Abbygae menatap layar ponsel miliknya dengan wajah sendu. Sudah hampir setengah hari dihabiskannya hanya untuk menunggu pesan dari Adam. Sudah lebih dari satu minggu juga Abbygael tidak pelihat pria itu. Terakhir kali mereka bertemu yaitu saat Adam mengambil beberapa barang miliknya di kamar rawat rumah sakit yang ditempati oleh Abbygael. Setelah itu, Adam sangat jarang berkomunikasi dengannya.
Bahkan saat Abbygael pulang ke rumah Rafael, Adam sama sekali tidak menunjukkan kehadirannya. Jika Abbygael bertanya pada Rafael tentang keadaan Adam, ayahnya itu selalu menjawab dengan, "Adam sedang berkonsentrasi dengan kasusnya."
Hingga hari ini, hari kelulusan masa sekolahnya. Adam masih belum memberikan kabar apa pun.
"By, kamu sudah siap belum ?" Tanya Gabriel.
"Hmm- sebentar. Tinggal sedikit lagi, Gab." Jawab Abbygael.
Ya. Abbygael sudah kembali ke rumah ini, sejak keluar dari rumah sakit. Walaupun masih sedikit merasa kesepian, Abbygael masih bisa merasakan kembali sedikit kehangatan di dalam rumah ini. Gabriel pun juga sudah kembali tinggal di rumah ini, setelah beberapa bulan tinggal di rumah milik mamanya, Keysia.
Namun terkadang, Abbygael sangat merindukan suasana rumah Adam. Merindukan Alan yang sering mengusilinya saat baru bangun tidur, lomba lari dengan Alan di pagi hari dan karaoke dari tengah malam hingga pagi hari. Seperti sudah tidak ada jarak antara dirinya dan juga Alan. Abbygael juga sangat merindukan Adam. Sarapan dengan pemandangan wajah tampan milik Adam di pagi hari, dapat membuat mood-nya menjadi sangat bagus.
"Ngelamunin apa sih ?" Tanya Gabriel penasaran.
Abbygael menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Engga kok, nanti Kak Alan datang ?"
"Iya dia datang kok, tapi katanya dia agak telat. Katanya ada yang harus dia urus dulu,"
"Gab, bantuin aku pasang kalung dong !" Gabriel dengan segara berjalan mendekat ke arah kembarannya, mengambil alih kalung berwarna emas dengan liontin berbentuk huruf A yang indah, lalu memasangkan pada leher Abbygael.
"Kamu cantik banget," puji Gabriel.
Senyuman kecil menghiasi wajah cantik Abbygael. Menambah beberapa persen tingkat kecantikan gadis berkebaya biru tua itu.
"Ayo !!!" Ajak Abbygael bersemangat.
Gabriel meraih tangan Abbygael, menggenggamnya dengan erat dan membawa kembarannya keluar dari kamar dengan hati-hati.
"Cantik, kamu mirip- ah sudah lah," Rafael menghentikan kalimatnya, berusaha membuat suasana menjadi tidak terlalu canggung.
Abbygael kembali menampilkan senyum kecilnya. "Ayah juga tampan."
"Ayah, Om Adam ?" Tanya Abbygael penasaran.
"Dia masih berkonsentrasi dengan kasusnya, Sayang." Ujar Rafael.
Senyum Abbygael seketika luntur, harapannya kembali hancur. Adam benar-benar tidak akan datang ke acara kelulusannya. Padahal, Abbygael sangat berharap Adam bisa meluangkan sedikit waktu untuk datang dan melihat acara kelulusannya.
"Jangan sedih gitu dong, By. Adam akan digantikan Alan, okey ?" Melihat wajah sedih putrinya, membuat Rafael tidak tega.
"Iya gapapa kok, Om Adam masih sibuk." Kata Abbygael acuh.
Abbygael duduk bersebelahan dengan Lani dan juga teman temannya yang lain. Sesekali Abbygel memperhatikan sekitarnya dengan gelisah, masih berharap Adam datang untuk melihatnya. Namun, sudah hampir puncak acara Adam belum juga terlihat. Mungkin benar perkataan ayahnya, Adam masih sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Bygael
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE KAKAK KAKAK 🤟🏻 "Semua masalah itu ga ada yang berat, Abby. Tergantung cara kita menghadapi dan menyikapinya. Kalau kamu sudah ketakutan duluan, maka kamu akan menilai itu masalah berat. Itu menurut aku, gatau deh orang...