"By... kamu pulang dijemput Adam ya. Soalnya aku ada urusan dulu dan ini penting. Jadi kamu nanti di jemput sama Adam dan Adam sudah aku telfon buat jemput kamu kok." ujar Gabriel.
"Terserah." balas Abbygael tidak peduli.
"Aku duluan, By." Gabriel langsung memakai helmnya dan menyalakan motor besar berwarna hitamnya.
Abby menatap motor Gabriel yang mulai menjauh dari tempatnya sekarang. Abby berjalan mendekati gerobak penjual cilok yang berada di depan sekolahnya. Tangannya berusaha merogoh kantong rok yang dikenakannya.
"Yah..." Abby menatap lesu sisa uang yang ada di tangannya hanya ada lima ribu rupiah.
"Bang. Ciloknya lima ribu," Abby memberikan lembar uang terakhirnya pada tukang cilok dengan wajah lesu.
"Jangan lupa bonus bang." tambah Abby.
"Si mba, beli lima ribu minta bonus." protes tukang cilok.
"Jangan pelit pelit kek bang,"
"Yaudah ini. Udah bonus satu itu," Abby dengan cepat mengambil plastik yang berisi cilok itu dari tangan abang abang cilok.
"Makasih bang. Makin ganteng aja kalo bonusin cilok." ujar Abby dengan senang.
Abby berjalan ke arah bangku yang ada di pinggir jalan sambil menunggu Adam yang belum menjempunya. Sudah hampir lima belas menit Abby menunggu namun masih belum ada tanda tanda seseorang yang menjemputnya.
"Lama banget sih kayak orang ga niat jemput aja. Tau gitu dari tadi gue pulang sendiri. Mana ini cilok tinggal satu lagi." gerutu Abby.
Abby menusuk cilok terakhirnya dengan kejam lalu melimurinya dengan bumbu kacang yang banyak.
TIN...TIN...
Mata Abby menatap tajam mobil putih yang berhenti di depannya. Adam keluar dari dalam mobil dengan masih menggunakan kemeja berwarna putih dan lengan yang sudah digulung dan berjalan ke arah Abbygael.
"Abby maa..." belum selesai Adam mengucapkan kalimat permintaan maafnya. Namun sudah lebih dulu Abby melembar cilok yang tadi dia tusuk ke arah Adam dan mengotori kemeja yang Adam kenakan dengan bumbu kacang.
"Lo kalo ga niat jemput gue ya bilang. Gue nunggu di sini lama banget. Lo kira gue ga kepanasan, ga kehausan ?!" Protes Abby.
"Aku minta maaf. Aku salah karena telat jemput kamu,, karena aku harus ketemu dengan klien mendadak."
"Gue ga peduli. Minggir gua mau masuk ke mobil. Gue kepanasan,"
"Kamu duduk dibelakang ya," ucap Adam dengan pelan. Abby menatap Adam tajam, lalu menaikan salah satu alisnya.
"Kenapa ?" Tanya Abby.
"Klien aku tadi ga bawa mobil. Jadi dia minta anterin pulang. Aku ga bisa nolak karena satu arah."
"Oh." jawab Abbygael singkat, lalu membuka pintu mobil sendiri.
Abby masuk ke dalam mobil Adam dan duduk dengan wajah datar, seolah tidak memperdulikan seseorang yang ada disamping Adam.
"Adam kok kemaja kamu jadi kotor ? Sini aku bantu bersihin," perempuan itu mengambil tissue yang ada di dekatnya, lalu berusaha membersihkan noda yang ada di kemeja Adam.
"Gausah. Saya bisa bersihkan nanti sendiri." tolak Adam.
"Tapi nanti itu kalau sudah kering tidak bisa hilang, Dam."
"PANAS KALI AH." ujar Abby dengan sedikit keras.
"Mba mba AC-nya kecilin dong." pinta Abby sambil menepuk-nepuk pundak perempuan yang duduk disamping Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Bygael
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE KAKAK KAKAK 🤟🏻 "Semua masalah itu ga ada yang berat, Abby. Tergantung cara kita menghadapi dan menyikapinya. Kalau kamu sudah ketakutan duluan, maka kamu akan menilai itu masalah berat. Itu menurut aku, gatau deh orang...