bersedekap bersandar di punggung kursi.
Aku harap juga begitu, tapi itu tidak mungkin. Ini akan sangat lama seperti acara penyambutan sekolah di kehidupanku sebelumnya.
Aku pikir seperti itu, ternyata aku salah.
Cahaya kecil kemudian membesar sebesar orang dewasa muncul di podium. Lima, enam, delapan, sepuluh, tidak. Dua belas orang keluar dari cahaya itu termasuk Forte. Kemudian disusul oleh munculnya sepuluh orang murid di belakang. Teleportasi dan portal rupanya. Aku tidak terlalu memperhatikan semuanya.
Semua ramai berbisik. Ada yang kagum ada juga yang terkejut. Hingga akhirnya suara berdengung dari podium menghentikan mereka. Aku menutup telinga saking nyaringnya. Itu bukan microphone kan?
Pertanyaan ku terjawab sudah. Bukan microphone melainkan rune. Maksudku, di dunia ini menyebutnya artefak sihir atau alat sihir. Kita sebut rune saja biar ringkas. Ada beberapa jenis rune di sini. Rune elemen, rune voice, rune Weapon equipment, dan rune skill non-elemen. Mereka memiliki kegunaan berbeda-beda.
Kali ini yang digunakan adalah rune voice. Rune yang melipat gandakan suara asli menjadi empat kali lipatnya. Hanya tinggal mengaktifkannya dan berbicara di depannya rune itu bisa bekerja.
Ini bahkan lebih canggih dari pada alat di kehidupanku sebelumnya bukan? Bisa di bawa kemana-mana, bentuk kecil kegunaan gede.
Terkadang aku berpikir, aku di reinkarnasi kan ke masa depan. Kami terdiam menatap podium. Seorang wanita berusia empat puluh tahun melangkah ke depan. Meski usia empat puluh, dia masih terlihat muda.
"Selamat datang di Afseena Academia. Saya Historia Luovty, kepala Afseena Academia, memberikan sambutan pada kalian."
Historia? Jadi dia penerima surat dari tuan Duke dan Baginda. Akan aku berikan nanti. Historia memberikan ceramah. Maksudku pidato tentang akademi ini. Karena aku sudah mengetahui sebagian besar informasi akademi ini, aku tidak mendengarkannya secara keseluruhan. Hanya mendengarkan beberapa yang belum aku ketahui.
"Sekali lagi selamat datang ke Afseena Academia. Kalian adalah masa depan kekaisaran."
Pidato Historia selesai. Semua memberikan tepuk tangan. Kini berganti Forte yang bicara.
"Saya Forte Alventa. Memberitahukan sedikit tentang jadwal kalian. Hari ini di sini juga kami akan mengabsen kehadiran. Setiap siswa yang dipanggil maju ke depan untuk mengetahui apa ras dan elemen kalian. Dewan akademi akan membantu kalian dalam melakukannya. Lalu kalian akan diberikan seragam dan bros resmi akademi. Kita mulai. Livera Gorn."
Absensi di mulai. Aku mulai bertanya apa akan semua siswa di panggil? Ini sangat banyak kau tahu? Lima ratus!
"...Tara de Starlia." Akhirnya aku dipanggil di urutan seratus tiga puluh delapan. Entah kenapa ini berjalan sangat cepat. Bagaimana tidak? Ternyata mereka menggunakan sihir, sialan. Saat aku berdiri tubuhku menghilang dan langsung berada di depan podium. Bukan aku yang melakukannya, tapi memang sudah sistem dari akademi ini. Wah aku tertipu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin Of Emores 【END - TERBIT】
Fantasy[ BEBERAPA PART TERAKHIR DIHAPUS UNTUK KEPERLUAN PENERBITAN ] Naomi Ryunei, seorang manager kantor biasa pada umumnya, kini dia berusia dua puluh satu tahun. Kaya, pinter, cantik bah, banyak lagi dah kelebihannya. Namun, keluarganya tidak memperlaku...