49. Fight an Uphill Battle

792 147 148
                                    

Playlist : How Can I Love the Heart Break

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Playlist : How Can I Love the Heart Break. You're the One I Love

Langkah demi langkah yang kita ambil, semakin membawa kita pada perpisahan.
Tanganmu yang dulu biasa kugenggam, perlahan terasa seperti akan menghilang...

Vote me, friend me,
happy reading

🌺🌺🌺🌺




Wajah Jun-Ho mengeras menatap sekeliling rumah Junni yang berantakan, kosong tak berpenghuni. Sementara di tangannya, selembar foto seorang pria dan wanita tampak bermesraan di bar yang diserahkan Nana setelah turnamen berakhir tadi semakin membuatnya muak.

Tentu sepanjang perjalanan Incheon sampai Seoul, sekuat tenaga Jun-Ho menahan amarahnya, berusaha tenang dan berpikir positif. Bahwa bisa jadi ini hanya sosok perempuan yang mirip Misu, atau jika benar ini kekasihnya, Jun-Ho yakin bahwa Misu dijebak. Jun-Ho percaya bahwa Kim Woo-Bin yang brengsek itu memang telah sengaja mengobarkan bendera perang padanya.

Pada saat yang bersamaan, sebuah mobil datang, menepi tak jauh dari pemantauan Jun-Ho dari balik jendela. Dengan sabar ia menanti. Dengan segala pikiran buruk ia menunggu. Sampai akhirnya ia menarik kesimpulan dari sebuah adegan yang ditangkap samar-samar.

Itulah awal kehancuran hidupnya dimulai.

Amarahnya meluap semakin menjadi-jadi. Memungut tongkat golf dari dalam tasnya, dengan langkah lebar Jun-Ho keluar dari rumah menyongsong mobil merah itu. Mengayunkan tongkatnya pada kaca depan mobil berulang kali agar sejoli yang berciuman di dalamnya segera sadar akan beratnya petaka setelah ini.

Gadis itu yang pertama kali keluar membuka pintu dan meneriakkan namanya.

"Brengsek!!" geramnya begitu pintu kemudi terbuka dan Woo-Bin muncul keluar. Tongkat golfnya seketika ia lempar sembarangan sebelum kepalan tangannya yang kokoh menghantam rahang lelaki itu satu kali hingga ia jatuh terduduk. "Apa yang kau rencanakan sebenarnya?!!"

Mengusap rahangnya yang berdenyut seolah hampir pecah, Woo-Bin terkekeh pelan. "Ingin merebutnya darimu. Ada apa? Masalah?"

Amarahnya semakin tak terkendali melebihi puncak. Akal sehatnya terkikis digantikan oleh pekatnya murka dalam dadanya. Jun-Ho memaki, menarik kerah bajunya, kembali melayangkan beberapa pukulan ke wajah dan tendangan ke perutnya yang seketika mendorong lelaki itu beberapa meter dari tempatnya semula.

Seolah amarahnya belum tuntas terselesaikan, Jun-Ho kembali memungut tongkatnya, hendak memukul kepala Woo-Bin dengan benda itu yang serta merta langkahnya didorong oleh tenaga yang sama besarnya, hingga langkah Jun-Ho terhuyung ke belakang.

Limerence : Tune In For Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang