Ch.22

8.7K 1.3K 22
                                    

Mereka sampai di taman setelah menipu author. Sialan.

"Sabar thor sabar" Rain.

Pergi lu!

****
Tara POV

Sabar ye thor, orang sabar di sayang Sorey.

(Author : bah, lu ngikut-ngikut lagi, dah lanjut cerita heh(╯°□°)╯︵ ┻━┻)

'sialan malu banget.'

Aku duduk di pinggir kolam dengan alas rumput hijau di taman, memandangi bayanganku di permukaan air yang bergelombang. Angin bertiup membuat anak rambutku bergerak.

"Ah.. ini hari sialku." Aku teringat jendela gameku, membuka Quest yang belum aku selesaikan.

[ - Quest - ]
1. Berdansa
2. Bertarung melawan bangsawan
3. Menguasai Elemen Cahaya
4. Akademi

Ini membuatku bingung, berdansa wajar-wajar saja, tapi jika bertarung melawan bangsawan, itu hal yang tidak wajar. Apa maksudnya?

Aku menghela nafas sebal. Menghilangkan jendela gameku dan berdiri.

"Tara"

Aku menoleh ke arah suara yang memanggilku. Mereka lagi, kenapa mereka kemari sih?

"Kau di sini rupanya. Kami mencarimu ke mana-mana" Ujar Rain.

"Ada apa?" Tubuhku sepenuhnya menghadap mereka. Sepertinya aku butuh kacamata hitam. Silau laknat.

"Kita selesaikan masalah kalian berdua"

Aku tersentak melirik Rein yang hanya diam. Aku menghela nafas.

"Tidak ada masalah di antara kami." Ujarku ketus.

"Ayolah, kita selesaikan ini dengan cara bicara." Ujar Rain.

Aku mengatupkan rahang. "Bicara ya.. aku tidak mau. Jika aku bicara lebih dari ini, aku akan dihina lebih jauh lagi." Ujarku dingin.

"Aku tidak bermaksud menghinamu hanya saja.. aku.." Rein tidak melanjutkan bicaranya. Aku geram mengepalkan telapak tanganku.

"Baiklah aku akan bicara di sini di hadapan kalian, dan di hadapanmu putra mahkota. Aku tidak bermaksud untuk ikut campur urusan keluarga kekaisaran. Aku hanya ingin kalian melupakan kejadian pemberontakan itu! Lupakan kesedihan itu dan ingatlah kesenangan yang kalian buat bersama baginda ratu! Itu akan lebih baik dari pada terus menyalahkan diri sendiri! Baginda ratu tidak akan senang dengan itu. Pengorbanan beliau bisa sia-sia karena ulah kalian sendiri, mengerti! Dan satu hal lagi, dia, putra mahkota sendiri yang memintaku untuk tidak lagi muncul di hadapannya, itu akan aku lakukan mulai sekarang" Ujarku meninggikan suara, mereka terlihat sangat terkejut termasuk Rein. Dan ternyata, baginda, Carles, dan Leonel ada di sana menyaksikan perdebatan ini. Aku mengatupkan rahang.

[ Device : Teleport ]

Tubuhku hilang dari pandangan mereka dan muncul di kamarku. Aku mencengkeram gaunku dengan sebal. Berjalan menuju kasur membantingkan diriku di atasnya.

"Sialan!" Teriakku tertahan dengan menutupi wajahku dengan bantal. Meremasnya penuh amarah.

"Sangat menyebalkan!" Teriakku sekali lagi. Aku bangkit dari kasur.

Heroin Of Emores 【END - TERBIT】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang