tiga.

3K 327 1
                                    

Bell pulang sekolah sudah berdering dari seluruh penjuru kelas beberapa menit yang lalu, Saemi perlahan bangkit dari atas brankar. Sudah satu jam berlalu setelah Saemi merasa mual dan juga pusing, ia hanya bisa berbaring sembari mengoleskan minyak terapi yang telah disediakan di ruang UKS untuk meredahkan rasa pening yang tadinya sempat mendera.

Tak berselang lama saat Saemi bangkit dari asal posisinya yang semula berbaring, Jungwon datang membuka pintu ruang UKS. Laki-laki berlesung pipit itu mengurai langkah menghampiri Saemi sembari membawa sebuah tas yang tak lain adalah milik Saemi.

“Lo sakit apa, Saem?” adalah pertanyaan Jungwon. Wajar jika seorang teman dekat Saemi itu terlihat begitu khawatir dengan keadaan Saemi.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Jungwon, Saemi menggeleng pelan.

Jungwon menghela napas, ia mendengus lirih kepada Saemi, pun lantas ia sodorkan totebag milik gadis Jung itu. “Mau ke dokter? Biar gue yang anterin.”

Saemi mendongak, menatap Jungwon lekat-lekat. Ditariknya kedua sudut bibir tipisnya hingga menerbitkan sebuah senyuman pun Saemi bertutur, “Gausah lebay kamu, aku cuma pusing biasa. Sebentar lagi pasti sembuh.”

Itu semua bohong tentu saja, Saemi berkata seperti itu hanya karena dirinya masih terlalu takut dengan keadaan dan menerima kenyataan jika ia tengah hamil. Apa yang akan terjadi kalau Jungwon tahu ia hamil? Tapi di satu sisi, Saemi rasanya ingin menceritakan segala permasalahannya kepada Jungwon karena hanya Jungwon lah sahabat terdekat Saemi mulai dari mereka sekolah dasar.

Apakah jika Saemi mengatakan kalau ia hamil, Jungwon akan pergi menjauh dan membencinya?

“Saem!” Jungwon menyentak sembari menjetikkan jari tepat dihadapan wajah Saemi. Pun gadis itu mengerjap. "Ngelamunin apa lo?"

Segera setelah pertanyaan tersebut mengudara, Saemi menggelengkan kepala lagi.

.


.



.

Di sepanjang koridor sekolah ketika Saemi dan juga Jungwon melangkah gontai meninggalkan area UKS, sepeninggalnya mereka dari ruangan tersebut, Saemi tak sengaja berpapasan dengan Sunghoon yang tengah melangkah bersama dengan komplotannya. Sunghoon tercekat di tempat, bergeming menatap Saemi dengan wajah datarnya.

Kedua tangan Sunfhoon bergelung rapi di dalam saku celana seragam sekolah. Laki-laki Park itu berkedip sekali, dua kali, tiga kali manakala mendapati wajah Saemi yang terlihat pucat pasi, tetapi ia bungkam dan memilih berlalu begitu saja melewati bahu Saemi.

Tentu Saemi langsung merasa bahwasanya Sunghoon perlahan mulai menjauhinya. Rasanya begitu sesak.

“Si Saemi cantik banget, ya,” desis Jake lirih setelah mereka berada di belakang punggung Jungwon dan juga Saemi. Namun, baik Saemi maupun Jungwon masih bisa mendengarkan aspirasi yang baru saja diutarakan oleh Jake kepada teman-temannya.

Jungwon menepuk pelan bahu Saemi, laki-laki dengan marga Yang tersebut terlihat begitu peduli, sangat malah. “Lo mau sekalian gue anterin pulang?” tawarnya kepada Saemi, namun lagi-lagi gadis cantik bersurai sebahu itu menolaknya dengan alasan tidak mau menyusahkan Jungwon karena Jungwon hanya membawa sepeda ke sekolah.

Kendatipun jarak ke sekolah dan juga rumahnya hanya berkisar lima belas menit, Saemi menempuhnya hanya dengan berjalan kaki saja.

[psh] A Mistake Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang