Warn 🔞+
Tolong di skip plis buat yang belum cukup umur.
Kegiatan mereka berlangsung dengan cepat. Usai mendaratkan sebuah kecupan lama di kening Saemi sebagai penutupan, dengan sangat hati-hati Sunghoon menarik diri dari atas tubuh Saemi dan bergeser ke sebelah gadis itu.
Napas Saemi terasa tercekat manakala mendapati Sunghoon tanpa aba-aba menarik dan mendekap tubuhnya dengan begitu erat dari belakang, merapatkan jarak di antara keduanya, sehingga tanpa celah.
Tidak ada afeksi yang lebih membuat Saemi merasa nyaman dan hangat selain dari pada tangan Sunghoon yang bergerak pelan memberikan usapan lembut di atas permukaan perut buncitnya.
Saemi mengerjap lambat dari balik posisinya membelakangi Sunghoon di atas ranjang. Entah kenapa dengan jarak yang begitu dekat seperti ini mendadak membuat Saemi seolah disengat rasa canggung. Ruangan kamar menjadi senyap dalam beberapa saat. Hanya terdengar suara deru napas yang saling bersahutan dari keduanya.
“Aegi udah tidur kan, ya?”
“Hmm gak tau.”
Saemi bergidik saat Sunghoon memberikan kecupan ringan di lehernya, tangan pucat lelaki itu senantiasa bergerak di atas perut Saemi.
Suara Saemi terdengar bergetar usai mengatakan, "K-kamu ga pulang, Hoon?"
Kepala Sunghoon yang tertanam pada ceruk leher Saemi menggeleng pelan. "Aku di sini nemenin kamu sampe kamu tidur."
Mengangguk sebagai jawaban, Saemi enggan untuk berkomentar. Bibirnya sejurus terkulum skeptis saat sebuah perihal kembali terlintas di dalam benaknya. Saemi lantas meneguk ludah guna membasahi kerongkongan yang terasa tercekat.
"Sunghoon," panggilnya lirih.
"Hmm?"
Saemi menghela napas yang mendadak terasa sangat berat. Dengan ragu-ragu ia bergumam, "A-apa aku perlu tau sesuatu?"
Mendapati pertanyaan Saemi, dahi Sunghoon spontan berkerut dalam. Alis tebalnya menukik selajur sebelum menjawab, "Tentang?"
Saemi memposisikan tubuhnya menyerong ke arah belakang menghadap Sunghoon dan mempertemukan netra mereka ke dalam sebuah tatapan. Ditatapnya manik kelam lelaki itu yang mengerjap bingung lantaran pertanyaannya dibiarkan menggantung tanpa jawaban selama beberapa saat.
"Tentang... K-kamu sama Jay...?"
Sunghoon berkedip. Pertanyaan yang dilontarkan Saemi seakan menekan dadanya hingga membuat detak jantungnya berpacu dengan cepat. Ia tahu apa maksud Saemi, akan tetapi bibir Sunghoon tak kuasa melontarkan argumen apapun untuk menjawab pertanyaan dari gadis itu sepersekian detik yang lalu.
"Kalau kamu gak mau cerita gapapa, kok. Aku gamau ganggu privasi kamu," begitu lanjut Saemi tanpa menunggu jawaban Sunghoon. Ia menyadari adanya kegelisahan yang terbalut dari tatapan lelaki itu yang nampak berkabut.
Sunghoon menghela napas sarkas. "Maaf." Hanya dengan satu kata, namun mampu memberikan Saemi pengertian. Saemi lantas mengangguk maklum, mungkin untuk saat ini Sunghoon masih belum siap untuk bercerita, dan Saemi jelas tidak ingin memperburuk suasana hati Sunghoon.
Saemi menggeleng. Tangannya bergerak menyentuh pipi laki-laki Park itu dan tanpa disangka Sunghoon langsung memejamkan mata. "Gapapa. Kamu gak perlu minta maaf. Maaf udah buat kamu ngerasa gak nyaman atas pertanyaan aku."
Mata kelam itu kembali terbuka bagaikan api yang menyala. Sunghoon dapat merasakan ketakutan yang perlahan mulai menjalar. Apakah jika dengan ia bercerita tentang latar belakang keluarganya, Saemi masih segan untuk menerimanya? Atau bahkan malah sebaliknya? Sunghoon merasa berat untuk bercerita mengenai latar belakang dirinya yang sebenarnya, walaupun Sunghoon sudah berusaha untuk bersikap berbuka kepada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[psh] A Mistake Between Us ✓
FanficApa yang bisa Sunghoon janjikan di usianya yang baru menginjak tujuh belas tahun ketika ia mendapati Jung Saemi menyerahkan sebuah barang berbentuk compact di hadapannya, serta merta tangan gadis itu bergetar hebat. "A-aku hamil, Sunghoon." warn:...