Tim sad ending or happy ending?
Cis dulu sini yang tim happy ending📸
“Sunghoon...”
Entah bagaimana suara yang teramat sangat lirih itu mampu membangkitkan sepercik afeksi dari hati Sunghoon yang paling dalam. Laki-laki Park itu membuka matanya yang kelam, dan sinarnya berkilat bagaikan api yang membara. Ia menghentikan sejenak aktifitas panasnya kemudian berpaling ke arah belakang dan mendapati Saemi berdiri di ujung tangga dengan tubuh gemetar menahan tangis.
Sunghoon serta-merta mendorong tubuh Hyeji dengan brutal. Merapikan seragamnya yang sudah nampak kusut sana-sini dengan air muka panik. Berbeda dengan Saemi yang masih terpengarah dan menatap nanar akan pemandangan yang tersuguhkan di hadapannya.
“Saemi...” Sunghoon mencicit lirih seraya meneguk saliva yang terasa sangat sulit sebab kerongkongannya terasa begitu sakit luar biasa. Spontan laki-laki itu mengurai langkah menghampiri Saemi dengan tatapan yang sulit diartikan.
“Jangan salah paham. Ini gak seperti apa yang kamu lihat.” tangan Sunghoon hampir berhasil meraih pergelangan tangan Saemi sebelum gadis itu menepisnya dengan kasar.
Saemi berbalik hendak meninggalkan Sunghoon dan menuruni anak tangga dengan langkah cepat. Namun, gerakan tangan Sunghoon terlampau gesit sehingga berhasil membuat tubuh Saemi tertahan di tempat. “Aku bisa jelasin.”
Saemi menggeleng ribut. Dengan sekuat tenaga yang telah dikerahkan, ia berusaha memberontak dengan membabi buta. “Lepasin aku, brengsek!” teriak Saemi parau. Ia sudah total menangis, dan tangisan itu terdengar pilu di telinga Sunghoon.
“Nggak, sebelum kamu dengerin penjelasan aku!”
Sebanyak apapun Sunghoon akan memprakarsai, namun Saemi tetap menggeleng keras sebagai tanda menolak untuk mendengar penjelasan laki-laki itu. Tidak ada yang perlu dijelaskan. Dalam satu kali sentakan, Saemi mampu melepaskan tangan Sunghoon yang menggenggam pergelangan tangannya dengan sangat kuat.
Entah takdir sedang menertawakan Saemi atau tidak, ketidak siapannya tubuh gadis itu saat ia memberontak melepaskan diri justru berujung membawanya pada sebuah insiden yang tak terhindarkan. Pun yang mana sontak membuatnya berteriak keras, beserta kedua matanya yang terbeliak manakala ia dapati tubuhnya terbanting dan berguling-guling dengan begitu hebat di tangga.
“Sunghoon~”
Saemi terbangun dengan tarikan napas yang terengah. Aliran keringat dingin serta-merta merembas keluar dengan sangat deras--bercampur dengan jejak-jejak keringat hasil pergumulan panasnya dengan Sunghoon beberapa waktu yang lalu.
Ruangan terlihat gelap lantaran lampunya dipadamkan. Hanya ada celah cahaya dari jendela yang menjadi satu-satunya penerangan kamar Saemi.
Pukul berapa ini?
Saemi berguling ke samping merubah posisinya menghadap Sunghoon yang tengah memeluknya dari belakang. Laki-laki itu menyerngitkan kening ketika merasakan pergerakan secara tiba-tiba dari tubuh gadis yang berada dalam pelukannya.
“Kamu belum tidur?” Suara Sunghoon bahkan masih terdengar segar. Apakah laki-laki ini tidak tidur?
Gadis itu menggeleng. Ia melayangkan pandangan ke dalam iris kelam milik Sunghoon. Tidak biasanya Saemi terlihat akan menangis dikala menatap netra jelaga laki-laki itu. Sunghoon sendiri dapat melihat dengan jelas binar mata Saemi yang nampak meredup dan tatapannya berubah menjadi sayu saat gadis itu menatapnya dalam kegelapan. Sepersekian detik selanjutnya, Sunghoon terperanjat lantaran mendapati tubuhnya mendadak direngkuh dengan begitu erat. Kepala gadis itu tenggelam di dada Sunghoon yang telanjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[psh] A Mistake Between Us ✓
FanfictionApa yang bisa Sunghoon janjikan di usianya yang baru menginjak tujuh belas tahun ketika ia mendapati Jung Saemi menyerahkan sebuah barang berbentuk compact di hadapannya, serta merta tangan gadis itu bergetar hebat. "A-aku hamil, Sunghoon." warn:...