Part 10

2.2K 115 7
                                    

Dengan perlahan Abbygael membuka ke dua matanya. Rasa pusing dan mual semalam sudah menghilang,  digantikan dengan rasa kering di dalam tenggorokkannya.

Abbygael menatap kamar yang sedang dia tiduri. Semua barang barang dan warna kamar ini sangat berbeda dengan kamar miliknya.

Dengan cepat Abbygael membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Matanya berbuka dengan lebar.

"Baju gue kok beda? Kok gue ga pakai bra ? Jangan bilang tadi malam gua di bungkus sama orang lain. Mampus gue, bodoh, bodoh." ucap Abbygael pada dirinya sendiri, sambil mengacak acak rambutnya.

Dengan wajah lesu Abbygael turun dari atas ranjang, lalu berjalan ke arah pintu kamar. Abbygael menatap luar kamarnya dengan takjub. Abbygael menjalankan kakinya dengan pelan sambil memperhatikan seluruh sudut rumah ini.

Hanya satu kata yang bisa dia keluarkan dari bibirnya untuk mendeskripsikan rumah ini, yaitu indah. Ya, rumah ini benar benar indah. Bahkan jauh lebih besar dan lebih indah dari rumahnya.

"Permisi nona," seketika Abbygael tersadar dari kenoraannya yang seperti orang udik, lalu menatap seseorang yang memanggilnya.

"Eh, iya?" Abbygael menatap perempuan di depannya, memakai seragam rapi seperti orang kantoran.

"Nona, sudah di cari oleh tuan. Tuan, sudah menunggu nona di taman belakang." Jelasnya.

"Abbygael." Abbygael memajukan tangannya.

"Sara," Sara mengambil tangan Abbygael lalu menjabatnya.

"Tuan siapa yang kamu maksud ?" Tanya Abby dengan bingung.

"Ohh, dia yang punya rumah ini dan aku asisten pribadinya," jelas Sara.

Abbygael mesih merasa bingung dengan penjelasan yang diberikan Sara, yang menurutnya sangat tidak membantu.

"Sudah ayo cepat. Aku tidak mau dia marah marah," dengan cepat Sara menarik Abbygael ke arah tangga, untuk turun.

Abbygael masih saja kagum dengan rumah yang sangat indah ini, namun terasa sangat sepi.

Hingga mereka sudah tiba di sebuah taman yang indah, dengan pemandangan hijau dan disana ada seorang pria berpakaian santai sedang bermain dengan kucing yang ukurannya tidak seperti seekor kucing biasa.

"Hai bodoh, kemari. Dia sudah bangun," teriak Sara pada pria itu.

'Lah, tadi bilang tuan. Sekarang manggil bodoh. Yang bener yang mana,' batin Abbygael.

Abbygael menatap pria itu. Dia sedikit mengenal pria itu. Dengan cepat Abbygael mengingat siapa nama pria itu.

"Kamu sudah membaik ?" Tanya pria itu pada Abbygael.

Namun, Abbygael tak kunjung menjawabnya. Karena dia masih berpikir dengan keras siapa nama pria itu.

"Hey," lambaian tangan persis di depan wajahnya membuat otak Abbygae mendadak tidak bisa bekerja dengan benar.

"Sebentar sebentar. Aku lupa namamu dan aku sedang mengingatnya," ucap Abbygael kesal.

"Adam." ucap pria itu.

"Oh iya, Om Adam." mendengar ucapan Abbygael membuat Sara tertawa dengan sangat keras, lalu mendapat tatapan tajam dari Adam.

"Sara pergi, Hari ini kamu libur," ucap Adam dengan nada kesal.

"Siap om," ejek Sara, lalu berjalan pergi menjauh.

"Lah, Om Adam kok ada disini?" Tanya Abbygael.

"Ini rumahku," jawab Adam.

"HA ?" Abbygael kini benar bener bingung.

"Ayo kita sarapan," tangan Abbygael tiba tiba di tarik oleh Adam.

Little BygaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang