33. The Lost Soul

1.2K 183 232
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Misu melihat Jun-Ho berciuman dengan wanita lain di depan matanya sendiri, yang secara otomatis membuat Junni pasang badan berusaha menghalangi arah pandang Misu. Namun terlambat. Misu telah melihat semuanya.

Kepalanya mendadak kosong. Nyawanya seperti berpisah dari tubuhnya sepersekian detik. Misu sampai harus menyentuh jantungnya sendiri karena merasa organ itu tak lagi berdetak.

Dengan tenaga tersisa, Misu berusaha menghalangi Junni yang menerjang Jun-Ho, namun sayangnya gagal karena gadis itu terlalu kuat untuknya. Junni melayangkan pukulan tepat di tulang pelipis kiri, membuat Jun-Ho sontak terhuyung dan memegangi kepalanya.

Dengan kasar, Junni menarik Nana pergi menjauh setelahnya, menyisakan mereka berdua yang saling tatap dalam sebuah hening yang menyergap ngeri. Seperti ada gelembung yang memerangkap mereka, lalu lintas di sekitar seolah tak lagi bisa didengar dengan jelas, hanya degup jantung yang terasa tak beraturan.

Dalam bayangannya, Misu melihat Jun-Ho perlahan-lahan semakin jauh hingga tak lagi bisa terjangkau olehnya. Lelaki itu meninggalkannya, dan memilih pergi dengan perempuan lain. Kewaspadaan dan intuisinya selama ini, ia sesalkan telah terlewat begitu saja.

Segala hal yang telah dilakukan untuk membangun hubungan ini terasa sia-sia. Badai telah meniup, memporak-porandakan hingga hancur.

Memutuskan menunggu penjelasan Jun-Ho, Misu memaku kakinya di bawah tanah yang dia jejakkan. Dengan harapan besar ia salah lihat. Misu berharap dia hanya melihat ke suatu sudut pandang yang salah.

Lelaki itu mendekat, menyentuh Misu dengan hati-hati seolah gadis itu porselen rapuh. "Sayang..."

Dengan gemetar Misu bersuara. "Buhuijang-nim..." Misu memanggil Jun-Ho dengan hormat, sama seperti saat mereka belum memulai hubungan. Misu tak kuasa memanggil namanya dengan santai seperti biasa, Misu tak bisa memanggilnya dengan panggilan 'Sayang' seperti biasa.

Karena baginya Jun-Ho telah jauh, asing dan tidak terkenali. Misu sampai tidak yakin kalau dia mengenal baik pria itu, dan pernah menyentuh seluruh bagian tubuh terdalamnya. Misu tidak mengenalinya.

"Aku bisa jelaskan semuanya..."

Misu menunduk, menatap flat shoes-nya yang tiba-tiba basah oleh tetesan air mata miliknya. Misu sampai lupa apa tujuannya pergi ke sini tadi. Kenapa dia malah memergoki Jun-Ho mencium Nana? Apakah jika tidak bertemu di sini tadi, Misu tidak akan pernah mengetahui hal yang sebenarnya?

"Aku berharap... aku tadi salah lihat." gumamnya. "Atau... Wanita itu memang punya budaya mencium bibir teman laki-laki adalah suatu hal yang wajar."

"Aku akan jelaskan semuanya di rumah. Kamu harus ikut aku pulang. Sekarang."

"Kenapa aku harus ikut denganmu? Aku ingin di sini. Aku punya keputusan sendiri."

"We're engaged. Kau terikat denganku..."

Limerence : Tune In For Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang