"Ya? Siapa ya? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
Dia terlihat tidak senang. Ya, mungkin aku terlaku ketus tapi, karena dia menyebalkan tidak apa-apa kali ya.
"Aku Tria von Jouly" Jawabnya dengan datar.
"Ah! Kau orang yang waktu itu membuat keributan ya? Pantas saja aku tidak ingat. Karena itu tidak penting sama sekali" Ujarku santai. Alona terlihat gelisah. Trio undur-undur dan Rosella menanggapinya dengan santai.
Dia geram. Aku santai lanjut memakan pudingku. Dia memegang air minum dalam gelas dan.. menyiramku dengan minuman itu. Aku sedikit tersentak, chikusho*. Alona dan yang lain terdiam terkejut.
"Apa yang kau lakukan sialan!" Rain tidak terima. Aku mengangkat tangan meminta Rain untuk tenang. Aku menyibakkan rambutku yang ada di depan. Berdiri, balik badan menghadapnya. Dia terlihat tersenyum tidak bersalah.
"Oh.. maaf, aku sedikit tergelincir tadi, aku tidak melihat lantainya basah." Ujarnya. Alasan klasik. Aku tersenyum.
"Oh benarkah? Aku tidak tahu kalau senior memiliki penglihatan yang buruk." Aku membalas dengan santuy. Dia tidak senang dengan itu. Aku mengangkat telunjukku, seketika gelembung-gelembung air yang membasahiku berkumpul di atas telunjukku, seketika tubuhku yang basah, kering. Untung saja itu air putih biasa. Mereka tersentak.
"Sepertinya elemen air sangat berguna" Gumamku.
"Hei, aku berubah pikiran. Dua hari, kita akan bertarung. Tidak, bagaimana kalau permainan? flag element game, kita bertemu di arena" Dia dan teman-temannya pergi tanpa minta maaf. Kalian tahu? Mereka bahkan tidak menyapa putra mahkota sejak awal. Apa mungkin mereka tidak tahu putra mahkota ada di sini. Sangat tidak sopan.
Aku memiliki ide cermerlang. Aku mengerahkan tanganku ke arah mereka dan gelembung air yang sebelumnya aku kumpulkan, melesat ke arah mereka. Mereka terkena tembakan airku.
"Apa ini?!" Mereka balik badan saat aku sudah duduk memakan kembali pudingku. Mereka geram, langsung pergi. Sepertinya malu jika terus berada di sini.
Tak berapa lama. Kami tertawa karena itu. Dia telah salah menggangguku. Aku teringat.
"Flag element game? Apa itu?" Aku bertanya, menghentikan tawa mereka.
"Seperti namanya, itu adalah permainan berpasangan. Pasangan siapa yang berhasil mengambil bendera pasangan lawan, maka dia yang menang." Kayran menjelaskan.
Aku mengangguk. "Itu akan sangat mudah" Ujarku semangat. "Belum tentu. Permainan itu sangat rumit, ada kala pemain akan cedera karenanya" Rosella bicara memakan makanannya.
"Benar. Ada dua peran. Pertama adalah pelindung dan yang ke dua adalah penyerang. Pelindung, seperti perannya, dia melindungi bendera dari lawan yang ingin mengambilnya, dia juga bisa membantu penyerang untuk menerobos penyerang dari tim lawan dengan serangan jarak jauh. Penyerang, dia bertugas untuk mengambil bendera dan maju di barisan depan, menghadapi lawan secara langsung." Rein menjelaskan.
Aku sudah mengerti sampai sini. Aku menoleh ke arah Alona. "Alona, apa kau siap dengan ini?" Tanyaku. Sebenarnya aku tidak ingin terburu-buru, tapi karena senior itu memajukan hari dimana kita bertarung, ini akan menjadi waktu untuk menyakinkannya.
Alona terdiam. "Tak apa, tak usah terburu-buru, masih ada waktu besok." Ujarku memecah keheningan. Dia mengangguk.
[ - New Quest - ]
Flag Element Game
2 hari lagi[ - Quest saat ini - ]
1. Berdansa
2. Flag Element Game
3. Menguasai Elemen CahayaTiba-tiba jendela gameku muncul. Questku bertambah. "Berdansa ya.. Hei, Trio, kalian mau berdansa dengaku?" Tanyaku santai. Mereka tersedak, termasuk Rosella. Alona, dia terlihat terkejut. Aku tersentak.
"Apa aku salah bicara?" Tanyaku bingung. "Kau gila ya? Kenapa kau mengajak kami?!" Rain bicara. Aku tidak mengerti.
"Memangnya kenapa?" Tanyaku kembali. Mereka terlihat tidak percaya akan apa yang aku tanyakan. "N-nona Tara, seorang lady tidak mengajak berdansa, seharusnya seorang ladylah yang diajak berdansa." Alona menjelaskan.
"Benar. Kau merusak martabat bangsawan" Tambah Rosella. Aku kebingungan. Apa bedanya?
"Kalau begitu, ajak aku berdansa." Ujarku sekali lagi. Mereka semakin terkejut.
"Hah.. kau benar-benar tidak punya malu." Rosella gemas. "Aku salah apa?" Ujarku cemberut. Aku terdiam berpikir. "Kalau begitu.. Alona, ayo kita berdansa-"
"Agh! Anak ini benar-benar ya!" Rein memukul kepalaku. Aku memegang kepala. "Salahku apa lagi sialan!?" Kenapa para bangsawan selalu membuat hal menjadi rumit padahal bisa dilakukan dengan simpel? Mau tidak mau aku harus menyerah dengan Quest ini. Aku hendak menghapus Questnya namun tiba-tiba banyak tangan mengulur kearahku. Aku mendongak.
"Eh?"
Trio undur-undur, Rosella dan Alona mengulurkan tangannya ke arahku. Mereka saling bertatapan. Aku bingung.
"Kenapa kalian juga?" Rein bertanya.
"Aku hanya mengulurkan tangan karena dia terlihat ingin sekali berdansa" Kayran menjawab.
"Kakak tidak bisa berdansa sebaik aku." Rain menambah.
"Huh! Aku hanya bosan" Rosella bicara.
"K-kalau saya.. memang ingin menemani Nona untuk.. b-b-berdansa" Alona bicara dengan gugup.
Wah.. apa ini, apa ini? Apakah ini adegan harem dalam anime? Teman atau teman?! Uwaa! Ini terjadi padaku. Memilih tiga orang tampan atau dua orang teman yang memiliki sifat berbeda. Tapi maaf..
"Maaf, aku tidak bisa berdansa" Jawabku. Lenggang.
"Sialan kau! Laknat!" Rein, Rain, dan Rosella memukul kepalaku. Sontak aku memegang kepalaku lagi. Kayran menghela nafas, sedangkan Alona terlihat kecewa.
'hapus Quest'
[ - Quest - ]
Berdansa > DihapusDenda : 500 C
35.560 - 500 > 35.060Ya, ini dia. Setiap aku menghapus Quest, maka ada denda yang harus aku bayar. Dan dendanya lima kali lipat dari hadiah yang di dapat.
つづく
¹Chikusho = Sialan
Arigato for reading~(◕ᴗ◕✿)
![](https://img.wattpad.com/cover/261949989-288-k53395.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin Of Emores 【END - TERBIT】
Fantasy[ BEBERAPA PART TERAKHIR DIHAPUS UNTUK KEPERLUAN PENERBITAN ] Naomi Ryunei, seorang manager kantor biasa pada umumnya, kini dia berusia dua puluh satu tahun. Kaya, pinter, cantik bah, banyak lagi dah kelebihannya. Namun, keluarganya tidak memperlaku...