31. Pertemuan Bersama Candra

32 10 1
                                    

Nada mengejar Naina yang keluar dari ruang musik seorang diri. Ia rindu gadis itu. Senyumannya, leluconnnya, mulut ceplas-ceplosnya, semua tentang Naina benar-benar Nada rindukan. Bahkan mata Nada tiba-tiba memanas saat cairan bening berkumpul di pelupuk matanya. Ingin sekali dia mendekap Naina, mengatakan bahwa selama 3 tahun ini nama Naina tetap tersimpan rapi di hatinya.

Namun, semesta tak mendukung keinginan Nada itu. Dia kehilangan jejak Naina saking banyaknya siswa yang berkeliaran di koridor. Nada berdecak sebal. Padahal tadi dia benar-benar melihat Naina bersama Dika. Mata Nada masih sehat, dia tidak mungkin salah melihat. Itu Naina, benar-benar sosok Naina Sarasvati—sahabatnya.

Nai, lo masih benci sama gue karena kejadian itu? Maaf ..., batin Nada menyesal lantaran tega menyia-nyiakan sahabat sebaik Naina dari hidupnya.

Nada pun memutuskan pergi dari sana membawa segala perasaan yang bercampur aduk menjadi satu. Semoga cepat atau lambat semesta mempertemukannya dengan Naina kembali. Dan semoga juga Naina bersedia membukakan pintu maaf selebar-lebarnya untuk kesalahan Nada di masa lalu.

Tanpa Nada ketahui, ternyata Naina bersembunyi di belakang papan mading. Sorot matanya jauh berbeda seperti sorot mata Nada yang memiliki makna kerinduan mendalam. Sedangkan sorot mata Naina masih menyimpan dendam dan benci di dalamnya.

"Bisa-bisanya gue ketemu mantan anak jalang di sekolah ini."

*****

Entah berapa banyak Nada mengumpati dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia ditipu oleh Nadir. Iya, ditipu. Kemarin sore Nada menitip vocher kuota kepada Nadir. Namun, begitu ia masukkan kodenya, ditunggu selama hampir 1 jam, tapi tak ada tanda-tanda bahwa kuotanya sudah masuk. Dengan begini akhirnya Nada terpaksa menumpangi angkot daripada sama sekali tidak pulang. Sebenarnya Yara sudah menawarinya tumpangan, tetapi mengingat kejadian pagi tadi yang nyaris merenggut nyawanya, Nada berkomitmen bahwa dia tidak akan mau diboncengi Yara lagi apa pun keadaannya.

Beruntung jalanan Kota Bandung siang ini tidak begitu macet. Angin sepoi-sepoi pun terasa menyejukkan sehingga membuat suasana di dalam angkot tidak terlalu gerah dan pengap. Ditambah lagi hari ini sudah tidak ada pembelajaran lagi. Hari-hari selanjutnya SMK Gemintang akan mengadakan acara classmeet yang diadakan mulai esok hari setelah pagi tadi para siswa dikumpulkan di lapangan untuk melaksanakan apel pagi sekaligus pembukaan acara classmeet SMK Gemintang tahun ini.

Angkot menepi saat seorang penumpang di luar sana menyetopnya. Ketika penumpang itu naik, sontak sekujur tubuh Nada seketika membeku. Matanya membulat saat penumpang yang tadi menyetop angkot adalah...

Candra.

Bagaimana bisa laki-laki asal Jakarta itu sampai ke Kota Bandung? Dan sialnya justru satu angkot bersama Nada. Sekuat tenaga Nada mencoba bersikap tenang. Ia lalu menaikkan tudung hoodie milik Dika yang semoga bisa membuat Candra tidak mampu mengenalinya. Bukan apa, semua ini terlalu mendadak untuknya. Nada belum siap bertemu Candra walaupun notabenenya Candra adalah kekasihnya sendiri.

"Loh, Nada?"

Lagi-lagi, semesta tidak merestui penyamarannya kali ini. Seberusaha apa pun Nada menyembunyikan wajah dari hadapan Candra, cowok itu ternyata tetap mengenalinya saking hafal bentuk tubuh Nada meski tidak melihat wajah.

"Eh, Candra? Ini beneran kamu?" tanya Nada dengan wajah terkejut sekaligus bahagia. Yang dibuat-buat tentunya.

Karena sudah ketahuan, tidak ada gunanya juga berbohong dan mengatakan, "Bukan, ini bukan Nada. Ini mertuanya Josnolimeet." Jadi, Nada pura-pura terkejut untuk mengasah bakatnya di dunia akting.

Kebahagiaan luar biasa yang Candra rasakan kali ini tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Alam begitu baik kepadanya sehingga mempertemukannya dengan sang kekasih di situasti tak terduga seperti ini.

PENGAMEN KEREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang