part 39

1.1K 99 12
                                    

Sudah beberapa minggu Abbygael tinggal di dalam rumah milik Adam. Rumah yang nyaman dengan seluruh isinya yang sangat perhatian pada Abbygael, membuat rasa rindu pada rumah aslinya hilang. Di dalam rumah Adam, Abbygael mendapat segalanya. Alan yang selalu mengusilinya dan mengajaknya berjalan jalan, Adam yang memberikan perhatian penuh dan kasih sayang, lengkap rasanya.

Jika dibandingkan dengan rumah ayahnya yang sangat sepi, dengan keluarganya yang sudah tidak lagi seperti dulu, sangat berbanding terbalik dengan kehangatan yang di dapat di dalam rumah Adam. Adam bahkan bener bener melungkan waktunya untuk mengajak Abbygael berolah raga di sore hari dan menunggu Abbygael meminum semua obatnya di pagi hari. Adam dan Alan juga tidak pernah membiarkan Abbygael merasa kesepain lagi, mereka akan bergantian untuk menjaga Abbygael. Sangat menyenangkan jika dibandingkan dengan kembarannya, Gabriel yang tidak bisa menerima keadaanya bahkan mengejek keadaanya.

Abbygael sudah tidak pernah berhubungan lagi dengan anggota keluarganya dan Abbygael juga tidak berniat menghubunginya. Sesekali Abbygael memang memikirkan keadaan kembarannya itu, namun tidak lebih. Abbygael yakin, Gabriel sekarang sudah sangat senang tidak ada dirinya di dalam rumah. Tidak ada lagi merepotkan dan tidak ada lagi yang harus dia jaga.

"Minum obat kamu dulu, sayang." Adam meletakan tempat obat Abbygael di atas meja dengan segelas air putih.

"Iya sebentar. KAK ALAN, CEPAT !!!" Adam nemutup telinganya dengan kedua telapak tangan setelah mendengar suara teriakkan keras Abbygael.

"IYA IYA." Alan segera berlari menuruni anak tangga menggunakan pakaian santai dengan celana pendek sedikit diatas lutut dan sepatu slip on.

"Aku udah siap. Ayo." Ujar Alan.

"Obat kamu minum dulu, By." Perintah Adam.

Abbygael segera mengambil beberapa butir obat. Memasukkan ke dalam mulutnya dan mendorong dengan air putih yang sudah disediakan oleh Adam.

"AYO !!!" Teriak Abbygael dengan semangat.

Memang beberapa hari lalu Adam sudah berjanji pada Abbygael untuk mengajaknya pergi bermain ke DUFAN. Namun, yang di ajak Adam hanyalah Abbygael dan tentu saja Alan tidak akan mau di tinggal juga.

Abbygael duduk di dalam mobil Adam dengan tidak tenang. Sesekali Alan menarik rambutnya dari belakang dan membuat pertengkaran kecil di dalam mobil.

"Kak Alan jangan iseng !!!" Ucap Abbygael dengan kesal.

"Siapa suruh ga mau ngalah duduk di belakang." Ujar Alan.

"OM !!!" Abbygael menggoyang- goyangkan lengan tangan Adam yang menggantung pada stir mobil.

"Alan."

"Dasar tukang ngadu." Ucap Alan kesal, lalu menarik rambut Abbygael lagi.

"Om Adam. Kak Alannya usil nih !" Abbygael mulai mengeluarkan nada manjanya.

"Lan, jangan diganggu." Peringat Adam.

Bukannya berhenti, Alan terus menarik rambut Abbygael ke kanan dan ke kiri bergantian. Dengan kesal Abbygael memutar badannya menghadap Alan, lalu menjambak jambul Alan yang sudah rapi dengan pomade menjadi hancur berantakan.

"NYEBELIN NYEBELIN !!!" Abbygael terus menarik rambut Alan ke depan belakang.

"Kalian berdua kalau ga bisa duduk dengan tenang, kita ga jadi pergi !" Ucap Adam dengan tegas.

Abbygael segera duduk dengan rapi, menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya dan mengaca pada ponselnya yang sudah retak.

Adam dan Alan hanya mengikuti Abbygael seperti anak ayam di belakangnya. Jika Abbygael ingin menaiki wahana, maka Adam dan Alan lah yang berada di sebelah Abbygael.

Little BygaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang