Abbygael masuk ke dalam kamar tidurnya, dengan air mata yang sudah membanjiri wajah putih pucatnya. Dia meletakan kedua anjingnya diatas tempat tidur lalu membenamkan wajahnya di dalam bantal.
Tanpa sadar Abby sudah tertidur dengan lelap bersama dengan kedua anjingnya yang berada disisinya.
Gaby mengintip kamar adik kembarnya dengan hati hati karena lampu kamar Abby masih menyala. Gabriel masuk ke dalam kamar Abbygael, lalu mendekat ke arah Abby. Dengan perlahan Gaby membenerkan posisi tidur Abby yang salah, agar nanti Abby tidak terganggu di dalam tidurnya.
Dengan pelan Gaby mengecup kening Abby
"Tolong, jadi Abbygael yang seperti dulu lagi." bisik Gaby tepat di depan telingga Abby.
Dengan perlahan Gaby menyalakan lampu tidur di kamar Abby, lalu mematikan lampu utama dan keluar dari kamar Abby.
Matahari sudah keluar dari persembunyiannya, lalu mengeluarkan sinar paginya yang sangat cerah untuk membangunkan iblis kecil yang masih asik terlelap.
Namun pada dasarnya memang iblis tidak menyukai cahaya. Maka dari itu Abbygael mulai terganggu di dalam tidurnya, lalu membuka matanya dengan perlahan.
Abbygael tersenyum mengingat hari ini adalah jadwal untuk berolah raga di sekolahnya. Dengan cepat Abby melompat dari atas kasur, lalu bersiap pergi ke sekolah.
Abbygael sudah siap dengan seragam olahraganya, yang masih menggunakan seragam sekolah lamanya dan juga sepatu olah raga berwarna putih.
Dengan cepat Abbygael keluar dari kamar dan juga mengeluarkan anjing anjingnya dari kamar, lalu turun ke ruang makan. Di ruang makan sudah ada Gabriel dengan seragam sekolahnya dan juga Rafael dengan kemeja biru tua dengan jas yang rapi. Lengkap ? Ya. Karena Abby bisa melihat mamanya disamping Rafael dengan senyum.
"Pagi ayah, pagi kak, pagi ma," Abbygael mencium pipi Rafael dan Gabriel bergantian.
"Ma ?" Tanya Rafael.
"Yaps, dad." jawab Abbygael sambil mengangguk ngangguk.
"Dimana sayang ?" tanya Rafael lagi dengan nada penasaran.
"Tepat di samping ayah. Mama lagi liatin ayah makan, sambil senyum senyum." Abby menunjuk kursi yang berada di samping Rafael.
"Makan, By." Nada Gabriel seperti tidak suka, jika ada pembicaraan tentang mamanya.
"Mama bilang hari ini Gaby tampan," ucap Abby dengan nada senang. Namun malah di balas tatapan dingin dari Gabriel.
"Cepet sarapan aku tunggu di mobil." dengan cepat Gabriel bangkit dari kursinya, lalu keluar dari ruang makan.
Melihat mood Gabriel sudah rusak di pagi hari, dengan cepat Abbygael memakan sarapannya. Lalu berpamitan kepada ayahnya yang sangat tampan itu. Lebih tepatnya duda tampan.
Sekarang Abbygael sedang menatap sendu guru yang menerangkan materi olahraga. Guru itu sedang menerangkan tentang materi lari cepat.
Dengan cepat Abbygael mengangkat tangannya dan guru itu memusatkan pandangannya pada Abbygael.
"Ada apa ?" Tanya guru olahraga itu.
"Saya sakit, pak." bohong Abby. Lani yang melihat tinggah aneh Abby mulai memasang wajah tidak enak, sama seperti wajah siswi yang lain dan sedangka siswa laki laki malah tersenyum senyum sendiri.
Guru itu dengan cepat mendekat ke arah Abbygael, lalu menempelkan telapak tangannya di atas dahi Abby.
"Ah, kamu bohong." ucap guru itu dengan nada kesel.
Abbygael berdecak, lalu memutar bola matanya malas.
"Turun semua ke lapangan." perintah guru itu.
Dengan malas Abbygael ikut bersama teman temannya turun ke lapangan. Di lapangan Abbygael tidak henti hentinya merutuki dirinya sendiri karena tidak bisa berlari. Tinggal beberapa orang lagi menuju gilirannya untuk berlari.
"Abbygael Rachel," panggil Pak Wayan, guru olah raga.
Mati lah kau By. gerutu Abbygael dalam hati.
"Bersedia... Siap... Mulai... "
Abbygael berlari sekuat tenaga kakinya, menuju garis di sebrang matanya hingga-
KREKK
DUBRAKK
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAAA
MAKASIHHH ❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Bygael
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE KAKAK KAKAK 🤟🏻 "Semua masalah itu ga ada yang berat, Abby. Tergantung cara kita menghadapi dan menyikapinya. Kalau kamu sudah ketakutan duluan, maka kamu akan menilai itu masalah berat. Itu menurut aku, gatau deh orang...