50. Healing Time

1K 159 139
                                    

Playlist : Akmu ~ How Can i Love The Breakheart

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Playlist : Akmu ~ How Can i Love The Breakheart. You're the one i love

Aku sengaja mengambil beberapa langkah mundur
Untuk melihatmu berjalan tanpaku
Ada kekosongan di sampingmu
Setelah jalan kelabu itu, kau pun menoleh ke belakang

Di saat itu juga aku tahu...
Bahwa aku tidak pernah bisa meninggalkanmu..

🌺🌺🌺🌺

"Memangnya kau sudah siap menghadapinya lagi?"

Misu mengangguk seraya memasukkan baju-bajunya ke dalam koper. "Satu bulan adalah waktu yang cukup untukku dan untuknya saling berpikir. Aku tak bisa menunggu lebih lama dan jauh dari dia, Kitty. Aku merindukannya. Di lain sisi kau juga tidak bisa terus membohongi Ibu kalau aku dan Jun-Ho tengah berpergian berdua. Aku tidak bisa terus bersembunyi di sini."

Junni menghela napas kemudian mengangguk paham. "Baiklah kalau itu sudah jadi keputusanmu. Aku akan berkemas juga." tutupnya sebelum pergi.

Satu bulan tak pernah terasa sepanjang ini meski selama ini Junni telah mengajaknya berlibur ke beberapa tempat demi menghibur dan membuat Misu sejenak lupa akan masalahnya dengan Jun-Ho. Selayaknya ikan yang menggelepar di daratan karena kehabisan napas, Misu kini tahu bagaimana rasa tidak nyamannya. Sesak. Sebanyak apapun udara yang masuk tak akan berarti banyak sebelum Misu kembali bisa melihatnya.

Ditemani Junni, hari itu Misu memutuskan untuk berangkat ke tempat dimana Jun-Ho selama ini melarikan dirinya.

New York.

🌺🌺🌺🌺


Wall street, JH Capital Asset

Bel berdering nyaring tepat pukul empat sebagai tanda bursa saham telah resmi ditutup. Semua orang bertepuk tangan di balik meja kerjanya masing-masing, sementara Lee Woo-Lim masuk ke dalam ruangan membawa toa, berteriak kencang dengan semangat. "You doing great job everybody!!!"

"We did it, sir!" seru mereka kompak.

"Thirty point five million dollar in gross commission... all from penny stocks, boys!! Kita akan makan besar hari ini!! Woohoooo!!" Semua karyawan yang seluruhnya pria di sana bertepuk tangan, bersorai, sampai naik ke atas meja.

Berbeda dengan salah seorang pria yang sedang duduk di meja paling sudut. Dia sama sekali tidak terlihat menikmatinya.

Sebesar apapun kemenangan dan kesenangan yang akan mereka rayakan hari ini, terasa tidak ada artinya karena setelah pikirannya teralih oleh pekerjaan dan ia pulang ke rumah, hatinya tetap hampa. Sebulan ini hidupnya hanya ia curahkan untuk bekerja sampai lelah, tenggelam sedalam-dalamnya dalam rumitnya menghitung strategi, sehingga ia tak perlu merasa tidak bisa tidur di malam harinya.

Limerence : Tune In For Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang