47. The One Who Tries to Crack it Open

851 139 228
                                    

Vote before read

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote before read. Happy reading

🌺🌺🌺🌺


"Kau tahu, kan, betapa berharganya hari itu untukku? Kenapa di saat seperti ini kau malah tidak bisa datang?"

Jun-Ho memeluk gadis yang sejak tadi merengek itu sambil terus berusaha menenangkannya. "Aku benar-benar minta maaf dan menyesal karena rapat M&A-nya yang sudah ditetapkan hari itu sama sekali tidak bisa diganti, Sayang. Maaf atas ketidakmampuanku. Tapi aku bisa berjanji akan datang tepat dihadapanmu bahkan sebelum acaranya berakhir."

"Tidak bisa begitu." Misu masih terisak di dadanya. "Aku sungguh sangat mengharapkanmu hadir menemaniku. Aku merasa seperti bukan siapa-siapa jika tanpa hadirmu di sana."

"Oh, dear... kau tetap bersinar dan mengagumkan dengan atau tanpaku. Jangan risaukan apapun, okay? aku bisa jamin, kau nanti yang akan menjadi pusat perhatian karena besar usahamu selama ini. Bukan karena aku." Jun-Ho mengecup puncak kepalanya lembut lalu meletakkan dagunya di sana. "Sekarang apakah aku bisa meminta pengertianmu sedikit saja? Meski tahu kau sangat kecewa tapi setidaknya kau harus tahu kalau aku akan memperbaikinya.."

Dengan berat hati Misu pun mengangguk meski sebenarnya tidak semudah itu. Dadanya masih sangat sesak dipenuhi oleh kekecewaan atas harapan melambung yang tiba-tiba jatuh. Dia tidak tahu ada apa dengan dirinya tapi yang jelas ia tak pernah sekesal ini pada Jun-Ho.

Pelukan mereka seketika berjarak saat tiba-tiba terdengar bel berbunyi yang dilanjutkan dengan suara input password. Seseorang itu jelas langsung masuk tanpa perlu menunggu dibukakan pintu.

"Dari gelagatnya membobol pintu, itu pasti Ibu. Apa kau ada janji dengannya?"

Misu mengangguk. Menyeka air matanya yang turun yang kemudian ditahan Jun-Ho digantikannya dengan sapu tangan miliknya. "Ibu ingin mengajakku menemui wedding planner kenalannya. Juga ingin menemui Kak Eunja setelah itu untuk membahas pernikahan." Jelasnya dengan wajah masih ditekuk.

Raut Jun-Ho kembali diliputi penyesalan. "Maaf kalau pagi ini pun aku tidak bisa menemani kalian. Aku memang pantas dibenci. Tapi kau hanya boleh melakukannya selama lima menit saja. Jangan lebih."

Gadis itu diam sementara jejak air mata di pipinya telah kering.

"Kau masih kesal padaku?" Jun-Ho berusaha memastikan.

"Tidak."

"Sayang..." sebutnya putus asa. "Aku berjanji akan memperbaiki ketidakhadiranku hari ini. Dan saat peluncuran bukumu besok. Kau--"

Limerence : Tune In For Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang