Abby memasuki sekolah barunya dengan tatapan sendu. Banyak sekali murid murid yang melirik ke arahnya karena masih memakai seragam sekolah lamanya dan ditambah Abby berjalan bersama dengan Gabriel. Sebelumnya Abby sudah bilang kepada kakak kembarnya itu kalau Gaby tidak usah berada di dekatnya, tapi Gaby sangat keras kepala dan tidak peduli dengan ucapan Abby.
"Gaby, ga usah dekat dekat." desis Abby dengan geram.
"Ayo, aku antar kamu ke kelas barumu," Gaby menarik tangan adiknya itu dengan sedikit keras, hingga Abby ingin terjatuh.
"Kamu gapapa kan ?" Abby menatap laki-laki yang menahan dirinya, agar tidak terjatuh.
'Wahh baru juga masuk udah ada yang ganteng aja,' sorak Abby dalam hati
"Lepasin tangan lo dari dia," ucap Gabriel dengan nada dingin
"Eh, makasih." Abby tersenyum dengan sangat lembut.
"Aku duluan," Abby menatap punggung laki-laki yang menolongnya tadi mulai menjauh.
"Ih, dasar ga jelas" Abby menjambak rambut Gaby dengan keras, karena kesal dengan sikap Gaby yang tidak sopan.
"Awh. Sakit tau," Gaby menggosok gosokan kepalanya dengan tangannya, lalu merapikan rambutnya yang sudah berantakan.
"Aku masih tampan kan ?" Tanya Gaby dengan tingkah sok kepedeannya.
Abby hanya memutar bola matanya, lalu berjalan meninggalkan Gaby sendirian.
Abby berjalan ke arah salah satu koridor yang di hadapannya dan banyak sekali remaja remaja perempuan yang menatapnya sinis.
Dengan memasang wajah super datarnya, Abby tidak memerdulikan makhluk makhluk berwajah penuh dengan bedak yang ada di sebelah kanan dan di sebelah kirinya.
DUBRAK..
Abby tersungkur diatas lantai putih dengan wajah tertempel diatas lantai itu. Gaby yang masih mengikuti adiknya itu melihat Abby sudah tersungkur di lantai segera berlari dengan cepat membantu adiknya itu untuk berdiri.
Abby sudah berdiri dengan dengan sempurna dengan bantuan Gaby, lalu menatap makhluk yang membuatnya terjatuh karena tersandungan kaki perempuan dempulan yang ada didepannya itu.
"Heh, lo mau cari gara gara sama gue ?" Bentak Abby dengan keras didepan wajah orang yang menyandungnya tadi.
"Berani banget lo bentak gue !!!" Perempuan itu menatap Abby dengan sinis.
"Emangnya lo siapa ? Dan lo yang udah nyandung gue. Bodoh," melihat adiknya yang mulai tersulut emosi dengan sigab Gaby menengkan adiknya itu dan menarik tangan Abby pelan menjauhi tempat tadi.
"Ih Gaby, aku belum nyakar muka mereka karena berani nyandung aku. Sakit tau jatuh kayak tadi," gerutu Abby.
"Ih, lucu banget sih." Gaby mencubit pipi Abby dengan gemas, karena adiknya masih saja menggerutu.
"Ini hari pertamamu, bersikap baik dan jangan membuat ulah. Okey ?" Tambah Gaby.
"Aku tidak berjanji Gaby."
"Yaudah, masuk ke dalam kelas dan cari temanmu yang baik. Bye, By." Gaby mendorong adiknya masuk ke dalam kelas, lalu pergi dari kelas Abby.
Abby menatap kelas barunya dengan bingung. Pasalnya matanya tidak menemukan adanya bangku dan meja yang kosong.
"Anak baru, ya?" Tanya perempuan yang tiba tiba menepuk bahu Abby.
"Hmm iya," jawab Abby dengan senyum.
"Duduk di situ aja, soalnya bangku yang lain sudah penuh. Oh ya nama aku Lani." Lani menunjuk meja yang ada di pojokan kelas, lalu mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Abby.
"Abbygael."
Haiiii jangan lupa vote dan komen yaaaa dan jika ada saran untuk tulisanku silahkan berikan ❤️❤️❤️☺️☺️
Terima kasihhh loveeee uuuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Bygael
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE KAKAK KAKAK 🤟🏻 "Semua masalah itu ga ada yang berat, Abby. Tergantung cara kita menghadapi dan menyikapinya. Kalau kamu sudah ketakutan duluan, maka kamu akan menilai itu masalah berat. Itu menurut aku, gatau deh orang...