5. Mas Ule

58 21 6
                                    

"HAHAHA!"

Yara menatap tajam Nesha yang lagi dan lagi tiba-tiba tertawa. "Heh, lo tuh sebenernya waras gak, sih?" sarkas gadis itu kesal setengah mati.

Tawa Nesha seketika memudar. "Ya waraslah! Kalau gue gak waras, gue gak mungkin mau temenan sama lo," balas Nesha tersulut emosi.

"Kalau lo waras, kenapa suka tiba-tiba ketawa?"

"Pengin aja. Salah?"

"Ya kagak. Cuman orang-orang ntar nyangkanya lo sinting." Yara mengembuskan napasnya kasar. "Lo mah apa-apa diketawain. Liat gue napas sama gerakin tubuh aja ketawa lo."

"HAHAHA!"

"Nah kan, baru juga gue omongin. Receh lo, " dengkus Yara seraya memutar bola matanya sebal.

Saat ini, Yara dan Nesha sedang menunggu Nada yang sejak tadi mengotak-atik ponsel di perpustakaan. Alih-alih ingin mengisi jam istirahat dengan membaca buku agar menambah ilmu ke perpustakaan, ujung-ujungnya malah ghibah. Mulai dari membicarkan crush, doi, mantan, haters, sampai artis-artis Indonesia yang terjerat kasus dibahas oleh Yara dan Nesha.

"Lo lagi ngapain, sih?" tanya Yara melirik Nada yang pandangannya tak bisa luput dari layar handphone.

"Sibuk," sahut Nada singkat.

"Gaya lo."

Yara yang kepo lantas mengintip ke handphone Nada. Ternyata gadis itu tengah membuka aplikasi GetContact dan WhatsApp secara bergilir. Ia menyalin nomor di aplikasi WhatsApp, kemudian menempelnya di aplikasi GetContact untuk mengetahui diberi nama apa kontak nomor tersebut di HP orang-orang. Memang dasar gadis melanggar privasi orang!

"YES!" Nada tiba-tiba bersorak, membuat Yara dan Nesha terlonjak kaget. Bahkan Nesha nyaris terjungkal karena Nada berteriak tepat di telinganya.

"Buset, lo kenapa, sih? Mau gue potong tangan lo, hah?" ancam Yara memberi pelototan peringatan.

"Santai, Yar. Gue seneng banget omaigat!" ucap Nada meredam jeritannya agar tidak mengudara di tempat ini.

Yara mengerutkan dahi. "Seneng kenapa?"

Nada menatap Yara dan Nesha secara bergantian. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman. "Akhirnya gue tau siapa nama asli pengamen yang sering dateng ke rumah gue itu," bisik Nada misterius.

"Siapa?"

*****

Matahari hampir terbenam, tapi sosok Hasby Naufal Ar-Rizky belum meninggalkan sekolah dan memilih memberi makan kucing-kucing yang berkeliaran di SMK Gemintang. Kecintaannya terhadap binatang, terutama kucing tak mampu Hasby gambarkan dengan kata-kata. Bahkan saking cintanya ia kepada kucing, Hasby rela menyisihkan seluruh uang jajannya hanya untuk membeli pakan kucing-kucing yang Hasby temui di pinggir jalan.

"Ule!"

Hasby langsung menoleh kala mendengar seruan seseorang. Dika, cowok itu berlari menghampiri Hasby di parkiran dengan baju bola sambil menggendong tas dengan sebelah pundak.

"Lah, kok lo belum pulang?" tanya Hasby kepada Dika.

"Abis beres main bola. Lo sendiri?"

Bukannya langsung menjawab pertanyaan Dika, Hasby malah menunduk sembari tersenyum getir. "Males gue. Lagian di rumah juga bukannya istirahat malah disuruh kerja," lirihnya lalu tertawa hambar.

Dika menatap Hasby dengan sorot sendu. Satu tangannya terangkat menepuk pundak cowok itu. "Yang sabar, ya, Le."

Hasby mengangkat kepalanya kembali. "Yoi."

PENGAMEN KEREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang