Author POV
Tara memasuki sebuah dimensi tersembunyi. Dia terdampar di antara taman bunga yang bersinar dan hangat. Matanya berbinar melihat macam-macam bunga yang tumbuh dengan asri.
"Wah.." Kata yang hanya bisa dia ungkapkan saat melihatnya.
"Tunggu. Ini dimana?" Ujarnya melihat sekitar. Layar game kembali muncul di hadapannya.
[- Memasuki Dimensi Sihir - ]
Jendela gamenya muncul memberikan tanda.
'Apa? Lalu bagaimana caranya aku kembali?' Batinnya kebingungan.
Dia berjalan ke sana kemari berharap menemukan seseorang di sana. Sampai ia berhenti untuk berjalan karena lelah.
'Kenapa di sini tidak ada orang sama sekali? Lalu bagaimana caranya aku kembali?'
Tara mulai panik. Sampai dia mendengar suara yang tampak familier di telinganya. Itu suara Luci.
"Hei, kenapa kau bisa ada disini?" Luci muncul di belakang Tara. Tara sontak balik badan menghadapnya.
"Eh? Luci! Itu kau?" Tanya Tara tak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Benar. Ini aku. Tapi kenapa kau bisa ada disini? Ini dimensi makhluk suci, Tara"
"Eh? Itu... Aku... Tidak tahu" Jawab Tara ragu.
"Apa? Jadi kau tidak tahu bagaimana caramu ada di sini?" Tanya Luci kembali.
Tara mengangkat bahu. "Aku hanya memandang atap kamarku lalu aku megumamkan sebuah rangkaian kata 'Estella de Halfa' lalu, Pof! Aku ada di sini"
Luci menghela nafas pelan. "Kau harus cepat kembali. Manusia tidak bisa bertahan lama di sini"
"Benarkah? Bagaimana caranya aku kembali?"
"Sebelum itu, Charlotte dan yang lain ingin bertemu denganmu, bagaimana kalau kau menemui mereka sebentar?" Tawar Luci tersenyum.
'Ugh.. kelinci ini, tadi menyuruhku cepat pulang sekarang menemui para makhluk suci? Apa maunya dasar..'
Tara menghela nafas. "Baiklah, aku juga ingin bertemu mereka. Siapa tahu aku bertemu cogannya makhluk suci" Ujar Tara dengan nada bercanda.
"Pfft. Kau akan lihat nanti. Ayo"
Luci mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh Tara. Mereka melakukan teleportasi ke istana makhluk suci.
[ - Memasuki Wilayah Aman - ]
Sampai di istana. Tara dihadapkan oleh pintu besar dan tinggi berwarna biru cerah langit. Tara ternganga saking tingginya pintu itu.
"Ayo. Kita masuk, mereka sudah menunggu" Ajak Luci membuka pintu dan berjalan mendahului Tara.
'Sudah menunggu? Apa mereka sudah tahu kalau aku nyasar di sini?'
Tara mengikuti Luci dengan diam. Mereka masuk tepat di aula singgasana istana makhluk suci.
Betapa mewahnya istana ini. Terdapat lampu kristal bercahaya tepat di tengah atap ruangan. Dinding berukiran batu sebening kristal membentuk pola bintang, bulan, bahkan matahari.
Tara tidak bisa mengalihkan pandangannya, sampai dia melihat enam sosok yang duduk di singgasana masing-masing.
'Mereka..'
"Saya kembali, pemimpin" Ujar Luci pada salah satu sosok di singgasana paling besar.
"Selamat datang, Luci. Apa dia.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin Of Emores 【END - TERBIT】
Fantasia[ BEBERAPA PART TERAKHIR DIHAPUS UNTUK KEPERLUAN PENERBITAN ] Naomi Ryunei, seorang manager kantor biasa pada umumnya, kini dia berusia dua puluh satu tahun. Kaya, pinter, cantik bah, banyak lagi dah kelebihannya. Namun, keluarganya tidak memperlaku...