"SELAMAT PAGI WORLD." teriak Abbygael saat masuk ke dalam kelas.
"Pagi, Sayang."
"Pagi juga, Honey."
"Pagi, Bebep." Sahut gerombolan anak laki-laki yang berada di belakang kelas.Abbygael berjalan ke arah meja belajarnya. Dengan senyum yang masih melekat di wajahnya, Abbygael memutar tubuhnya ke belakang.
"Woi, ada PR ga ?" Tanya Abbygael pada teman temannya yang sedang asik bermain gitar.
"Tumben banget lo nanyain PR, biasanya aja dateng langsung tidur."
"Yah, mana tau ada. Gue kan mau jadi anak kesayangan guru-guru."
"Selamat pagi anak-anak. Di pagi hari ini pelajaran pertama akan diisi oleh matematika. Dan- Abby ? Kamu masuk ?" Guru yang sedang berbicara di depan segera terfokus pada Abbygael yang sedang menatapnya dengan wajah terkejut.
"Kok pelajaran ibu ? Kan kemarin pelajaran ibu. Masa hari ini juga pelajaran ibu ?" Tanya Abbygael.
"Kelas saya memang satu minggu dua kali. Kamu yang tidak pernah memperhatikan saya. Dan kamu belum ikut ujian."
"Tau gitu, mending bolos lagi." Celetuk Abby.
"Cepat ambil pulpen kamu. Dan handphone berikan pada saya. Kamu akan mengerjakan ujian di ruang guru."
Dengan malas Abbygael mengambil pulpen dari dalam tasnya, lalu menyerahkan handphone-nya pada gurunya.
"Soalnya ada di atas meja saya, kerjakan sampai bel istirahat. Jangan coba-coba mencontek atau nilai kamu akan saya tulis nol," Ancam guru itu dengan wajah seramnya.
"Saya juga ga ada niatan buat nyontek." Ujar Abbygael segera keluar dari dalam kelas, lalu berjalan ke ruang guru yang jaraknya lumayan jauh dari kelasnya.
Mata Abbygael memperhatikan orang-orang yang sedang memegang piring yang penuh dengan gorengan. Tangan Abby merogoh saku rok yang sedang di kenakannya, lalu tidak menemukan selembar uang pun dari dalam sakunya.
Ah gembel banget sih gue... gerutunya dalam hati.
Abby melanjutkan langkahnya hingga sampai di depan ruang guru, lalu dengan perlahan Abby membuka pintu dan masuk kedalamnya. Banyak guru yang sedang bersantai dan menikmati sarapan pagi mereka. Termasuk gorengan gorengan yang sangat menggiurkan.
"Pagi pak, saya mau tanya meja ibu matematika di mana ya ?" Tanya Abby pada Pak Wayan.
"Namanya, ibu siapa ?" Tanya Pak Wayan.
"Abby gatau Pak, makanya Abby nanya Bapak."
"Haduh kamu ini, di pojok yang ada bunga mawar putihnya itu." Pak Wayan menunjuk ke arah meja yang berada di dekat jendela.
"Meja gurunya Pak ?" Tanya Abby.
"BUKAN, meja jin." Jawab Pak Wayan dengan gemas.
"Tau aja teman bapak mirip jin." Ucap Abbygael.
"Jangan kencang kencang Abby, nanti teman teman jinnya yang lain dengar." Ujar Pak Wayan dengan sedikit tertawa.
Abbygael segera berjalan menuju meja yang ditunjuk oleh Pak Wayan. Di atas meja sudah ada dua lembar kertas. Satu kertas yang berisi soal-soal dan satu lagi kertas untuk lembar jawaban.
"ABBYGAEL RACHEL CANTIK DAN JUGA BAIK HATI" Abby menuliskan namanya dengan tambah kata kata kesukaannya.
"Nomor satu, jika jumlah kuadrat akar-akar persamaan x pangkat dua di kurang tiga x di tambah k sama dengan nol sama dengan jumlah pangkat tiga akar persamaan x akar dua di tambah x di kurang k sama dengan nol, maka k adalah ?" Abby menggaruk kepalanya yang mendadak gatal, lalu menulis jawaban dari soal yang membuat matanya mendadak kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Bygael
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE KAKAK KAKAK 🤟🏻 "Semua masalah itu ga ada yang berat, Abby. Tergantung cara kita menghadapi dan menyikapinya. Kalau kamu sudah ketakutan duluan, maka kamu akan menilai itu masalah berat. Itu menurut aku, gatau deh orang...