4. The One Who Little Bit Avaricious

972 135 30
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Lee Jun-Ho POV


I love my job.

Yang kumaksud pekerjaan di sini adalah menjadi pemimpin sebuah bank investment berkembang di California—yang kini sedang kukelola kantor cabang pertamanya di Seoul.

Sebelum merintis perusahaan ini bersama pamanku, keluar masuk perusahaan top di Wall Street sebagai analis junior adalah yang terlebih dahulu kulakoni begitu gelar MBA-ku di Massachusetts kuterima. Bernegosiasi, menyusun akuisisi, merger untuk klien, mengelola due diligence, rancangan kontrak, and so on... Diam-diam aku merindukan segala perjuanganku di sana.

Dari US, aku tumbuh menjadi sosok pemuda pekerja keras yang tak kenal lelah, seolah tidak ada sedikitpun waktu luang untukku memikirkan hal lainnya. Dan rasanya, sudah menjadi hal yang lumrah bagi bankir muda di sana menghabiskan 100 jam kerja perminggunya dengan kondisi tekanan mental dan fisik. Sudah menjadi hal biasa dicaci maki senior, dan klien sampai tak lagi bisa merasakan sakitnya hati jika mengingat itu semua.

Kalau kau menjalani rutinitas seperti itu karena tidak punya alasan lari dari sesuatu, kujamin kau tidak akan mampu bertahan di sana. Karena aku punya alasan, jadi aku sama sekali tidak merasa keberatan dengan segala tindakan 'tidak manusiawi di sana'.

Itu mungkin yang membuatku secara natural menjadi lebih suka bekerja dengan tekanan berat ketimbang pekerjaan yang punya waktu luang untuk bersantai seperti jabatan yang baru saja aku terima secara cuma-cuma ini.

Mulanya aku memang tidak suka, sebelum aku punya satu-satunya alasan yang terus mendorongku agar tetap semangat meluangkan waktu berhargaku bekerja di kantor penerbit kuno milik ibuku itu.

Dia adalah... Kim Mi-Su.

Aku suka bekerja dengannya. Dia sangat ulet, cekatan dan mengerjakan segala pekerjaanku dalam satu waktu tanpa menunggu kuminta. Sepertinya dia paham jika aku lebih banyak sibuk mengamati pergerakan saham ketimbang menekuri sejuta lembar berkas yang harus ku periksa dan kutanda tangani setiap hari itu.


Singkatnya aku suka dia. Mungkin lebih dari itu. Aku sungguh sangat tertarik padanya. Di hari pertama ia bekerja, aku sudah katakan pada HRD untuk menaikkan gajinya 3 kali lipat atas segala kebaikannya. Mungkin bisa akan terus bertambah jika aku jadi pacarnya nanti.

She is really my kinda girl. Dari dulu aku selalu menyukai perempuan yang bersuara jernih seperti itu, dan bisa kupastikan suaranya pasti merdu jika bernyanyi. Sejauh yang kutahu, dia tidak pernah neko-neko dan berlebihan dalam bersikap. In between. Dia selalu menempatkan sesuatu dalam porsi yang pas.

Limerence : Tune In For Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang