Ch.3

20.1K 2.4K 93
                                    

'Okey, gimana caranya melakukan sihir? Pikir ayo berpikir otakku yang kerasnya kek batu' Batinku.

Sudah satu minggu setelah Luci menghilang alias lenyap eh, pergi. Saat itu, tak lama Elisha, ibuku di dunia ini datang ke kamarku membawakan makanan. Lebih tepatnya untuk makan siang.

Dia cerita kalau aku 'Tara' sebelumnya terpeleset ke danau. Duh, tenggelem ga tuh. Untung aja ada orang yang liat dan membantu.

Setelah kejadian itu aku demam selama tiga hari. Sampai aku datang kemari. Lalu aku membersihkan diri, mengingat tiga hari hanya terbaring di kasur.

Pantesan pas bangun ni sendi tulang kaku semua, tiga hari cuma tidur ga gerak!. Saat ini aku tengah menyusun rencana untuk kedepannya.

Plan A
Bela diri
Mungkin cocok jika melatih beberapa gerakan untuk memperkuat fisik.

Jangan salah, di kehidupanku sebelumnya aku meraih sabuk hitam di pencak silat, dah kek ninja konoha lompat-lompat genting tetangga yang ada di marahin warga.

Plan B
Cari sekutu

Heh ini perlu banget, buat tameng juga. Sekalian aja buat kesepakan yang menguntungkan semua pihak.

Plan C
Sihir

Tapi gimana caranya, duh. Kalian tahu, aku malas belajar. Belajar satu jam berasa satu abad. Tapi kalau soal sihir.. hm.. sepertinya menarik.

Plan D, plan terakhir yang paling mujarab
Kabur

Nah ini paling efektif. Menghindari pertempuran, selamat, aman, damai, tentram, hidup normal, males malesan yang pasti.g

"Sebentar, bukankah satu minggu lalu aku punya kemampuan seperti di game? Aku penasaran dengan cara menggunakan kemampuan game ini. Mari kita coba. Inventory!" Ujarku.

[ - Inventory - ]

Seketika muncul jendela game inventory di depan mataku.

'kya! Mau bagaimana pun ini tetap keren!'

Saat aku berpikir untuk menghilangkannya, seketika jendela game itu menyusut dan hilang.

"Jadi.. hanya tinggal memikirkannya lalu itu akan muncul? KEREN ANJIR!" Teriakku tertahan. Okey kembali ke sihir. Mau bagaimana pun aku memerlukannya.

Aku berbaring di kasur. Melihat atap kayu di ukir membentuk sebuah pola. Eh? Pola?. Aku bangkit dan menatap dengan seksama pola itu. Lingkaran dengan pola bintang di tengahnya.

Ini bukan untuk ritual iblis kan? Kok ngeri. Ku amati lagi.

[ - Pola Sihir - ]
Estella de Hafla

Jendela gameku muncul. Aku tidak tahu maksudnya. 'Apa maksudnya? Apa mungkin aku harus menyebutnya? Itu mantra atau apa?' Aku menghilangkan jendela gameku karena tidak mengerti. Ku amati lagi pola itu.

"Hm.. seperti lingkaran sihir di anime dah. Eh? Itu dia!"

Tiba-tiba ide muncul di kepalaku. Aku berlari keluar kamarku ke lantai bawah. Kamarku ada di lantai dua setelah ku amati tadi, rumah ini besar dengan pondasi kayu yang kokoh.

Aku menuruni perlahan anak tangga dengan kakiku yang pendek. Lalu menjumpai Leonel yang tengah membaca koran dan Elisha yang ada di sebelahnya tengah minum secangkir teh.

"Ayah! Ibu!" Aku teriak semangat. Membuat mereka menoleh padaku dan menatap bingung. Aku berlari mendekati mereka.

"Ada apa Ra? Kenapa kau berlari? Bagaimana lalau kau jatuh nanti?" Tanya Elisha dengan wajah khawatir menepuk puncak kepalaku lembut.

Heroin Of Emores 【END - TERBIT】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang