Season 3 Ch.6

6K 1.1K 16
                                    

Profesor Forte mendekat ke arahku. Dia menatapku benci. Aku membungkuk sekilas. "Selamat pagi profesor Forte, apa anda sudah merasa lebih baik setelah pingsan waktu itu?". Aku menatapnya datar. Dia terlihat marah.

"Sepertinya anda tidak merasa bersalah sama sekali, nona" Aku tersenyum hangat padanya. Tentu ini hanya pura-pura.

"Saya tidak salah apapun profesor." Ujarku. Dia tampak kesal. Itu sangat terlihat pada raut wajahnya. "Nona! Anda sudah keterlaluan! Ini tidak seperti sikap bangsawan pada umumnya! Anda sangat tidak sopan. Seharusnya anda menemui saya dan meminta maaf atas kejadian kemarin" Ujarnya keras. Semua yang ada di perpustakaan menghentikan kegiatan dan menatap ke arah kami. Mereka berkerumun di satu tempat.

"Saya tidak meminta maaf karena saya tidak salah apapun. Anda yang seharusnya berterimakasih-"

"Apa saya harus berterimakasih pada anda yang telah menyerang saya?" Tanyanya memotong bicaraku. Aku menghela nafas.

"Saya tidak menyerang. Anda yang seharusnya menghindar-"

"Apa itu patut dikatakan Nona? Saya bertanya alasan anda tentang ini" Potongnya lagi. Dia tidak bisa diam dulu ya?. Pikirku.

"Alasan saya melakukannya karena anda menghalangi saya untuk membidik Rap-"

"Saya menghalangi? Saya hanya memberikan saran yang benar untuk mencapai target. Tidak saya duga anda lebih kejam dari iblis"

Dia memotong bicaraku lagi. Aku menghela nafas. "Profesor saya belum selesai bicar-"

"Cukup nona. Karena telah lancang menyerang profesor di akademi ini dan menyatakan hal yang tidak sopan, melanggar aturan akademi, anda akan dikeluarkan dari akademi, mulai hari ini" Ujarnya lagi. Semua yang mendengarnya ribut. Aku mengernyitkan dahi.

"Anda tidak memiliki hak untuk mengeluarkan saya dari sini" Ujarku menatapnya datar. Semua terkejut tertahan. Profesor Forte menatapku tajam.

"Saya punya hak atas itu"

Aku menggeleng. "Anda bukan kepala akademi. Yang mempunyai hak untuk ini hanyalah kepala akademi Historia. Sebaiknya anda tidak mencuri hak dari kepala akademi karena itu-"

Plak!

Bicaraku terhenti. Pipiku rasanya nyeri dan panas. Kepalaku berdengung sekilas. Aku bisa merasakan darah yang keluar dari sudut bibirku. Semua yang menyaksikan berseru tertahan. Lenggang.

Aku tersenyum tipis. Dia main tangan? Aku menoleh menatapnya, mengusap darah yang keluar dari sudut bibirku dengan ibu jari tangan. Semua memandangku terkejut. Pandanganku tertuju pada Rein, Rain, Kayran, dan Linden yang menatapku dengan tatapan yang tidak aku mengerti terkejut atau yang lain. Ternyata mereka di sini.

"Sekarang juga anda keluar dari sini Nona." Ujar Profesor Forte mengusirku. Aku menghela nafas, melepas bros akademi ku dan memberikannya pada profesor Forte dia menerimanya dengan paksa. Aku berdecak pelan.

[ Device Teleport ]

"Tara! Tunggu-"

Samar aku mendengar suara Rein. Namun tubuhku sudah menghilang dan muncul di kamar asramaku. Lenggang. "Selesai sudah. Aku harus pergi dari sini. Tapi aku tidak bisa pulang. Mereka pasti akan kecewa padaku bukan? Aku tidak ingin melihat itu" Aku mengacak poni rambutku sendiri. Mengangkat telunjukku. Seketika barang-barangku berterbangan dan tersusun rapi ke dalam koper yang aku bawa dari kediamanku. Selesai. Aku tidak perlu repot-repot lagi, hanya tinggal memasukkannya pada inventory.

"Sudah. Lalu sekarang apa?" Satu ide terlintas di kepalaku. Aku tersenyum. "Aku akan datang kawanku" Ujarku pelan.

"Estella de Hafla" Lingkaran sihir muncul di bawah kakiku dan bersinar terang. Aku menutup kedua mataku. Tubuhku rasanya terangkat seperti Teleportasi. Tak berapa lama, kakiku terasa telah menapak ke lantai. Aku membuka kedua mataku. Yang aku lihat pertama kali, pintu tinggi berwarna biru langit cerah menyambut. Disekitarnya seperti awan, memang awan sih. Aku sampai di istana makhluk suci. "Ah.. rindu rasanya. Tapi apa aku boleh ada di sini ya?" Aku memegang dagu.

Heroin Of Emores 【END - TERBIT】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang