34. Classmeet (2)

24 8 0
                                    

Acara classmeet semester ganjil masih berlangsung. Hari Rabu ini, menjadi hari dari sekian hari yang paling ditunggu-tunggu oleh kalangan perempuan dan laki-laki. Sebab di hari inilah pertandingan futsal diadakan. Para murid sudah terduduk rapi di pinggir lapang. Ada juga yang menonton dari lantai dua dan tiga. Penonton cowok-cowok jamet heboh menabuh panci yang dijadikan drum, dan gagang sapu yang dipotongkan dari kelasnya masing-masing yang dijadikan sebagai stik.

Yang istimewa pada hari ini adalah, jadwal tandingnya tim Dika! Tidak ada yang mau melewatkannya meskipun harus panas-panasan dijemur di bawah sinar matahari seperti ikan asin.

Dika dengan jersey futsalnya terlihat di pinggir lapang. Cowok itu tengah mengikat tali sepatunya dengan rambut berantakan akibat didera angin yang agak kencang.

"DIKA! LO DAMAGE-NYA GAK NGOTAK KASEP!"

"MASA DEPAN GUE ITU, WOI! TANDAIN!"

"CALON IMAM GUE! BOOKING LEBIH DULU!"

Cewek-cewek berteriak heboh saat melihat Dika. Nada yang turut bergabung menjadi salah satu penonton langsung menatap sinis cewek-cewek yang menggoda sang pujaan hati. Andai mereka tahu di sini ada pacarnya, mereka mungkin akan menutup mulut dan sadar diri. Ya walaupun hubungan Dika dan Nada sedang mengalami kerenggangan.

"Wah, cewek-cewek kayaknya pada suka kamu deh, Dik," komentar Fatih melihat betapa berbunga-bunganya wajah perempuan-perempuan itu ketika Dika akan bertanding. Meskipun Fatih terkadang dianggap seperti anak kecil karena sifat polosnya, tapi gini-gini dia adalah kipper kesayangan Dika selama bertanding.

Dika hanya tertawa pelan sambil geleng-geleng kepala. Bagaikan melihat cahaya di dalam lubang kegelapan, anak-anak cewek kembali memekik heboh saat Dika tersenyum begitu manis.

Hasby yang berada di sebelah Dika menyenggol sikut cowok ikut. "Pacar lo tuh! Dari tadi ngeliatin mulu," katanya sembari menunjuk Nada yang menonton di barisan terdepan.

Dika menatap sekilas ke mana dagu Hasby menunjuk Nada, lalu kembali menatap Hasby. "Biarinin aja. Gak peduli juga gue."

Hasby syok. "Lagi ada masalah?"

"Ya begitulah."

Sementara Nada dapat merasakan kalau senyumannya tidak berarti apa-apa untuk Dika. Padahal waktu itu ketika Nada dipaksa menjadi supporter dadakan saat Dika bertanding futsal di gor, cowok itu selalu menyuruh Nada untuk tersenyum supaya dia bersemangat memasukkan bola ke dalam gawang. Namun kini? Ah, sudahlah!

Pikiran Nada tiba-tiba teringat dengan kejadian yang dia lihat di ruang ganti sebelum pertandingan dimulai.

*****

Beberapa saat yang lalu...

"Pokoknya lo harus semangat dan bisa masukin bola ke dalem gawang."

"Iya. Lo doain aja semoga tim gue masuk final terus menang."

"Aamiin."

Kening Nada berkerut saat mendengar suara familiar di telinganya. Dia berjalan mengendap-endap menuju ruang ganti. Sebelum Dika bertanding, Nada ingin memberikan botol minum beserta totebag untuk cowok itu jika sewaktu-waktu di tengah-tengah jalannya pertandingan, Dika merasa haus. Sebab Nada tahu Dika tidak pernah membawa air dengan alasan berat.

Dan kalian tahu apa yang selanjutnya terjadi? Di depan ruang ganti, Nada melihat Dika dan Naina sedang asyik mengobrol. Gadis itu pun tampak membawa botol minum yang mungkin bisa saja itu untuk Dika. Perkiraan Nada 100% terbukti nyata kala Naina memberikan botol minum kepada Dika yang langsung lelaki itu terima.

PENGAMEN KEREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang