Rein POV - flashback
Sampai di istana...
"Yang mulia, jika anda melakukannya lagi, saya tidak akan tinggal diam. Anda tidak boleh keluar seenaknya! Ini perintah langsung dari baginda raja." Ujar Eden.
"Ck. Lagi lagi pak tua itu memerintahku seenak jidatnya." Aku sebal. Membanting tubuhku ke kasur.
Eden terlihat menghela nafas. "Yang mulia.. jika anda terus bertingkah seperti ini, bagaimana dengan pesta besok? Apa anda akan membuat keributan? Atau melarikan diri."
Aku bangkit. "Ide yang bagus."
"Yang mulia! Saya serius."
"Ayolah Eden, siapa yang mau pergi ke pesta dengan penuh kepalsuan itu? Para bangsawan licik itu hanya akan merusak mata dan telingaku." Ujarku malas.
"Saya tahu, tapi-"
Brak!
Ucapan Eden terpotong oleh suara dobrakan pintu kamar. Ternyata...
"Kak! Kenapa kau tidak mengajakku sialan! Kau pergi sendirian tanpaku?! Apa kau menikmatinya?! Ya ya kau pasti menikmati kebebasanmu sementara adikmu ini terkurung di ruangan dengan tumpukan buku membosankan itu!" Ujarnya berteriak marah.
"Hari ini tidak menyenangkan sama sekali bodoh! Dan beraninya kau memanggil kakakmu ini 'sialan'."
"Itu memang cocok untuk kakak. Tapi.. kenapa hari ini tidak menyenangkan?" Tanyanya.
"Ha! Kau pasti tidak akan percaya ini. Aku bertemu dengan gadis yang paling menyebalkan."
"Apa? Hee.. bukankah itu sudah biasa? Setiap gadis akan mengejar-ngejar kakak bukan?" Ujarnya duduk di pinggir kasur.
"Yaa.. tapi dia lebih menyebalkan lagi. Dia memanggilku 'bodoh' dan 'tidak tahu diri' dalam waktu yang sama"
Legang.
"Pfft.. hahaha. Apa ini? Hahaha.. seorang seperti kakak di bilang bodoh oleh seorang gadis? Hahaha... Tidak bisa di percaya.. tapi dia benar. Kakak bodoh. Hahah" ujar Rain tertawa keras dan Eden yang terlihat diam-diam tertawa.
"Sialan kalian. Sudahlah, kalian pergi dari sini!"
"Haha.. ini hal yang langka. Aku jadi ingin bertemu dengannya."
"Cih. Terserah. Cepat keluar dari kamarku!"
"Yang mulia, besok.."
"Aku tahu. Cepat keluar dari sini!" Ujarku lagi.
"Kakak di ejek oleh seorang gadis.. hahaha" Ujar Rain keluar kamarku diikuti Eden.
Sialan!
Keesokan Harinya.. (Lebih tepatnya.. Sore harinya)
"Yang mulia! Kenapa Anda masih belum bangun?! Ini sudah pukul lima! Anda janji tidur siang hanya sampai jam tiga. Sekarang apa? Cepat bangun yang mulia!"
Aku mengabaikan teriakan Eden.
"Yang mulia, jika Anda tidak segera bangun, saya akan menyeret yang mulia." Ancamnya. Sontak aku langsung bergegas ke kamar mandi.
Selesai. Aku dibantu untuk memakai pakaian formalku. Ini terlalu pengap. Panas memakai ini.
"Kalian bisa cepat? Aku lelah berdiri. Dan ini sudah rapi kenapa kalian masih saja menyentuhnya berulang kali?" Ujarku kesal.
"Yang mulia, Anda harus sempurna." Ujar Eden santai.
"Sial." Gumamku.
Akhirnya selesai. Aku hendak duduk dan menikmati camilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin Of Emores 【END - TERBIT】
Fantasy[ BEBERAPA PART TERAKHIR DIHAPUS UNTUK KEPERLUAN PENERBITAN ] Naomi Ryunei, seorang manager kantor biasa pada umumnya, kini dia berusia dua puluh satu tahun. Kaya, pinter, cantik bah, banyak lagi dah kelebihannya. Namun, keluarganya tidak memperlaku...