32. First Fight

1.1K 160 257
                                    

Kalo belum mau galau jangan maksain baca ya. Nunggu chapter selanjutnya jg boleh.

Enjoy the ride.

🌺🌺🌺🌺

"Aku akan menahanmu kalau begitu..." Jun-Ho menggenggam tangannya, menatapnya dengan tatapan serius. "Katakan saja sekarang. Aku siap mendengarkan."

Lekat Misu balas menatapnya, berusaha mendeteksi segala perubahan sedikit saja di raut wajahnya sebelum Misu mengucapkan hal yang dimaksud penting tadi dengan perlahan dan lamat-lamat. "Tadi agen properti menelepon... Katanya, seseorang bernama Kim Nana ingin membeli rumahmu."

Misu tak bisa melihat Jun-Ho mengeluarkan reaksi yang berarti  kecuali pupil matanya yang tiba-tiba menyempit. Lelaki itu hanya diam terpaku selama beberapa detik lamanya membuat Misu kembali melanjutkan kalimatnya. "Dan aku cukup tahu siapa itu Kim Nana. Aku telah mengetahuinya, jadi kau tidak perlu menjelaskan apapun..."

"Buhuijang-nim..."

Misu kembali bersembunyi di balik pintu saat mendengar suara Ara dan ketukannya yang kedua kali sepanjang ia berada di ruangan ini.

Jun-Ho membuka pintu, menghadapi gadis itu dengan masih tanpa ekspresi.

"Ada seseorang menelepon atas nama Kim Nana. Ingin membuat janji temu dengan Bapak. Katanya sore ini atau besok pag..."

"Tolong katakan sore ini saja." Jun-Ho langsung menyahut cepat tanpa merasa perlu pikir panjang. "Saya ada waktu kosong sore ini, sepulang kerja."

Tangan Misu yang memeluk tubuh, otomatis meremas rusuk kiri tempat jantungnya bersemayam saat Jun-Ho mengatakan hal itu. Ada nyeri yang tak terdeskripsikan oleh kata. Juga ada sedikit kekhawatiran yang mengada-ngada soal hadirnya Nana yang tiba-tiba kembali ke kehidupan Jun-Ho.

Misu percaya Jun-Ho. Tapi menjadi tidak sepenuhnya jika seperti ini. Karena ia ingin waspada. Ia melindungi hatinya.

Ara sudah pergi membawa pesan informasi pertemuan itu, pintu sudah ditutup namun Jun-Ho masih mematung, diam terpekur di tempatnya. Entah apa yang sedang dipikirkan laki-laki itu. Misu pun tidak ingin tahu.

Misu mengambil tisu basahnya dari dalam tas, menyeka bibirnya untuk menghapus noda lipstik yang tidak teratur di sana dan mulai bersuara dengan santai. "Apa kau nanti ingin menemuinya seorang diri?"

Jun-Ho berbalik perlahan sampai akhirnya dia menatap Misu. "Sudah sejauh apa... Hal yang kau ketahui soal Nana?"

"Semuanya." Misu menatap Jun-Ho dengan berani. "Aku sudah tahu semuanya. Segala struggle dan penderitaan yang pernah kau hadapi. Segala masa lalumu dengannya. Lukisan dan foto itu..."

"How could you..." Alisnya menyatu saat Misu menyebutkan dua hal terakhir.

“Tentu saja aku mencari tahu.” Misu tersenyum pedih. "Aku tidak bisa memutuskan hidup bersama seseorang tanpa pernah mengetahui masa lalunya. Aku ingin tahu segala hal tentangmu. Sampai segala hal tentang Junni juga keluargamu, aku ingin tahu."

"Masalaluku adalah milikku, Misu. Aku tidak ingin kau tahu dan selangkahpun masuk ke dalamnya."

"Bukankah kau sendiri yang mengatakan ingin menunjukkan kehidupanmu di Amerika sebelum bertemu denganku?"

"Aku hanya ingin kau melihat karier dan pencapaianku di sana, aku ingin menunjukkan padamu kalau aku bukan orang yang menggantungkan diri semata-mata hanya pada kekayaan orangtua. Bukannya ingin menunjukkan luka dan bagian terburuknya."

Mata Misu berkaca-kaca. "Kau terlalu memanjakan aku, Jun-Ho. Kau tidak pernah mengijinkan aku melihat sisi dirimu yang lain. Sementara aku tak perlu mendapat kesenangan itu setiap hari. Aku ingin bisa merasakan lukamu, penatmu, marahmu. Dan segala emosi lainmu selain cinta dan cemburu. Aku ingin kau membagi semuanya denganku. Apakah itu sulit?"

Limerence : Tune In For Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang