38. The Two who Weighing Her Down

1.2K 155 135
                                    

Kim Misu POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kim Misu POV

Wanita itu duduk di sisi wastafel, dengan kedua kaki menggantung dan berayun-ayun, sementara tatapannya tidak lepas mengulitiku.

Saat ini, harusnya aku melangkah mendekatinya untuk cuci tangan, tapi entah kenapa aku takut. Aku memang tidak pernah punya masalah dengannya tapi tetap saja ditatap begitu oleh orang asing cukup membuat tidak nyaman. Apalagi penerangan toilet yang remang-remang, makin menambah ketakutanku.

Saat aku baru hampir beranjak pergi, berusaha tak peduli lagi dengan persoalan cuci tangan, sosok itu menahan langkahku dengan memanggil namaku. “Kim Mi Su-ssi.”

Meski sebelumnya aku sudah memprediksi bakal dipanggil, tetap saja jantungku serasa merosot jatuh ke bawah. Aku terpaksa menghentikan langkah dan balas menatapnya.

Sepertinya dia memang sudah mencari tahu tentangku—entah sebanyak apa. Karena tidak mungkin dia mengandalkan informasi hanya dari pertemuan terakhir kami di depan rumah sakit.

Wajahnya tampak seperti Harley Quinn di film The Suicide Squad saat menyeringai begitu.

“Kau kekasih Jun-Ho?” tanyanya kemudian

Aku mengangguk yakin.

Entah kekuatan dari mana yang membuatku berani menatapnya meski sebenarnya masih ada trauma dalam diriku jika harus menghadapi wanita ini lagi. Ingatan soal dia yang mencium Jun-Ho seketika terputar cepat di pikiranku, membuat kepalaku sontak menggeleng samar berusaha menepikannya.

Aku tidak tahu alasan dia bisa ada di sini. Apakah dia sengaja membuntutiku? Apakah tadi dia sempat melihat aku dan Jun-Ho berciuman?

Bukan main kagetnya aku saat dia tiba-tiba melompat turun dari atas wastafel dan mendarat persis di hadapanku hingga membuat aku otomatis mundur hingga punggungku membentur pintu toilet.

“Kau memang gadis yang manis dan polos. Aku tidak kaget kalau Jun-Ho bisa jatuh cinta padamu semudah itu.” lipstik merah menyala dan wajah pucatnya membuatku bergidik ngeri saat kulihat dari dekat begitu. “Tapi... seharusnya kau tidak sebodoh ini untuk tahu... Kalau kami berdua punya hubungan spesial.”

“Dulunya.” Jawabku berani.

“Sekarang pun.” Dia memotong cepat sambil tersenyum miring.

Aku tidak tahu apa yang sedang dia rencanakan dengan mengatakan itu. Apa dia memang sengaja membuatku kesal?

"Dan kau harus tahu satu hal..." Ujarnya lamat-lamat di telingaku. "Jun-Ho mungkin berada di sisimu.. Tapi kau tidak akan cukup tahu bagaimana perasaan laki-laki itu yang sebenarnya. You might be touch him, his body, but not his heart."

Limerence : Tune In For Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang