2. PDKT Ala Nada

138 26 6
                                    

"Nada."

Tubuh Nada seketika menegang kala mendengar suara lembut itu menyapa dirinya. Berbagai spekulasi bermunculan, beranggapan bahwa orang yang menyapanya itu adalah siswa nakal yang akan menjahatinya sekarang. Atau bahkan makhluk halus penunggu sekolah ini?

Ih, kalau di Wattpad biasanya ada badboy yang bantuin. Di rl ada kagak, ya? batin Nada sempat-sempatnya berpikiran seperti itu.

Begitu Nada memberanikan diri untuk berbalik badan, detak jantungnya sempat berhenti sebelum akhirnya bernapas lega saat Yara lah yang kini berada di hadapannya. "Elo? Sumpah, ngangetin tau gak."

Yara tertawa pelan. Ia kemudian berjalan mendekati Nada dan merangkul pundak cewek itu. "Pulang sekolah kita balapan kuy!" ajak Yara penuh semangat 45.

Kening Nada berkerut. "Balapan apa?"

"Motorlah."

"Gila lo!" Nada menepis rangkulan Yara, menatap Yara dengan tajam. "Gue cewek, heh!"

"Gue juga cewek kalau lo lupa," timpal Yara lagi-lagi menambuli cabai mentah yang tersisa lima buah lagi.

"Gue 100% cewek. Sedangkan lo 50% cewek, 50% nya lagi cowok." Secara tidak langsung Nada menyindir Yara yang mempunyai kepribadian berbeda dari cewek-cewek pada umumnya.

"Nada," panggil Yara sengit ketika Nada baru saja selangkah melebihinya.

Tanpa berbalik badan, Nada menyahut, "Hm?"

"Tangan lo gue potong enak nih buat dijadiin rujak."

*****

Sorak-sorai penonton terdengar nyaring memenuhi penjuru lapangan ketika salah satu tim sepak bola dalam pelajaran olahraga berhasil mencetak satu gol bagi timnya. Usai jam mata pelajaran olahraga berakhir, kelas XII Perhotelan 2 dipersilakan istirahat sekaligus mengganti pakaian. Sementara tiga remaja yang kelelahan setelah bertanding sepak bola, memilih berteduh di bawah pohon ceri sambil menyelonjorkan kaki mereka.

"Buset, keringet gue banyak amat kek Benua Afrika," ucap Dayyan dramatis seraya mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah.

"Kalian udah ngerjain tugas kepariwisataan belum?" tanya Fatih—si anak yang setiap menitnya selalu mengingat tugas, meskipun endingnya tugas yang telah ia kerjakan dengan sungguh-sungguh hanya berupa paraf, atau bahkan sama sekali tidak dipedulikan.

"Belum, niatnya sih gue mau nyontek," kata Dayyan menaikturunkan kedua alisnya.

"Nyontek ke siapa?"

"Vladimir Putin."

"Presiden Rusia? Emang dia ngerti Bahasa Indonesia?" tanya Fatih dengan tampang polosnya.

"Ya ke elo atuh, Fatih Mahendra."

"Kenapa harus ke aku?" Fatih bertanya balik.

"Ya terus ke siapa? Puan Maharani?" semprot Dayyan agak-agak sewot karena faktor lelah.

"Aneh kamu jadi orang," celetuk Fatih geleng-geleng kepala.

"Udah, udah. Gue haus nih," protes Dayyan mengusap tenggorokannya yang terasa kering. Tatapannya bergeser pada laki-laki di sebelah Fatih yang sedari tadi melakukan pendinginan. "Dik, beli minum gih. Haus gue."

Dika mendongak menatap Dayyan. "Ya udah, mana duitnya?" Laki-laki dengan badan yang paling banyak keringat itu bangkit dari duduknya.

"Nih." Cowok bernama lengkap Dayyan Isyraq Lainufar tersebut langsung memberikan uang senilai lima puluh ribu rupiah kepada Dika.

PENGAMEN KEREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang