Sudah entah berapa lama Abbygael memperhatikan Andrian yang sedang bermain basket di halaman rumah Andrian. Namun, rasa bosannya sudah tergantikan oleh pemandangan indah dari gerakan gerakan yang Andrian lakukan. Memperhatikan Andrian yang sedang berlari sambil melempar bola basket memang sangat indah.
Jangan tanya mengapa Abbygael bisa berada di rumah Andrian, itu karena Mama Andrian lah yang memintanya untuk datang. Dan dengan senang hati Abbygael menerima permintaan dari Mama Andrian.
"Kamu ke sini udah izinkan ?" Andrian berjalan ke arah tempat Abbygael duduk sambil menyeka keringat yang sudah terjatuh membasahi seluruh wajahnya.
"Udah. Tapi sama Gabriel izinnya." ucap Abbygael dengan susah payah.
"Kenapa ga sama orang tua kamu ?" Andrian mengambil botol air yang persis berada di samping Abbygael dan meminumnya hingga habis tanpa sisa.
Ganteng banget gila padahal cuma minum doang. Tenang Abby, tenang ingat om Adam. gerutu abbygael dalam hati.
"Ayah lagi di luar kota." jawab Abbygael.
"Kamu ga bosan ngeliatin aku main basket terus ?"
"Ya engga lah." ujar Abbygae cepat.
"Maafin mama aku ya , dia iseng banget nyuruh kamu ke sini. Sebagai gantinya, mau jalan jalan aja ga ?"
"Boleh."
"Okey, Aku mau mandi dulu. Kamu tunggu di ruang keluarga aja, jangan di sini panas. Ayo," Abbygael mengangguk, lalu mengikuti Andrian dari belakang.
Abbygael memperhatikan ruang keluarga rumah Andrian. Banyak foto yang menampilkan keserasian keluarga ini. Mulai dari foto saat Andrian masih bayi, Andrian sedang bermain sepeda, Andrian sedang bermain basket dan ada juga Andrian yang sedang berenang. Tidak hanya foto Andrian ada juga foto Dita yang masih bayi, Dita yang sedang memakai baju berbentuk beruang dan yang sedang bermain sepeda roda tiga. Tidak lupa ada foto kedua orangtua Andrian yang terlihat sangat bahagia.
Abbygael tersenyum melihat semua foto foto yang ada di ruangan itu. 'Seandainya aja mama masih hidup. Pasti kita akan menjadi keluarga sempurna.'
"Kak Abby." Dita masuk ke dalam ruang keluarga dengan membawa satu stoples besar yang bersisi cookies cokelat.
"Kakak mau ga ?" Tanya Dita sambil menyodorkan stoples itu pada Abbygael, lalu duduk di depan Abbygael.
"Mau," pinta Abby, lalu mengambil satu potong cookies dari dalam stoples.
"Tapi kak jangan banyak banyak ya. Nanti gigi kakak kayak aku," Dita menunjukkan deretan gigi giginya yang ompong.
"Kakak rajin bersihin gigi. Kamu jarangkan ?" Tanya Abbygael meledek.
"Aku sikat gigi kok. Tapi kalau abang lupa ajak aku, aku ga sikat gigi." ucapnya sambil tertawa.
"Jangan malas Dita" ucap Abbygael dengan nada gemas.
"Iya kakak." ujar Dita, lalu memeluk Abbygael.
"Dita pangin deh punya kakak," pinta Dita.
"Kamu kan udah punya abang. Abang kamu baik kok,"
"Abang galak. Apa lagi kalau Dita nakal, pasti abang langsung marahin Dita." Protesnya.
"Itu karena abang kamu ga mau kamu kenapa-napa,"
"Ngadu apa kamu Dita ?!!" Dita dan Abbygael segera terdiam, lalu keduanya melihat Andrian yang sudah rapi dengan kaos berwarna hitam yang meletak di tubuhnya yang berada di sebrang mereka.
"Dita ga ngadu apa apa kok. Kakak, Dita ke kamar ya, soalnya abang galak. Dadah kakak," Dita segera mengambil stoples cookiesnya, lalu berlari keluar dari ruang keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Bygael
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE KAKAK KAKAK 🤟🏻 "Semua masalah itu ga ada yang berat, Abby. Tergantung cara kita menghadapi dan menyikapinya. Kalau kamu sudah ketakutan duluan, maka kamu akan menilai itu masalah berat. Itu menurut aku, gatau deh orang...